"Kemana aja kalian?”
“Pantai Anyer yah”
“Ngapain aja?”
“Main air lah yah, ya kali main angin”
“Kenapa sampai nginap?”
“Kemaleman yah, jauh banget ke Anyer”
“Satu kamar?”
“Nggak!” ucap Ruth cepat.
“Res?” Ayah beralih kepada Ares yang sedari tadi diam, wajah ayah lebih sangar dari biasanya.
Ares berdehem singkat. “Ehm, nggak om” jawabnya gugup.
Entah mengapa ia menuruti perkataan Ruth pagi tadi, saat keduanya keluar dari hotel gadis itu menyuruhnya agar tidak bilang kepada ayah bahwa keduanya tidur satu kamar, dan Ares sepertinya menurut saja.
“Beneran?” selidik ayah lagi.
“Iya om” Ares mengangguk samar.
Lagi pula satu kamar pun mereka tidak melakukan hal yang tidak-tidak, bahkan Ares tidak nyenyak karena Ruth yang semalaman mengigau gak jelas.
“Kina bilang tadi pagi dia ngeliat kalian keluar hotel bareng” tutur ayah.
Ruth mengutuk Kina sengit dalam hatinya, darimana lagi gadis sialan itu melihat keduanya.
Perasaan Jakarta tidak sesempit itu tapi mengapa manusia yang bernama Kina selalu ada?
“Salah liat kali” sahut Ares masih meyakinkan ayah.
“Ya sudah, om keluar dulu. Kalau ada apa-apa, ajak Nik” ujar ayah melangkah keluar meninggalkan keduanya yang saat itu duduk di sofa.
“Aku tuh bingung deh sama ayah, suka banget kayaknya ama Nik, apa-apa Nik, ini itu harus ada Nik, jangan-jangan kalo Ray belum lahir, Nik lagi yang dia angkat jadi anak” komentar Ruth.
Ares tertawa kecil. “Bukan anak angkat, tapi menantu” balas Ares.
Ruth mendelik jengkel. “Calon mantu nya kan kamu unch unch!” godanya mencolek Ares.
“Ck, berisik! Aku pulang dulu” tukas Ares menepis colekan Ruth di tangannya.
“Ihh kok kasar sih! Gak suka hmm” serunya sok imut.
“Serah lo deh” ujar Ares malas lalu bangkit berdiri beniat melangkah.
“Ares! Aku gak suka ya kalo kamu ke reset ulang!” serunya tajam.
Ares menoleh bingung. “Maksudnya?”
“Bukan apa-apa kok sayangku” Ruth mendekat riang lantas memeluk lengan Ares.
Lelaki itu hanya menatapnya malas, bingung dengan pikiran gadis ini yang tidak bisa puas melakukan skinship dengannya, skinship seperti memeluknya begini.
“Ntar temenin aku ke toko buku ya?” pintanya mengelus-elus lengan Ares.
“Ck, aku capek mau tidur” tolaknya.
“Sekalian temenin cari gaun resss, bentar lagi ulang tahun aku tau” sungutnya.
“Gaun kamu kan banyak, ngapain beli lagi sih. Ngabis duit aja” komentar Ares.
“Duit ayah kan banyak, aku aja kadang sampe bingung cara ngabisinnya hehe” cengirnya.
Ares hanya geleng-geleng kepala. “Ajak Nik aja, dia gak sibuk”
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...