Tok tok tok...tok tok tok..!!
"Res!" Dipo mempercepat ketukan pintunya di depan rumah Ares,wajahnya terlihat panik.
"Woi Res!Buka!" serunya lagi setengah menggedor pintu usang itu dengan sekuat tenaga.
Kemungkinan besarnya Ares sedang tidur,jam segini Ares biasanya hanya tidur dan tidak punya banyak aktivitas.
Padahal sudah jam tiga sore.
Creekk...pintu itu terbuka,memunculkan sosok Ares yang acak-acakan di sana dengan muka-baru-bangun-tidur-nya.Menatap Dipo dengan malas sembari setengah menguap.
"Bagas!" kata Dipo lagi masih setengah panik dan kesal dengan muka Ares yang biasa aja.
"Apaan?" Ares masih menyisir rambutnya ke belakang dengan jarinya,masih menatap Dipo malas.
Oke,kali ini Dipo bakalan mencongkel mata sayu itu.
"Bagas dikeroyok bangsat!" seru Dipo menendang kaki panjang Ares yang selanjutnya langsung tersadar.
Ares menutup pintunya dengan cepat lalu mengikuti langkah Dipo menuju motornya yang ada di teras rumah.Dipo masih terlihat pucat.
"Biar gue yang bawa"kata Ares tak sabaran,Dipo memberinya kunci motor bermata tengkorak itu.
Berikutnya Ares melajukan motor itu dengan kecepatan penuh,mungkin kalau bisa bensinnya keluar-keluar karena kebocoran.Mata Dipo sampai berair kena terpaan angin kuat di belakang.
**
"Ini akibatnya kalau teman lo masih bandel sama gue!" untuk yang ke puluhan kalinya Gerald menendang perut dan dada Bagas yang bajunya sudah basah.
Darah merah yang segar mengalir dari samping bibirnya,anak buah Gerald yang mengerumuninya tertawa sinis.
"Habisin dia!" kata cowok brengsek itu sambil melangkahkan kakinya meninggalkan beberapa anak buahnya untuk menghabisi Bagas yang sudah kewalahan,diikuti kedua temannya di samping.
Keempat orang yang di perintahkan Gerald tadi tertawa mengejek,mereka bersiap-siap untuk mengambil ancang-ancang mau menghabisi Bagas.
Dan...
Bugh!!
Sebuah tendangan keras mendarat di belakang kedua orang ada di tengah.
Ares.
Wajahnya terlihat bengis,guratan-guratan urat menimbul di wajahnya,rahangnya terlihat mengeras dengan gertakan gigi yang kuat.Tangannya mengepal keras,siap menjatuhkan jotosan mentahnya kemana saja.
Dipo melangkah di sampingnya,tak seseram Ares.
"Maju lo" ujarnya tenang dengan aura dingin,tatapannya tidak bersahabat,kepalan tangannya makin mengeras.
Tapi sebelum keempat orang itu menjawab kuis singkatnya tadi,Ares sudah menonjok salah satu dari mereka,menghajarnya habis-habisan sampai dua gigi depannya hilang.
Mungkin,tapi mungkin lebih dari dua gigi.Ketika dua orang yang di belakang ingin mencuri kesempatan untuk menghajar Ares dari sana,kedua tangan mereka langsung di tarik oleh Ares.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...