98. Bryan's Secret Memory

7.6K 438 22
                                    

"Mommy, kerja di sebuah cafe. Mau kesana?" Tawar Bryan.

Jessica mengangguk kecil. Bryan menggandeng tangan gadisnya dan berjalan menyusuri jalan raya. Dia sesekali menceritakan tentang masa kecilnya yang tidak semuanya menyenangkan.

"Tapi, aku beruntung," ujar Bryan.

"Kenapa?" Jessica bertanya sembari menoleh ke arah Bryan.

"Kalau hari itu aku tidak bertemu Daddy, mungkin mereka sudah melakukan hal yang lebih dari sekedar melempar tas milikku. Lalu, kalau aku tidak bertemu dengan Daddy di depan club-nya. Mungkin saat itu penjaga di club itu akan menampar atau meninjuku,"

Jessica meringis saat mendengar ucapan Bryan. Dia tidak menyangka suaminya pernah menjadi anak yang begitu dibenci oleh semua orang. Langkah kaki Bryan berhenti.

"Sampai kapan kamu mau memandangiku, baby?"

"Hah? Apa?" Jessica menjawab dengan linglung membuat Bryan terkekeh kecil.

"Kita sudah sampai," ujar Bryan.

Jessica menoleh dan baru menyadari kalau mereka memang sudah sampai di depan cafe. Bryan mengajak Jessica masuk ke dalam. Dia tersenyum kecil. Tidak ada yang berubah dari cafe itu. Susunan meja dan semuanya masih sama.

"Hai uncle," sapa Bryan pada seseorang di balik meja kasir.

Pria itu menatap Bryan dengan dahi yang berkerut dalam.

"Uncle lupa padaku? Aku Brian,"

Pria di balik meja kasir itu tertegun sejenak sebelum menampakan raut gembira di wajahnya.

"Oh! Astaga! Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu disini, nak. Kapan kamu datang?"

"Kemarin malam, uncle,"

Pria itu mempersilahkan Bryan duduk. Dia menyuruh pegawainya untuk meng-handle pekerjaan miliknya sebentar.

"Jadi, bagaimana kabarmu?"

"Baik, uncle. Bagaimana dengan uncle dan cafe?"

"Aku baik. Bisnis ini juga baik sejak ayahmu memberikan suntikan dana untuk cafe ini,"

"Suntikan dana?"

"Iya. Apa kamu pikir cafe ini sudah menjadi milik ayahmu?"

"Banyak orang bilang begitu," ujar Bryan.

Jujur saja, Jessica tidak terlalu mengerti apa yang Bryan dan pria di depannya katakan. Dia tidak paham dengan bahasa yang Bryan gunakan.

"Oh, siapa gadis cantik ini?" Tanya pria itu.

"Dia istriku, uncle. Namanya Jessica," ujar Bryan.

"Baby, this is the owner of this cafe, uncle Wayan," ujar Bryan pada Jessica.

"Jessica," ujar Jessica memperkenalkan diri.

"Wayan, cantik," puji Wayan sembari memperkenalkan diri.

"Kalian mau makan sesuatu? Biar aku masakan untuk kalian,"

Bryan menggeleng kecil. Dia memang tidak sedang lapar. Dia hanya ingin bertemu dengan sosok yang pernah memperhatikannya seperti putra pria itu sendiri. Bryan tersenyum dan pamit dengan alasan, Jessica ingin bermain pasir. Pria itu mengangguk kecil.

"Mau kemana lagi, Baby?"

"Entahlah. Aku juga bingung..."

"Aku dengar Daddy selalu mengosongkan pantai barat setiap jam dua siang sampai jam empat sore. Bagaimana kalau kita ke pantai saja?"

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang