101. Pregnant

8.7K 446 14
                                    

"Deal!"

Bryan menyuruh Davin mempersiapkan surat kontrak dengan persentase bagi hasil yang sudah disepakati. Bryan duduk manis di kursinya saat ketiga orang itu beranjak dari kursi mereka.

"Mr. Celoz," panggil Bryan tepat sebelum ketiga orang itu keluar dari ruangannya.

"Tolong beritahu kedua teman anda, bahwa kalian bertiga tidak akan pernah mendapatkan kontrak apapun dengan Xav Company setelah ini,"

Bryan membiarkan ketiga orang itu keluar. Saat mereka sudah keluar. Bryan hanya menghela kecil. Dia menyandarkan punggungnya di kursi itu dengan mata terpejam.

"Kapan kamu pulang Bryan?" Tanya Ares.

"Kemarin malam. Grandpa merusak liburanku,"

"Salahkan mereka yang tidak mau menunggu,"

Bryan hanya diam saja. Dia menenggak air mineral di mejanya dengan cepat. Bryan sedikit melirik ke arah sepupunya. Dia melihat Rex dan Rey nampak sedikit bosan.

"Kenapa kalian?" Tanya Bryan.

"Masih mengantuk," ujar Rey.

"Lalu Rex?"

Rey mengode pada kakak sepupunya itu. Dan Bryan mengangguk paham. Adik sepupunya masih dalam masa berkabung atas kepergian Axella.

"Kau tidak menemani putrimu, Jacob?"

"Dia ada di ruang tunggu. Kau tidak melihatnya?"

Bryan menggeleng kecil. "Suruh masuk saja kalau begitu,"

Jacob mengangguk. Dia keluar dan masuk dengan membawa gadis kecil yang masih balita itu dalam gendongannya. Bryan memang tahu Jacob sangat menyayangi putrinya melebihi apapun di dunia.

Bryan sedikit berbincang ringan dengan keluarganya. Dia juga baru tahu kalau ayahnya tengah berada di Andlesia dan tidak bisa keluar karena salah satu clubnya tengah tertarik oleh masalah narkoba.

"Cari mati saja orang itu," ujar Bryan.

Dia terlalu hafal dengan tindak tanduk ayahnya. Jelas saja dia menggumamkan hal itu. Dia tahu dengan jelas kalau ayahnya akan membunuh orang yang mengusiknya tanpa ragu.

Mata Bryan melirik ke arah ponselnya yang bergetar. Memang ponsel itu dia letakan di atas meja tadi. Melihat nama Keisha disana membuat Bryan langsung menjawab panggilan itu sembari beranjak keluar dari ruangan meeting itu.

"Ada apa, Kei?"

"Nona baru saja memuntahkan sarapannya, tuan muda. Sejak tadi nona tidak bisa memakan apapun. Sarapannya tadi pagi juga kembali keluar tuan,"

"Dimana dia sekarang?"

"Berisitrahat di kamar, tuan. Nona bilang dia akan tidur di kamar saja,"

"Baiklah, tolong jaga dia dulu. Panggilkan saja dokter Marlyn kesana,"

"Baik tuan muda,"

Bryan menutup panggilan itu. Dia segera masuk ke dalam dan mengambil kontrak dengan perusahaan sang ayah.

"Disini sudah tidak ada masalah lagi, kan?" Tanya Bryan.

"Tidak ada," Ares menjawab singkat.

"Baiklah, aku izin pulang dulu Grandpa,"

"Kenapa?"

"Tidak apa-apa"

Lima belas menit membelah jalanan Vicel city, mobil milik Bryan memasuki manor kakeknya. Bryan membuka pintu dan langsung beranjak menuju ke kamar mereka. Disana Marlyn baru saja selesai memeriksa Jessica.

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang