51. Take Care

9K 467 40
                                    

"BRYAN!"

Suara itu menyadarkan Bryan kembali. Setelah tadi dia sudah hampir memejamkan matanya. Bryan kembali tersadar dan membuka matanya. Bryan bisa melihat wajah para pria di seberangnya memucat bagai tidak ada darah disana. Tepukan di wajahnya membuat dia mengalihkan tatapan ke arah orang yang sedang memangku kepalanya.

"You're late Dad..." ujar Bryan pelan.

"Bagian mana dari ucapanku tentang "jangan pernah melemparkan dirimu ke dalam bahaya!" Yang tidak kau mengerti, Ryan?"

Bryan terkekeh kecil dan meringis. Ayahnya membantunya untuk duduk. Dengan badan yang disandarkan di badan sang ayah.

"Kau benar-benar keponakan yang suka membuatku dan paman-pamanmu yang lain terkena serangan jantung Bryan. Aku salut ayahmu tidak gila di usia muda karena ulahmu." Gumam seseorang yang datang dengan perban dan sedang menutup sementara luka di perutnya.

"Ck! Rio look at this!" sang paman mendecak dan memanggil ayahnya.

"Uhukk...uhukk..." Bryan terbatuk kecil.

"Just stay with us, okey?" Ujar sang paman.

Bryan hanya bisa mengangguk kecil saat netra yang menyerupai warna darahnya itu menatapnya. Bahkan dia bisa melihatnya dengan jelas. Warna merah itu semakin gelap. Bryan mengalihkan pandangannya ke arah pria yang berdiri jauh di depannya. Mereka ditahan oleh paman-pamannya yang lain.

"I've told you jerk! He'll come..." ujarnya dengan senyum miringnya.

"Harusnya kalian lari tadi..." ujar Bryan.

Dario mengikuti arah pandang putranya dan itu ke arah pria yang tengah berdiri tepat di seberang Bryan. Daverick selesai membebat sementara luka di perut Bryan.

"Mereka atau hanya dia?" Tanya Dario dengan rahang yang sudah mengetat.

"Mereka Dad, hanya saja- uhukk..uhukk.." Bryan kembali terbatuk.

Dario langsung menyuruh Bryan diam.

"Jaga dia Luce!" Ujar Dario.

Dario berdiri setelah dia yakin putranya berada dalam posisi aman. Bryan melihat mata biru ayahnya menggelap karena marah. Dia yakin ayahnya akan membunuh pria di seberangnya itu.

"Dad..." Bryan memanggil dengan suara seraknya.

"Apa waktu itu Dad menyiksa salah satu dari mereka dan mengatakan padanya kalau Dad akan menyiksa mereka seperti yang Dad laukan pada orang itu jika mereka menyentuhku?" Tanya Bryan.

Daverick terkekeh mendengar ucapan Bryan.

"He did." Jawab Daverick berbarengan dengan Ren, Lean, Nathan dan Aaron.

Bryan terkekeh dan terbatuk. Bryan mulai terengah dirinya merasa sangat lelah sekarang.

"Dad..."

"Apa lagi Bryan?"

"Lima belas menit Dad..." ujar Bryan dengan terengah.

Dario langsung menoleh ke arah Bryan. Dia melihat napas Bryan yang terengah itu ditambah kulit Bryan yang mulai memucat. Dario kembali ke sisi Bryan dan menangkup kedua belah pipi putranya.

"Lima belas menit? Ah tidak empat belas menit empat puluh lima detik, aku akan mengajar mereka dengan cepat Bryan. Jadi, tetap sadar dan lihat bagaimana aku membalas apa yang mereka lakukan padamu, okey?"

Bryan mengangguk kecil. Dario mengecup kening Bryan dengan penuh sayang. Kepala Bryan sendiri sudah pusing sebenarnya. Pukulan kayu balok itu benar-benar menyakitkan.

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang