59. Semoga

8.1K 408 20
                                    

Seperti apa yang diucapkannya pada sang ayah, hari ini Bryan bersandar manis di mobil ayahnya. Bryan melihat ayahnya keluar malam itu dengan memakai kemeja hitam dan celana bahan berwarna hitam miliknya. Bryan bisa melihat raut terkejut dari wajah sang ayah ketika melihatnya tengah bersandar di mobil sang ayah.

"Good evening, Dad..." ujar Bryan.

"It's already night Bryan..."

"Aku tahu. Tapi, bukankah kita masih akan keluar?"

Dario mengernyitkan dahinya.

"Aku yang keluar dengan Gael dan beberapa anak buahku, bukan kamu, Ryan."

"Dad sudah berjanji..."

"Tapi, tidak malam ini Ryan."

Bryan menatap ayahnya dengan sebelah alisnya yang sedikit naik.

"Astaga! Kamu masih belum sembuh benar Ryan. Kamu masih sakit!"

"Yang sakit lukaku, Dad. Itu pun sudah setengah kering, kan?"

Dario menghela kecil. Dia mau tidak mau membiarkan Bryan ikut dengannya. Dia dan Bryan duduk di kursi penumpang disusul Gael di kursi depan dan Regis di balik kemudi.

Gael menatap Dario seolah menanyakan kenapa Bryan ikut dengan mereka. Bukan bermaksud tidak sopan tapi, boss yang sudah seperti kakak baginya ini terlalu Gael ketahui sifat dan sikapnya.

"Jangan tanyakan padaku sekarang Gael! Dan Regis cepat jalankan mobilnya!" Ujar Dario sedikit kasar.

Bryan menyandarkan kepalanya pada kursi. Dia duduk dan menatap keluar jendela. Mulai dari hamparan laut, jalan raya, gedung bertingkat dan terakhir area hutan. Bryan sendiri tidak tahu kalau ayahnya atau lebih tepatnya, keluarganya memiliki gudang di hutan seperti ini.

Bryan turun dari mobil itu saat mobil yang dia tumpangi sampai disana. Bryan melihat Mark, Davin dan Kareem ada disana. Ketiga orang itu khusus diberikan sang ayah untuknya. Untuk menjaganya. Lantas, kenapa mereka ada disini bukan di Mansion bersamanya?

"Tuan muda..." panggil Davin dan Mark bersamaan.

Kareem ikut berdiri saat melihat Bryan berjalan menghampiri mereka.

"Bagaimana anda bisa sampai kesini?" Tanya Davin.

"Percayalah, kak, aku benci saat kalian bersikap formal padaku seperti itu. Kalian itu sudah seperti kakakku! Berhentilah bersikap seperti itu!" Ujar Bryan.

Davin dan Mark hanya menunduk. Sedangkan Kareem malah berdiri dengan tegapnya dan menatap Bryan dengan datar. Bryan berdiri di sebelah Kareem dan membisikan sesuatu ke anak itu. Kareem menahan tawanya seketika. Dia berdeham demi meredakan rasa geli di dalam dirinya.

"Ingat! Itu rahasia, Kareem. Kamu tahu itu."

"Ya, tu-"

"Kakak Kareem, jangan ikut-ikutan mereka!"

"Kakak."

Bryan menoleh saat sebuah tepukan mendarat di bahunya.

"Kalian berbicara apa?"

Bryan menggeleng kecil. Dia melirik Kareem dan terkekeh.

"Tidak ada Dad. Hanya menceritakan lelucon saja."

Dario menggindikan bahunya. Dia berjalan memasuki gudang diikuti Bryan di belakangnya. Dan apa yang dilihat bryan di depannya cukup membuat dia terkejut.

"Uncle Zarvel sudah ada disini? Memangnya dia tidak menemani Martin?" Bisik Bryan.

"Martin pasti ada di mobilnya. Noah pasti menjaga Martin saat ini."

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang