We must Married (Lee Donghae) COMPLETE

Jurnal

Donghae dengan telaten menyuapkan makanan kepada naomi. Ia sangat hati-hati karena naomi tidak dapat melihat saat ini karena matanya diperban.

Naomi menerima perlakuan tersebut dengan tangan terbuka, karena memang saat ini dirinya memang tidak bisa melakukan apapun karena tidak bisa melihat.

Kedua orang tua naomi kembali bekerja dan sesekali melihat kondisi putrinya. Bersyukur karena putrinya dirawat di rumah sakit yang sama tempat mereka bekerja sehingga mereka tidak kesulitan untuk memantaunya.

Setelah selesai menyuapkan makan, donghae membersihkan wajah naomi yang sedikit berlepotan karena makan tadi. Ia melakukannya dengan lembut. Dan tentu saja naomi tidak merasa risih, karena suaminya sendiri yang melakukannya.

“ oppa, maaf karena aku merepotkanmu, padahal kau seharusnya sudah ikut latihan dengan member super junior lainnya” kata naomi pelan, dan berhasil membuat donghae menghentikan aktivitas membersihkan wajah istrinya.

“ apa kamu lupa? Kamu itu istri aku, tanggung jawab aku. Kamu itu perioritas aku. Jangan pernah merasa direpotkan oleh suamimu sendiri. Ingat itu” kata donghae dan kembali melanjutkan aktivitasnya.

“ oppa, jika seandainya waktu itu aku memang benar-benar meninggal dan tidak kembali padamu, apa rencana oppa selanjutnya?” tanya naomi penasaran, ia ingin tahu isi pikiran suaminya itu.

Donghae terdiam saat mendengar pertanyaan itu dari naomi. Ia memandang naomi dengan ekspresi tidak suka.

“ kenapa bertanya sesuatu yang tidak pernah terjadi? Aku bahkan tidak ingin mengingat kejadian itu lagi. Aku tidak akan pernah melepaskanmu, apapun yang terjadi! Kamu itu milik aku seorang! Orang tuamu telah mempercayakan aku untuk menjaga kamu” kata donghae dengan penuh penekanan.

“ aku hanya penasaran, apa jika itu terjadi, oppa bisa tetap menjalankan hidup dengan penuh kebahagian dan bisa melepaskanku. Aku tidak ingin kepergianku justru menjadi penderitaan bagi oppa nantinya.” Kata naomi dengan wajah tertunduk. Mungkin saja saat ini ia menangis namun air matanya terisap oleh perban dimatanya.

“ naomi-ya, dengarkan aku. Kamu adalah sumber kebahagiaanku. Jika kamu bahagia, maka aku juga bahagia. Jika meninggalkanku adalah jalan untuk dirimu bahagia, maka aku akan menerimanya walau itu menyakitkan bagiku. Namun aku tidak bisa memaksakan kebersamaan kita jika itu menjadi sumber penderitaanmu. Jika melepasmu adalah satu-satunya jalan terakhir yang bisa aku lakukan untuk membuatmu bahagia, aku akan melakukannya. Tetapi, bisakah kamu memikirkan cara lain untuk bahagia tanpa aku harus melepasmu?” kata donghae sambil menangkupkan kedua tangannya di wajah naomi.

Donghae Mengusap pelan kedua mata yang tertutup perban itu seakan menghapus air mata yang mengalir disana.

Naomi terdiam. Ia hanya diam setelah donghae mengatakan itu. Donghae pun demikian. Ia hanya menatap wajah istrinya. Kemudian naomi membuang nafas beratnya.

“ kebahagiaanku hanya aku yang tahu datangnya dari mana dan bagaimana mencarinya dan seperti apa aku menilainya sebagai suatu yang berharga. Jika kebahagianku adalah kebahagianmu, maka seharusnya oppa tidak perlu merasakan sakit untuk itu, karena rasa sakit oppa juga rasa sakitku. Aku tahu oppa bodoh dan ceroboh, karena itu aku akatakan ini. Jangan pernah melakukan hal yang akan menyakitimu hanya dengan alasan untuk kebahagiaanku. Karena bahagiamu adalah bahagiaku. Ingat itu”

perkataan naomi sontak membuat donghae langsung menarik istrinya kedalam pelukannya. Ia sangat bahagia memiliki istri seperti naomi. Istri yang selalu mengerti dan memahami dirinya.

“ sekarang giliranku yang bertanya” kata donghae sambil kembali ke posisi duduknya.

“ apa alasanmu mencintaiku? Ah bukan itu, maksudku apa yang membuatmu tertarik denganku sehingga mau menikahiku dan akhirnya mencintaiku seperti ini?” tanya donghae karena ia sangat penasaran bagaimana wanita sempurna seperti naomi mencintai dirinya yang hanya seorang idol ini.