Happy Reading!
Pintu dengan kenop usang berkarat itu terbuka dengan keras hingga berbunyi keras mengenai dinding,muncul seorang cowok tinggi sekitar 180 cm, berjaket hitam kulit dengan topi jaket yang menutupi kepalanya,kedua tangannya di dalam saku.Dia Ares.
Ares menghempaskan diri ke atas kasur,ia mendapati beberapa lembar uang dan pakaian di sana.
Pasti Kang Baron. Pikirnya.
Ares menduduki diri di samping kasur,menumpu kedua sikunya ke atas lutut,tangannya menutup sebagian wajahnya.
Seharian ini begitu membuatnya lelah,ia harus melepaskan penat.
Ares merogoh sesuatu di dalam sakunya,mengeluarkan sebuah bungkus rokok dan mengambil sebatang darinya,ia menyalakan korek lalu membakar ujung rokok tersebut,menghisap dengan kuat hingga dadanya sesak.
Satu hal yang harus membuat Ares merokok. Ares harus menenangkan pikirannya dari segala emosi dan hal-hal buruk di kepalanya.
**
Gadis berambut sebahu itu menghentikan larinya dan menetralkan nafasnya yang ngos-ngosan setelah berlari cukup kencang menuju halte bus ini.Dia Ruth.
Ruth menatap jam tangan putihnya.
Pukul 19.16 malam.
Hari sudah malam, dan Ruth tidak menyadari bahwa hari sudah mulai gelap saat dirinya tidur di perpustakaan kota tadi.
Dan lebih sialnya lagi,Ruth lupa membawa hp.
Mampus dah gue.Ruth merutuki diri.
Ia memandang sekelilingnya,ada sebuah jalan berlorong disana!
Ruth memandangnya berbinar lalu dengan cepat melangkah kesana,dan kembali memandang halte bus yang tadi disinggahinya.
Tak ada tanda-tanda bus akan sampai kesana.
Ruth melanjutkan langkah menyusuri lorong dengan sangat mantap,entah apa dia tau atau tidak kemana arah jalan itu.
Hanya tebak-tebakan saja,siapa tahu lorong itu tembus ke rumahnya.
Ruth menggenggam tali tasnya erat,jalan tikus ini sangat sempit,ukurannya hanya 1,5 meter,lampunya remang kekuningan dan sangat sepi.
Suara jangkrik dan beberapa binatang lainnya ikut memecah kesunyian di jalan itu.
Dan beberapa menit berikutnya Ruth di kenai kesialan yang parah lagi.
Muncul dua sosok cowok di depannya dengan tatapan yang tidak enak.
Mengetahui ada hal buruk yang akan terjadi,Ruth memutar arah jalannya ke simpang kanan dengan langkah cepat.
Benar saja,kedua sosok mengerikan itu rupanya sedang berjalan di belakang Ruth dengan langkah yang tak kalah cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...