53. Their Trauma...

9.6K 452 13
                                    

Bryan kembali membuka matanya. Gelap. Itu yang Bryan tahu. Bryan menoleh ke kanan dan ke kiri. Hanya gelap yang dia temui. Bryan berjalan perlahan, setapak demi setapak. Dia melihat cahaya dari kejauhan. Bryan berjalan kesana. Bryan mulai berlari saat cahaya itu semakin dekat dengannya dan ketika dia sampai dia terdiam kaku. Di depan matanya kedua adiknya tergeletak bersimbah darah disusul ibunya yang mengalami hal serupa. Bryan melihat ayahnya disana.

"Dad..." panggil Bryan.

Sang ayah menoleh dan saat itu sebuah pedang menembus badan sang ayah dan tepat di posisi dimana jantung berada. Bryan melihat pedang itu tercabut dan ayahnya menyemburkan darah dari mulutnya begitu juga lukanya.

......

"-an..."

"-yan..."

"Ryan!"

"Bryan!"

"Hah!!" Bryan membuka matanya dan terlonjak kaget disusul rasa perih di perutnya.

"Are you okey?"

Bryan langsung mengalihkan pandangannya ke asal suara. Dengan wajah ling-lung dia melihat ke arah kanannya.

"Ryan?"

Tidak ada jawaban apapun dari Bryan. Bryan masih terlalu kaget. Dia baru tersadar sepenuhnya saat pelukan erat itu dia rasakan juga wangi yang selalu membuat dia merasa aman tercium olehnya.

"Ssshh... it's okey Ryan." Ucap sosok itu.

"D-Dad... a-aku..." ujar Bryan terbata.

"Ssstt... tidak apa. Itu hanya mimpi Ryan. Hanya mimpi..."

"Tapi, Dad... itu-"

"Ssstt... calm down, Ryan. That's just a nightmare. And now, you have to take a deep breath, son."

Bryan menurut. Dia menarik napasnya dalam-dalam. Dia menenangkan dirinya. Sementara sang ayah mengusap leher dan kepalanya dengan perlahan.

"Sudah lebih baik?" Tanya-nya setelah cukup lama berdiam dengan posisi memeluk Bryan.

Bryan mengangguk kecil. Sang ayah melepaskan pelukannya dan menangkup pipi putranya.

"Dad, are you okey?" Tanya Bryan membuat sang ayah terkekeh kecil.

"I'm fine, son. Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu."

"Tapi, tadi aku-"

"Mimpi, Ryan. Itu hanya mimpi buruk." Ujar sang ayah meyakinkannya.

Bryan mengangguk. Dia menyandarkan kepalanya kembali. Dia bermimpi lagi. Sudah lama sekali mimpi seperti itu tidak pernah menghampirinya dan hari ini mimpi itu datang lagi.

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang