Ares membuka pintu rumahnya dengan cepat karena hujan di luar ini begitu deras,kalau pintu kelamaan terbuka pasti hujannya masuk sebagian.
Ruth segera masuk sambil menggigil diikuti Ares yang sekalian menutup pintu,dan menguncinya.
Ares mengunci pintu.Menguncinya.Ruth yang menyaksikan kegiatan itu menelan ludah ini benar-benar momen tercanggung baginya.
Beberapa menit kemudian Ares kembali dengan sebuah handuk di tangannya.
Ares melempar handuk itu ke muka Ruth yang sekarang udah pengen ngamuk sambil menganga gak percaya.
“Keringin badan lo” ujarnya setelah melempar handuk.
Ruth hanya mencibir kesal.Sementara Ares melangkah ke kamar mandi,lalu lima menit kemudian dia keluar dengan baju rumahnya.
Ia ke kamar lalu kembali dengan sebuah baju ditangannya.
“Pake ini!" ujarnya sambil melempar baju itu ke wajah Ruth sembarangan.
“Bisa gak sih ngasih perhatian tu lembut-lembut dikit?” komentar Ruth manyun lalu meraih baju yang Ares kasih.
Baju terusan selutut berwarna biru laut,Ruth benar-benar yakin kalau yang dipegangnya ini adalah baju cewek.
Ia mengerutkan kening.Darimana Ares dapat baju yang sefeminin ini dan bagaimana baju ini bisa ada di rumahnya?
“Ini baju siapa? Kok Ares punya baju cewek?” selidiknya sambil menyipitkan mata tajam.
“Gak usah banyak tanya!” kata Ares jengkel.
Ruth yang udah berniat mematahkan tulang lelaki di depannya ini menahan emosi.
Lalu dengan hentakan kuat-kuat dia ke kamar mandi,mengganti baju disana.
Hampir dua puluh menit lamanya Ruth di dalam wc dan sekarang belum keluar-keluar juga.
Ares yang ngerasa gak nyaman itu menggedor gedor pintu wc.
“Lo ngapain di dalam!" serunya sambil menggedor-gedor pintu.
“Bentar!!!”sahut Ruth dari dalam,lalu detik berikutnya dia keluar dengan senyum manja khas buatannya,sambil berputar-putar gak jelas dengan baju terusan dari Ares.
“Ngapain lo” komentar Ares yang hampir muntah itu.
“Cantik banget gue pake baju ini..suka deh” kata Ruth yang gak menghiraukan komentar Ares.
Tiba-tiba hpnya berdering.
Ruth meraih hp itu dan matanya melebar sekaligus menelan ludahnya besar-besar.
Bunda.
Dengan segenap kekuatan yang dia punya,diangkatnya telpon itu.
“Jeng? Halo??"
"Kamu dimana kemana aja?? Astaga kenapa jam segini belum pulang??"
"Kami semua khawatir tau hujan deras banget ini astaga Jeng…” seru bunda di sana dengan cemas.
“Maaf ya bun udah bikin kalian khawatir,aku gapapa tenang aja,aku sekarang di rumah.."
"Di rumah Mila kok"
"Tadi aku jalan sama Mila,nonton konser gitu,karna hujan deras banget jadi aku nginap aja di rumah Mila"
"Gapapa kan bun? Lagian aku juga udah sering nginap disini” ujar Ruth berusaha ngeles,sementara Ares hanya bersandar di kursi tak menghiraukan percakapan palsu itu.
“Di rumah Mila?Kamu gak pulang aja?"
"Nanti bunda telpon supirnya Mila buat anter kamu kalo kamu mau pulang” kata bunda lagi cemas,Ruth berpikir keras. Lalu menoleh ke Ares yang sibuk sendiri di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...