Okaeri (selamat datang)

360 19 0
                                    

Seharian ini donghae menemani naomi dirumah sakit. Donghae masih enggan bertanya kepada naomi tentang insiden kapal itu. Ia takut naomi masih trauma dan tidak mau kejiwaannya terganggu.

Bahkan ia tadi terlihat cemas saat naomi bermain piano dan ketakutan seperti itu. Itu pertama kalinya donghae melihat naomi ketakutan dan gemetar seperti itu.

" untuk di acara tadi, terima kasih." Kata naomi yang sedari tadi hanya membaca buku. Dan donghae hanya fokus dengan ponselnya.

" maksudnya?" tanya donghae dan ia menyimpan ponselnya. Ia kira naomi akan terus membaca buku sampai tertidur.

" setelah permainan piano tadi, aku sudah putuskan sampai mati pun tidak akan bermain piano lagi. Aku kira setelah sepuluh tahun, aku sudah bisa melupakan trauma itu. Tapi tetap saja, bayangannya tetap muncul dihadapanku. Aku tidak bisa mendengar suara tuts yang aku mainkan. Aku memang menyedihkan...." kata naomi sambil menunduk.

Tubuhnya bergetar dan kembali menangis. Donghae tidak tahan melihat naomi menangis seperti ini. Ia paham bahwa naomi sangat ingin bermain piano, namun ia tidak bisa. Bahkan psikiater tak dapat menyembuhkannya.

Donghae kembali memeluk lembut tubuh istrinya untuk menenangkannya. Ia tidak tahu kata apa yang dapat menenangkan istrinya. Ia tidak tahu apa keputusan naomi ini benar atau salah. Ia hanya bisa menjadi sandaran untuk naomi.

Pintu rumah sakit terbuka dengan tergesa-gesa. Seorang wanita paruh baya berlari dan langsung memeluk naomi dengan erat. Serta menangis kencang.

Naomi hanya bisa meringis menahan rasa sakit ditubuhnya karena pelukan erat ibunya. Keluarga naomi telah tiba dari jepang.

" naomi-chan! Putriku naomi-chan! Hiks...hiks...hiks...Ya Tuhan putriku masih hidup! Terimakasih Ya Tuhan! Naomi-chan....hiks...hiks..." ibu naomi menangis dalam pelukannya dengan naomi. Ayahnya pun mendekat dan ikut memeluk mereka berdua.

" terima kasih naomi...terima kasih karena masih tetap hidup...terima kasih" kata ayah naomi yang juga ikut menangis dan mengeratkan pelukannya.

"ma-maafkan-ak-aku kaa-san, tou-san! Aku akhh sebenarnya tidak masalah dipeluk, tapi akhh tu-buh-ku masih sakit. Akhh!" kata naomi terbata-bata sambil menahan sakit.

" maafkan kaa-san sayang. Kamu juga jahat! Kenapa tidak mengabari kami kalau kamu masih hidup! Kaa-san hampir gila karena kehilangan dirimu tahu! Apa kamu tidak peduli dengan keluargamu yang mengira kamu sudah meninggal?!" bentak kotoko yang emosi melihat tindakan putrinya itu.

Naomi menarik tangan ibunya dan memeluk ibunya dengan lembut seperti yang ia lakukan pada donghae tadi pagi. Ia menepuk pelan punggung ibunya dan mengelus rambut ibunya.

"gomenne kaa-san, waktu itu aku memang dalam keadaan tidak bisa melakukan apapun, dan hanya bisa menunggu. Kaa-san jangan marah ya, aku masih sakit dan mau diperhatikan oleh kaa-san. Aitakata kaa-san." Kata naomi manja.

Kotoko senang melihat putrinya yang kembali manja padanya. Ia pun melepas pelukan itu agar bisa melihat wajah putrinya lagi. Putrinya terlihat kurus dengan mata kanan diperban.

"Astaga putriku yang malang. Kehidupan kejam seperti apa yang kamu jalani disana nak" kotoko kembali menangis melihat kondisi putrinya yang penuh luka terutama dimatanya.

"Naomi, bagaimana bisa kamu... " perkataan naoki langsung dipotong oleh naomi.

"tou-san! Kaa-san! Tahu tidak, tadi saat pertama aku sampai di korea, aku dan TFMG langsung ketempat acara drama donghae oppa karena ingin memberinya kejutan dihari ulang tahunnya, rencananya setelah itu aku akan kejepang, tapi sepertinya tubuhku minta dirawat dulu. Oh iya, tadi aku bermain piano untuk pertama kalinya setelah 10 tahun."

Naomi bercerita dengan semangat, tetapi ekspresi sedih yang ditunjukan oleh kotoko, naoki, rizuke dan donghae. Naomi paham tatapan itu karena mereka mencemaskan dirinya.

"tapi gomen, sepertinya sampai kapan pun aku tetap tidak bisa melakukannya lagi. Trauma itu masih ada, walau sudah sepuluh tahun. Tapi tidak masalah! Aku sudah lama tidak bermain piano, jadi aku sudah terbiasa tanpa itu. Aku sudah bahagia dengan menjadi dokter seperti ini. Jadi kalian tidak perlu cemas dan merasa bersalah lagi." Naomi tersenyum. Semua menilai itu adalah fake smile.

Maafkan aku naomi, semua ini salahku. Maafkan aku yang masih tetap menjadi pecundang seperti ini. Maafkan aku yang membuatmu kembali mengingat trauma itu. Park nayoung, kau sudah membuat kesalahan besar. Jangan salahkan aku, jika karirmu hancur ditanganku.-batin rizuke.

" sekarang, bagaimana kondisi tubuhmu? Bagaimana sebenarnya kejadian di kapal itu?" tanya rizuke to the point.

Ia paham semua orang diruangan ini penasaran, tetapi tidak ada yang berani bertanya.

"huft, akhirnya ada juga yang bertanya. Aku bingung denganmu oppa, dari tadi pagi hingga malam ini, kenapa kau tidak bertanya lebih dulu? Padahal aku ingin menceritakannya pertama kali padamu." Kata naomi sambil menatap sinis pada donghae.

"itu karena aku takut nanti...."

"ah, sudahlah! Lebih baik begini, aku cukup sekali cerita. Jika ada yang penasaran, kalian ceritakan sendiri. Aku malas berulang-ulang." Ketus naomi. Sifat ketus, dinginnya tetap saja tidak bisa hilang.

We must Married  (Lee Donghae) COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang