Memories of ryeota pt. 3

254 8 0
                                    






“bukan itu maksudku ryeota! Pikirkan dirimu, kau harus kerumah sakit sekarang! Ini operasi yang sudah kau tunggu-tunggu! Ini operasi terakhirmu! Aku mohon, berpikirlah dewasa! Tubuhmu sudah tidak sanggup lagi! Pergilah kerumah sakit, biar aku yang mengurus naomi” paksa rizuke.

Ryeota hanya terdiam, karena tidak mendengar jawaban dari ryeota yang tampak sudah bisa berpikir tenang, rizuke pun pergi meninggalkannya. Ia menyebarang jalan dengan berlari tanpa melihat kiri-kanan, hingga sebuah mobil melaju kearahnya.

BRRUUUUAAAKKK......!!!


Akkhhhh......



“kau baik-baik saja rizuke?”



“RYEOTA!!!”





Rizuke berlari menghampiri ryeota yang tergeletak ditengah jalan. Ryeota menyelamatkan rizuke dari kecelakaan itu. Ia mendorong tubuh rizuke ke pinggir jalan, hingga mobil itu menabrak tubuh ryeota. Mobil itu pergi tanpa bertanggung jawab.



“ryeota! Dengarkan aku ryeota! Jawab aku ryeota! Bertahanlah! Aku mohon bertahanlah! Aku...aku....”

“per-per-pergi-lah, s-se-la-mat....kan akkhhh....naomi...ak-aku baik, uhuk!uhuk! saja” kata ryeota terbata-bata dan batuk darah.

“tidak! Tidak! Aku..aku...kenapa kau melakukan hal bodoh! Tolong! Tolong! Siapapun tolong kami!” teriak rizuke meminta pertolongan, namun saat ini jalanan tempat mereka sangat sepi dan biasa sepi.

Tubuh rizuke gemetar ketakukan sambil memangku tubuh ryeota yang penuh darah. Ini pertama kalinya ia melihat darah seperti ini seumur hidupmya.

“aku bilang pergilah, naomi membutuhkanmu, aku mohon pergilah, aku akan menunggumu. Pergilah, selamatkan dia, lindungi dia dan bahagiakan dia. Aku mohon”rizuke menangis terisak mendengar perkataan ryeota. Ia memeluk erat tubuh lemah ryeota.

Perlahan, ia mengangkat tubuh kurus ryeota ke pinggir jalan. Dengan terpaksa, rizuke meninggalkan ryeota disana.
































Kini mereka telah sampai di sebuah rumah pohon. Tempat ini adalah tempat rahasia naomi, rizuke dan ryeota. Mereka bertiga biasa bermain disini. Hanya mereka bertiga yang tau tempat ini. Bahkan ryeomi tidak mengetahuinya.

Mereka memasuki rumah pohon itu. Tempat itu sangat bersih dan rapi seperti ada yang selalu merawatnya. Rizuke dan naomi tidak pernah ketempat ini semenjak meninggalnya ryeota. Lalu siapa yang merawat tempat ini.

“ryeota memintaku merawat tempat ini. Piano Pink yang dulu kau bakar, aku mengambilnya dari orang tuamu dan menyimpanya disini, aku juga sudah mengecat ulang dan memperbaiki piano itu. Violin hitam ryeota juga masih bagus,  begitu juga gitar putihmu rizuke. Semua barang-barang kenangan kalian juga aku simpan rapi disini.” Jelas sasaki.

“jika aku tidak bertemu dengan ryeota yang tergeletak dipinggir jalan waktu itu, mungkin kalian tidak akan pernah kemari dan tempat ini akan hancur sendiri.” Tambah sasaki. Perkataan sasaki membuat rizuke terkejut.

“jadi kau yang menyelamatkan ryeota waktu itu?” tanya rizuke.

“tidak, karena pada akhirnya bocah keras kepala itu meninggalkan kita. Bahkan menjelang kematiannya, ia masih memikirkan kalian. Ini, rekaman suara terakhir ryeota sebelum ia meninggal, ia memintaku memberikannya kepada kalian bertiga, jika kalian bertiga berkumpul bersama. Dan ini satu lagi, berikan ini pada suamimu naomi. Ini pesan ryeota padaku. Ia memintaku memberikan ini pada suamimu jika kau sudah menikah. Bocah itu sudah memikirkan banyak hal tentang kalian menjelang kematiannya. Baiklah aku harus bersiap-siap untuk acara alumni sekolah. Aku harap peninggalan ryeota tidak mengubah keputusan kalian untuk tetap berpatisipasi dalam acara sekolah.” Sasaki meninggalkan mereka setelah memberikan rekaman suara itu.

We must Married  (Lee Donghae) COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang