Benar-benar akan retak...?

360 17 0
                                    





Donghae membawa nampan yang berisi bubur dan susu strowberry untuk naomi. sedari tadi belum ada makanan yang masuk kedalam perut wanita itu. Ini juga sudah lewat dari jam makan siang.

“yeobo, bangunlah. Kamu harus makan dulu, nanti kamu bisa lanjutkan istirahatmu” bisik donghae di telinga istri dengan lembut. Naomi mengeliatkan tubuhnya. Rasa sakitnya sudah sedikit berkurang karena tidur.

“eoh! Oppa? Sudah berapa lama aku tidur? Kenapa oppa masih dirumah? Oppa tidak kerja? Bukankah jadwal oppa hummfft” perkataan naomi terhenti saat bibirnya dibungkam oleh bibir donghae.

Tubuh naomi menegang, rasa takut itu kembali datang, namun donghae melakukannya dengan lembut. Sangat lembut, membuat rasa takut itu perlahan terkikiskan.

“bagaimana bisa aku pergi meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini karena ulahku?” donghae menghelus lembut pipi naomi sambil menatap wanita itu dengan khwatir.

“sekarang, kamu harus makan dulu, biar tenagamu bisa kembali pulih.”

Donghae memberikan nampan itu diatas paha naomi. naomi menatap bubur itu, entah kenapa ia merasa jijik melihat makanan lembek itu. Padahal setiap donghae membuat bubur, ia pasti melahapnya dengan semangat. Tapi entah kenapa ia merasa tidak nyaman dengan bubur dihadapannya.

“maafkan aku oppa, tapi aku sedang tidak ingin memakan bubur. Aku mau makan nasi dengan sup ayam.” Kata naomi pelan, takut donghae marah karena pria itu telah lelah memasak untuknya namun ia tak mau memakannya.

“benarkah? Syukurlah aku juga memasak sup ayam. Akan aku panaskan untukmu. Mau makan disini atau di meja makan?” tanya donghae semangat. Ia senang karena istrinya tidak takut lagi dengannya.

“aku mau makan bersama oppa” jawab naomi sambil menggenggam tangan donghae. Donghae tersenyum dan mengecup kening naomi.

“arraseo, aku bantu memasang pakaianmu, baru kita makan bersama” donghae bangkit dan berjalan menuju closetroom dan memilih pakaian hangat untuk istrinya.




Donghae menggendong naomi menuju meja makan. Naomi terus tersenyum memandang punggung suaminya yang sedang sibuk berkutat dengan sup ayam didapur. Donghae tidak mengizinkannya membantu dan menyuruhnya cukup duduk dan memperhatikan dirinya memanaskan sup itu.

“cah, makanannya sudah siap bidadariku” kata donghae sambil membawa sup ke meja makan. Naomi menatap sup itu dengan sumringah. Entah kenapa, sup itu sangat luar biasa dimatanya saat ini.

“oppa, aku mau disuapkan” pinta naomi dengan nada manja. Donghae memandang bingung istrinya yang tiba-tiba manja. Refleks ia meletakkan punggung tangannya ke dahi naomi untuk memeriksa suhu tubuh gadis itu.

“aku tidak demam oppa. Aku mau disuapkan. Kalau oppa tidak mau, aku tidak mau makan” kata naomi sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

Donghae yang melihat istrinya yang tiba-tiba menjadi menggemaskan hanya bisa terkekeh pelan dan menuruti keinginan naomi.













Naomi terlihat sangat kelaparan. Ia bahkan menghabiskan satu ekor sup ayam. Entah sudah berapa kali ia meminta tambahan nasi. Donghae hanya bisa menggelengkan kepala melihat betapa rakusnya istrinya saat ini.

“waah, kenyangnya. Sup buatan oppa memang yang terbaik” kata naomi sambil mengacungkan jempolnya memuji masakan donghae.

“oh iya oppa, apa aku boleh bertanya sesuatu?” tanya naomi tiba-tiba.

Donghae yakin, pasti naomi ingin mempertanyakan sikapnya semalam. Donghae menghentikan aktivitasnya mencuci piring dan diam sesaat.

“oppa? Jika oppa ada masalah, oppa bisa cerita padaku” kata naomi lagi karena donghae tidak menjawab perkataannya.

We must Married  (Lee Donghae) COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang