Epilogue (Part 1)

8.9K 373 46
                                    

Note:

Up dulu deh. Sembari nungguin eudisium nanti malem. Guys ini aku up segini dulu. Ntr habis eudisium kalau hasilnya memuaskan aku up lagi....

Selamat baca guys...,

.............

"Mom, sudah. Ayo pulang!"

Suara itu membuat Jessica menoleh. Dia menghapus airmatanya dan menatap putra sulungnya.

"Dad akan marah kalau mom masih menangis. Dad meminta kita merelakannya,"

Jessica menatap nisan di depannya dan kembali mengusap nisan itu dengan sayang.

"Mom, ayo!"

Jessica mengangguk. Dia mengusap nisan itu untuk terakhir kali dan mengecupnya dengan sayang sembari berbisik kecil disana. Selesai dengan itu, Jessica ikut beranjak dengan putra sulungnya.

Samuel bisa melihat kesedihan di mata ibunya. Bukan Samuel tidak punya hati, hanya saja, hidup harus terus berjalan. Kejadian rusuh yang dibuat oleh Osman sudah lewat empat bulan. Ibu mereka masih sedih begitu pula keluarga mereka. Samuel pun sama sedihnya dengan sang ibu. Mereka kehilangan. Mobil milik mereka memasuki mansion tempat mereka tinggal.

"Ayo mom!" Ajak Samuel. Dia menuntun ibunya masuk dan mengantar ibunya ke dalam kamarnya.

"Aku ke kamar dulu ya, mom. Mom jangan menangis lagi! Dad akan marah kalau melihat mom menangis lagi,"

Jessica hanya mengangguk. Dia mencium kening Samuel yang sedang berlutut di sisi ranjangnya dengan sayang. Samuel berdiri dan beranjak keluar setelah ibunya sudah merasa lebih baik. Samuel berjalan di lorong mansionnya. Tempat ini dulu selalu ramai dan Samuel selalu menyebutnya rumah. Tapi, sekarang Samuel tidak merasa tempat itu sebagai rumah.

"Kak," panggilan itu membuat Samuel menoleh dan melihat adik-adiknya berdiri di belakangnya.

"Kenapa?"

"Apa mommy tadi kesana lagi?" Tanya Raquel.

Samuel mengangguk. "Kalian istirahat sana. Kakak mau keluar sebentar,"

Raquel memeluk Samuel. Dia menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang kakak.

"Raquel kangen daddy," gumamnya membuat Samuel memejamkan matanya.

"Raquel, daddy... daddy tidak suka melihatmu menangis. Jangan menangis, lil' queen!"

Raquel mengangguk. "Diantara kalian semua. Hanya kakak saja yang memiliki wangi seperti daddy. Kakak sangat mirip dengan daddy,"

"Raquel,"

"Maaf. Tapi, aku benar-benar rindu pada daddy,"

Samuel mengusap punggung adiknya dengan lembut dan perlahan. Dia mengusap airmata Raquel saat anak itu melepaskan pelukannya.

"Kakak berangkat dulu. Jangan pergi terlalu jauh! Dan jangan merepotkan Marvel!"

Raquel mengangguk. Samuel tersenyum kecil. Dia berjalan menuruni tangga dan keluar dengan diantar oleh Kareem. Kareem tahu kemana tuan mudanya akan pergi. Sudah empat bulan dan Samuel selalu datang ke tempat itu setiap harinya secara rutin.

"Kita sudah sampai tuan muda,"

Samuel menoleh dan melihat bagunan besar itu di depannya. "Terima kasih paman,"

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang