New york, FBI Office......
Sudah tiga hari berlalu proses penghapusan data FBI dari ingatan Rizuke. Proses penghapusan yang menggunakan metode hipnotis ini, menimbulkan trauma mendalam oleh orang yang menerapkannya. Tapi ini adalah resiko yang harus dialami oleh seorang agent yang memutuskan untuk berhenti. Demi kerahasiaan organisasi.
“AARRRRGGGGHHHHHHH.....!!! STOP IT!! PLEASE!! STOP IT !! DONT KILL HIM!! PLEASE !!..... HUUUAAAARRRGHHH” teriak seorang pria yang terbaring di sebuah ranjang dengan tangan dan kaki dirantai masing-masing oleh sisi ranjang. Ia meronta-ronta dan menjerit-jerit dengan mata tertutup.
“ R, you must delete this memories if you want to free from the painfull. You can do it. Please hold out” seseorang yang lain yang duduk disamping ranjang itu. Ia seorang psikiater yang bertugas mendelete memori rizuke.
“ ARRGHHHH!!! HUAAARRGHHH!!! HELP ME!! PLEASE SOMEONE HELP ME!!” rizuke kembali berteriak.
Perlahan-lahan rizuke pun kembali tenang. Sepertinya proses penghapusan memorinya telah berakhir. Psikiater itu pun meninggalkan ruangan tersebut setelah menyuntikan cairan IV dan obat penenang agar rizuke dapat beristirahat. Rantai ditangan dan kakinya pun kini telah dilepas. Para petugas pun memindahkan rizuke yang masih lemah tak berdaya itu kesebuah ruangan yang lebih layak dari sebelumnya. Ia diistirahatkan disana.
“ baiklah, biarkan ia istirahat, besok ia akan memulihkan ingatannya yang rusak. Tetap awasi dia. Kita tidak tau hal apa yang akan terjadi saat ia sadar nanti.” Pesan seseorang kepada petugas itu.
Dua hari kemudian....
Dua hari telah berlalu sejak penyiksaan pikiran yang harus dijalani oleh Rizuke untuk menghapus seluruh ingatannya tentang FBI. Ada alasan dibalik ia memutuskan semua ini. Ia sadar keputusannya adalah salah. Ia hanya ingin melarikan diri dari kenyataan. Dari kesalahan yang pernah ia lakukan. Ia tidak sanggup mengakui dirinya sebgai seorang agent. Hatinya terlalu lemah untuk menghadapi kenyataaan yang menghantuinya beberapa minggu terakhir. Jujur, ia sangat mengagumi sahabat terbaiknya, Naomi. Naomi memiliki hati yang kuat dan mampu bertahan diatas kerasnya hidup selama ini. Mungkin banyak orang yang berpikir bahwa kehidupan Naomi sangat beruntung. Memiliki keluarga lengkap yang sangat menyayanginya, sahabat sekaligus pelindungnya yang selalu setia disampingnya, wajah cantik, pintar dan kaya raya. Ia terlalu sempurna dalam kehidupan ini. Tapi itu semua tak sebanding dengan penderitaan yang ia pendam selama 10 tahun terakhir. Hal inilah yang membuat Rizuke memutuskan untuk menghapus semua impiannya, melepaskan cinta pertamanya dan memulai kehidupan baru yang mungkin ia rasakan dalam sepi.
Kini ia sedang terbaring dalam sebuah ruangan serba putih, dengan pergelangan tangan terpasang cairan infus. Ia menerawang keadaan sekitar, tidak ada siapapun disini. Hanya ia sendiri dalam kebingungan. Satu nama yang langsung terlintas dalam pikirannya. Naomi. dimana naomi sekarang? Dan kenapa ia sendiri disini? Masih banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan namun ia sadar tidak ada seorangpun yang biasa menjawab pertanyaannya saat ini. Lamunannya buyar saat ia mendengar suara derit pintu. Seorang dengan pakaian serba hitam seperti seorang gangster memasuki ruangannya. Sudah pasti ia tidak mengenal orang tersebut.
“ bagaimana perasaanmu sekarang? Ah, kau pasti bingung dengan kondisimu saat ini. Kau tidak perlu bertanya padaku, karena aku tidak punya alasan untuk menjelaskan detailnya padamu, karena semua ini adalah keputusanmu. Walaupun aku sangat kecewa dengan keputusanmu itu.” Jelas sosok dengan stelan hitam itu. Ia itu terlihat seumuran dengan rizuke. Mungkin mereka rekan kerja,tapi rizuke sama sekali tidak mengenalnya, ah bukan. Lebih tepatnya rizuke tidak mengingatnya.
“ aku kemari hanya melaksanakan tugas sesuai permintaanmu, kapten. Ah, mungkin mulai sekarang aku tidak akan memanggilmu kapten lagi.” wanita berstelan itu mendesahkan nafasnya berat. Seperti ia sangat kecewa dengan keputusan pria dihadapannya ini. “ aku ingin mengembalikan ini. Aku tidak tau apa isinya, mungkin didalamnya bisa menjawab semua pertanyaan yang ingin kau tanyakan saat ini. Kau hanya berpesan padaku untuk memberikan ini saat kau sudah melewati proses itu. Rizuke, kau harus ingat. Aku berharap kau tak pernah menyesal dengan keputusan ini. Jadilah seperti manusia pada umumnya. Tidak ada diantara kami yang menyalahkanmu. Semua ini takdir dan keinginannya, jika kau melakukan hal bodoh, maka aku orang pertama yang akan mengutukmu. Kau harus ingat itu. Sayonara....” wanita itu meninggalkan rizuke yang masih manatap punggungnya dengan raut wajah bingung.Kau sudah melakukan hal yang benar rizuke, walau akhirnya jalan menjadi pengecut yang kau ambil untuk mengakhirinya.
Kini pandangan rizuke terfokus pada sebuah flashdisk 16 giga byte yang berada dalam gengamannya. Ia melepas infus ditangannya dan pergi meninggalkan ruangan itu. Memutuskan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.
♣♣♣
Sinar mentari mulai menampakan wajahnya. Suara alarm menyadarkan naomi dalam tidurnya. Ia terkejut saat menyadari tangan seseorang melingkar dipinggangnya. Ia tersentak. Mencoba mengumpulkan kesadarannya, ,mencerna semua yang sedang terjadi. Ia melihat tubuhnya masih dengan pakaian lengkap sama dengan pakaian terkahir yang ia pakai. Ia memutar tubuhnya untuk memandang siapa pemilik tangan lancang ini. Donghae. Lee donghae yang saat ini sedang mendekapnya. Naomi berusaha melepaskan diri dari dekapan donghae, langsung melesat menuju kamar mandi. Ia bersiap untuk rutinitas paginya yaitu jogging. Ia tak ambil pusing dengan kondisinya saat ini. Ia tidak peduli. Semalam hanya party. Mungkin saja ia hanya kelelahan dan donghae terpaksa tidur dikamarnya karena tak ingin dicurigai member super junior.
“what this is ? why? My home be ...... arrgh they are trouble maker!!” emosi naomi melonjak saat ia melihat rumahnya seperti habis terkena gempa lokal. Sampah makanan, botol soju dan kaleng bir bertebaran. Gitar kesayangan Rizuke terletak sembarangan. Hal itu yang menambah tekanan darah naomi meningkat. Ia membatalkan niatnya untuk jogging dan memutuskan untuk memeriksa CCTV untuk mengetahui kejadian semalam.
“ ini... tidak mungkin, aku sudah... arrgh!!” ia terkejut melihat hal yang terjadi semalam. Hal yang paling memalukan selama hidupnya. Ia segera menghapus rekaman CCTV tersebut, dan bertingkah seolah-olah tidak ingat apapun.
Naomi kembali menuju ruang bersantai tempat mereka. Ia memijat pelipisnnya. Stress. Kata itu yang sedang dialaminya. Ia masih bingung, apa penyebab dirinya bisa seperti itu. Menjadi bukan dirinya. Lebih tepatnya menjadi gila. Semua anggota super junior melihatnya, terutama donghae. Dia pasti akan menggunakan kesempatan ini untuk membulinya. Naomi memtuskan pura-pura tidak ingat kejadian semalam. Ia kembali kekamar untuk membangunkan donghae. Donghae harus bertanggung jawab atas kekacauan yang dialaminya.
“ Ya! Ireona! Palli ireona!. Ya napeun sekki! Kau apakan rumahku? Cepat kau bereskan ! atau aku –“
“ arraseo ! arraseo, aku bangun. Tidak bisakah kau membangunkanku tanpa mengumpat ?” dongha terbangun dan mengusap wajahnya. Ia menatap naomi yang kini berdiri disamping ranjang yang juga menatapnya dengan tatapan datar. Seulas senyuman manis terukir diwajah donghae saat menatap wajah cantik naomi. kini ia sadar bahwa ia kembali merasakan perasaan itu. Tidak, perasaan ini berbeda. Terasa lebih halus, hangat dan menenangkan. Jantungnya berdetak tak karuan saat ini. Perasaan ini membuatnya bahagia. Yup! Donghae jatuh cinta dengan naomi, gadis yang akan menjadi istrinya dua minggu lagi.
Trittt....trrittt.....
Lamunan donghae terhenti saat ponselnya berdering. Ia terkejut melihat tulisan yang tertera diponselnya. Eomma. Ibunya menelpon.
“ yeoboseyo, eomma....”
“ mworago? Eomma mau ke seoul?”
“ ketemu calon istriku ?”
Donghae melirik naomi dengan wajah cemas. Naomi hanya membalas dengan wajah datarnya. Panggilan diputuskan sepihak oleh eommanya.
“ wae? Kenapa kau melihatku? Kau buat kekacauan lagi ?” selidik naomi.
“ eomma, uri eomma.... dia mau bertemu denganmu sekarang, dia dalam perjalanan kemari dari mokkpo. Satu jam lagi ia akan tiba” jelas donghae takut-takut.
“ aah, neo eomma, oke sekarang kau sudah paham kondisinya, rumah ku kacau karena pesta gilamu semalam. Kau urus sendiri” naomi hendak meninggalkannya namun dengan cepat donghae bangkit dan mendekapnya dari belakang.
“ lebih baik kau lepaskan sekarang sebelum kau menyesal, karena aku---“
“aku menyukaimu, ani, aku mencintaimu naomi ! aku mencintaimu irie naomi” sergah donghae dengan cepat. Ia tak mampu menahan perasaannya.
“hahaha, aku tidak peduli.” Balas naomi dengan nada dinginnya.
“ aku tahu kau bisa mendengar suara detak jantungku saat ini.” Donghae memutar tubuh naomi dan memeluknya kembali dengan erat seakan tak ingin melepaskannya saat ini. Ia ingin naomi mendengar peperangan jantungnya saat ini. Kejadian semalam membuatnya ingat bahwa naomi lah cinta pertamanya sebelum park min young
Donghae mulai melepaskan dekapannya dan menatap naomi lekat-lekat. Tatapan itu tulus. Naomi pasti bisa menilai kejujuran dari tatapan itu. Naomi mengalunkan tangannya di leher donghae dan berusaha menjangkau wajah donghae. Donghae hanya terdiam mematung hingga ia merasakan sesuatu yang lembut dan manis mendarat dibibir tipisnya. Naomi menciumnya dengan lembut tanpa ada pergerakkan. Donghae yang pertama sangat terkejut, perlahan memejamkan matanya dan menikmati sentuhan hangat dari naomi. perlahan naomi menjauhkan wajahnya.
“cih, sepertinya kau begitu mencintaiku, heh. Pantas saja kau mudah dipermainkan. Dasar pria lemah tak berguna” naomi meninggalkan donghae yang masih mematung berusaha mengumpulkan nyawanya yang nyaris melayang akibat tindakkan naomi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
We must Married (Lee Donghae) COMPLETE
RomanceCerita ini sudah complete Kisah pernikahan yang terjadi akibat kecerobohan Lee donghae super junior dengan seorang Dokter muda berasal dari jepang yang juga sebagai pewaris perusahaan game terbesar didunia yang bernama Naomi