120. That's Not Your Fault Dad!

7.4K 461 38
                                    

Note:

Hey guys! Lama banget ya aku g update2...

Maaf ya kakak2 dan teman2. Soalnya belakangan ini agak males buka wp. Bukan karena males ngetik atau apa, tapinya udh keburu cape akibat tugas yg menumpuk. Plus bimbingan sana sini sama dospem. Jadi tiap pulang bawaannya udh g sanggup ngetik...

Maaf banget...🙏🙏🙏

Dan terima kasih atas dukungan kakak2 dan teman2 semua yg masih setia baca lapak ini. 😊😊😊

So, biar gak makin lama kangen sama Bryan dan lima anaknya,

Selamat membaca guys,

................

The Central, Xav Company, Vicel City, Kanzpia,

Bryan sedang duduk di ruangannya dan membahas sebuah perjanjian kerja dengan seorang pengusaha muda. Ya, begitu pendapat Bryan. Pemuda di depannya memang masih cukup muda. Usianya bahkan baru akan menginjak 29 tahun dan dia sudah memiliki bisnis sebesar Caxander maupun jajaran bisnis keluarganya.

"Jadi, cukup basa-basinya, apa yang kau inginkan sebenarnya?" Bryan bertanya pada pemuda itu.

Pemuda itu masih diam dengan mata menatap lurus pada Bryan. Dia menyunggingkan senyuman tipis ke arah Bryan.

"Membicarakan bisnis. Apa lagi memangnya?" Jawab pemuda itu santai.

"Aku tahu kau dan dunia gelapmu itu. Cukup basa-basi dan semua topengmu itu. Apa yang kau inginkan?"

Pemuda itu terkekeh geli. Dia menyelipkan tangannya ke dalam jasnya. Bryan masih menatapnya dengan dalam.

Brak!

Bryan dan pemuda di depannya sedikit terlonjak. Tidak perlu waktu lama sampai seorang gadis kecil berlari dengan seragam sekolah yang masih melekat di badannya. Gadis itu menghentakan kakinya keras-keras dan langsung duduk di pangkuan Bryan.

"Kenapa lagi?" Tanya Bryan seolah melupakan keberadaan sosok pemuda di depannya.

"Aku kesal daddy!"

"Apa yang terjadi, hm?"

"Daddy tahu? Kakak mendiamiku sampai sekarang! Dia tidak mau menjawab panggilanku dan juga tidak mau berbicara padaku! Daddy... aku harus bagaimana?"

Bryan menatap gadis kecilnya yang mulai menangis. Bryan membiarkan anak gadisnya memeluknya erat dan menangis disana.

"Sayang, daddy sedang ada tamu. Kita bicarakan nanti bagaimana?"

Bryan hanya merasakan gelengan kecil di ceruk lehernya. Bryan pasrah. Dia tidak bisa menentang keinginan putrinya. Dengan lembut Bryan mengusap rambut anak yang sudah menginjak usia 14 tahun itu. Bryan bahkan menciumi puncak kepala anak gadisnya.

"Sudah, sayang. Jangan menangis lagi!"

"Tidak bisa daddy.... airmatanya tidak mau berhenti turun.

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang