Tumpukan buku latihan yang dibungkus kertas Koran itu diletakkan Ruth di atas meja Bu Dina.Lalu dengan segera dia keluar dari tempat horror itu.Kantor.Sebenarnya ini udah jam pulang,tapi tadi Bu Dina meminta sedikit bantuan kepada Ruth untuk mengantarkan buku latihan mereka ke kantor.
Mila yang lagi main hp tersadar Ruth keluar.
"Cepat amat Mbak?"komentarnya sewot.
"Gue merasakan aura hitam yang kuat di sekitar sini"kata Ruth memasang tampang mbah dukun.
"Gue merasakan bahwa lo udah mirip kayak Roy Kiyoshi sekarang.." ujar Mila menoyor kepala Ruth.
"Ngaco lo,yuk ah!" ajaknya lagi dan segera meninggalkan kantor itu sebelum Pak Tono yang terkenal seram karena biji matanya yang sebesar bola pingpong itu mengusir mereka dari sana.
"Lo pulang duluan aja ya,gue ada urusan.Ntar kalo bunda nanya,bilang aja Ruth lagi...lagi ke toko buku.Oke?" kata Ruth saat mereka melewati koridor utama.
"Mau kemana sih? Urusan muluk,gue ikut kalo gitu"kata Mila curiga.
"Ada deh lo gak perlu tau.Ya udah gue cabut!" ujar Ruth melangkah meninggalkan Mila.
"Udah dua minggu lo jarang bareng gue lagi Jeng!Gila lo ninggalin gue muluk!"seru Mila.
"Udah deh gak usah bawel,minggu depan gue bareng lo lagi kok.Oke?Bay!"
___
Sebenarnya Ruth membenarkan ucapan Mila barusan,bahkan ini udah lewat dua minggu.Mereka udah jarang bareng,apa-apa pasti Ruth ada alasan.
Hari ini rencananya,Ruth bakal minta nomer hp Ares,kalau gak di kasi ya udah, nyuri.
Segala khayalan Ruth membuyar saat Telolet Om Supir berbunyi keras karena bus yang ia tumpangi berhenti di depan halte bus.Belakangan ini Ruth emang lebih sering naik bus.
Ruth turun dengan buru-buru,lalu melangkah ke kampus Ares yang tidak terlalu jauh dari sini.Mungkin hanya butuh waktu sepuluh menit dari halte yang dia singgahi.
Saat Ruth berniat melangkah masuk ke dalam kampus,beberapa pasang mata memandangnya heran,mungkin heran melihat Ruth yang memakai seragam SMA itu masuk ke sini.
Bodo amatlah,saat Ruth melangkah ke area halaman kampus,tiba-tiba ada seruan.
"Ada apa ini?Reno,Ares sudah!"teriakan itu terdengar cukup nyaring dari samping kampus.
Seketika mata Ruth melebar,bukan cuma Ruth,semua orang yang lagi sibuk sendiri juga bergegas melangkah ke sumber suara.
Ruth ikutan berlari menuju kerumunan orang yang ada di taman kampus.Ruth sampai sesak-sesakan menerobos kerumunan itu.
Astaga!
Ruth mendapati sosok Ares yang bermuka dingin sedang menghajar seseorang yang mungkin tadi di sebut Reno.
Muka Reno udah babak belur,bahkan di samping bibirnya sudah mengalir darah segar.
Ketika Ares berniat mengayunkan kembali tangannya untuk menonjok Reno..
"Ares!"teriak Ruth panik,Ares terhenti dan menoleh ke sumber suara itu.
Ares melihat Ruth di sana yang tampak khawatir setengah mati di sana.
Ares menoleh ke Reno yang udah kewalahan di bawahnya.
Ia berdiri,melangkah menuju Ruth dan meraih tangan Ruth,menariknya pergi dari tempat itu.Reno meraba giginya,untung masih lengkap.
Ares masih menarik tangan Ruth keluar gerbang kampus dan sekarang mereka sudah melangkah di trotoar.
Ares masih diam,sementara Ruth masih sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...