Selama seminggu itu pula, naomi dan rizuke mencoba memperbaiki hubungan mereka berdua yang sempat renggang.
Naomi perlahan sudah mulai berlatih belajar piano. Namun tetap saja ia masih belum bisa menghilangkan traumanya.
Donghae yang melihat istrinya yang selalu tersiksa setiap bermain piano kini mulai merasa menyesal karena telah memaksa istrinya untuk kembali bermain.
Namun rizuke tetap keras pada pendiriannya bahwa naomi harus tetap terus bermain demi kebaikannya.
Seperti malam ini, naomi mulai mencoba memainkan salah satu karya mozart. Lagu ini sebenarnya sudah sangat melekat dikepalanya.
Bahkan ia bisa memainkannya dengan mata tertutup jika perlu. namun traumanya membuat ia terhalang untuk menyelesaikan permainan musik klasik itu.
Naomi memejamkan matanya dan mendengarkan speaker yang sedang memplay salah satu karya tersohor miliki musisi mozart itu.
Tangannya bermain diudara seolah-olah mennyentuh tuts piano dalam imajinasinya. Namun saat dipertengahan musik itu berbunyi, naomi membuka matanya dan mulai terpikir sesuatu yang sebenarnya sangat konyol.
Apa aku harus mencobanya?
Pandangan naomi yang kini lurus kepada sebuah piano putih itu teralihkan karena suara derit pintu yang terbuka.
Itu adalah donghae. Tumben sekali hari ini ia pulang cepat, padahal seminggu terakhir ia sering pulang tengah malam bahkan tidak pulang.
“apa kau sedang latihan? Apa aku mengganggu?” tanya donghae ditepi pintu.
“ oppa sudah pulang? Apa kerjamu sudah selesai?” naomi malah berbalik bertanya. Donghae terkekeh mendengar pertanyaan naomi, naomi hanya menatapnya bingung.
“biasanya kau sangat marah jika kau bertanya dan aku menjawabnya dengan pertanyaan pula, sekarang justru dirimu yang melakukannya.” Kata donghae sambil berjalan dan duduk disamping naomi tepat didepan piano putih itu.
“sepertinya kebiasaanmu sudah mulai menjadi kebiasaanku juga karena kita sudah cukup lama tinggal bersama” kata naomi kembali memandang pianonya.
“ kau benar juga, sudah hampir 10 bulan kita menikah. Waktu berjalan begitu cepat.” Kata donghae sambil tersenyum lembut.
Naomi bangkit dari duduknya dan berjalan menuju rak dan mengambil sesuatu. Donghae hanya memandanginya. Ternyata naomi mengambil kain dan handsfree.
Donghae mengerutkan keningnya tidak mengerti, karena mendengarkan musik dengan handsfree atau earphone bukan kebiasaan naomi. Bahkan ia tidak mau menggunakannya karena dapat merusak organ telinga.
Naomi kembali duduk ditempat tadi dan memberikan kain itu kepada donghae. Donghae hanya menerimanya dan masih bingung dengan maksud naomi. Wanita itu memasang handsfree dikedua telinganya dan memplay sebuah musik, yang donghae lihat itu adalah karya mozart.
“bisakah oppa tutup mataku dengan kain itu?” naomi meminta donghae untuk menutup matanya dengan kain itu. Donghae hanya menurutinya.
“ oke sudah pas. Sekarang oppa bisakah rekam permainan pianoku? Aku ingin mencoba sesuatu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
We must Married (Lee Donghae) COMPLETE
RomanceCerita ini sudah complete Kisah pernikahan yang terjadi akibat kecerobohan Lee donghae super junior dengan seorang Dokter muda berasal dari jepang yang juga sebagai pewaris perusahaan game terbesar didunia yang bernama Naomi