113. Brothers Talk

7.1K 428 26
                                    

Bryan memejamkan matanya di dalam mobilnya. Dia menundukkan kepalanya dan menempelkan keningnya di kemudi mobil. Ucapan dari dokter Charles terus terngiang di kepalanya. Terlebih jawaban lirih pamannya yang terdengar di telinganya itu.

"Kak, mau sampai kapan kakak keras kepala begini? Ini sudah lewat tiga tahun. Luka kakak harus diobati dengan benar!"

"Biarkan saja, Charles. Biar itu menjadi pengingatku atas kesalahanku meninggalkan ayahku disana saat itu,"

"Uncle Rayzen sendiri yang menyuruh dan memaksa kakak pergi!!"

"Tapi, mereka tidak mengatakan hal itu. Dan mereka benar. Aku tidak membatu ayahku sama sekali,"

"Kak! Kau terluka parah saat itu! Kalau uncle Ray tidak memaksa Zaldy membawamu kesini kau sudah mati kak!"

Daverick mendengus.

"Kak, aku mohon padamu. Menurutlah sedikit padaku, kita obati lukamu itu,"

"Tidak perlu. Kau hanya perlu memberikan obat padaku,"

"Kak, obat itu hanya mengurangi rasa sakitmu!"

"Berikan saja aku obatnya, Charles,"

"Kak...! bukan ini yang uncle Ray inginkan! Uncle Ray tidak menyuruh Zaldy membawamu kesini agar kau mati sia-sia!"

"Berapa lama?"

Charles menghela berat. "Kalau kakak terus seperti ini, aku tidak yakin kakak akan bertahan sampai pernikahan Vannya,"

"Hmm... baiklah,"

"Kak, apa kakak tidak pernah berpikir mereka bisa sangat kehilangan jika hari itu tiba?"

Kekehan sendu itu terdengar dari bibir Daverick.

"Aku bahkan sangat yakin, mereka tidak akan kehilangan, Charles. Itu yang terbaik. Aku hanya perlu bertahan sampai hari itu datang, kan?"

"Kak-"

"Sudahlah. Jika nanti mereka tanya padamu, jangan katakan apapun. Aku tidak mau Rex menyalahkan dirinya sendiri. Dan nanti, kalau mereka tidak juga datang pada hari itu, tolong menangis untukku. Akan aku berikan kau cheque dimuka untuk membayar jasamu menangisiku," ujar Daverick setengah bercanda dengan kekehan lirih dari bibirnya.

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang