"JANGAN SENTUH-SENTUH PACAR GUE!!!”
Tiba-tiba sebuah teriakan kencang terdengar.
Ares dan semua orang yang ada di situ pun menoleh ke sumber suara.
Terlihat lah dua orang gadis berseragam SMA yang tengah melangkah menuju keempat orang yang menatap kedatangan mereka.
Ruth mempercepat langkahnya dengan wajah panas sepanas mungkin, nafasnya turun naik karena menahan emosi.
Sementara Mila yang ikutan melangkah di sampingnya berusaha menyabarkan sobatnya itu dengan mengelus-elus pundaknya.
Langkah gadis itu pun berhenti tepat di depan mereka.
Kina memandangnya risih dengan tatapan tak suka, Ruth membalas tatapan gadis di depannya itu tanpa takut.
Sementara Ares menghembuskan nafas berat menyaksikan keduanya yang saling menatap itu.
“Jauhin tangan kotor lo sekarang juga” ujar Ruth dingin dengan suara yang berat.
Kina pun dengan terpaksa mengurungkan niatnya untuk menyentuh bibir Ares.
Ruth mengalihkan pandangannya ke Ares, menunggu reaksi lelaki itu yang malah tak berniat bicara.
Wajahnya terlihat biasa saja, seolah sedang menikmati tontonan di bioskop.
“Ohh, jadi ini pacarnya Ares?” balas Kina melipat tangan di dada.
Memperhatikan Ruth dari kepala hingga kaki. Lalu tertawa sinis.
“Kamu seriusan res? Suka sama ABG begini?” sindirnya ke Ares.
Ruth yang tak percaya mendengarnya itu menganga shock.
Ares tak menanggapinya.
“Berani-berani nya lo panggil cowok gue ‘kamu’ ?!” balas Ruth benar-benar emosi.
“Jeng udah jeng, sabar.. sabar..” Mila di sampingnya masih mengelus-elus pundaknya.
Sementara Dipo dan Bagas sibuk menikmati kejadian itu sambil menyantap makanan mereka.
Kina bangkit berdiri dari duduknya, melangkah santai mendekati Ruth yang marah itu.
“Gak pernah diajarin cara sopan santun ya?"
"Masih SMA kelakuannya udah begini” komentarnya mendengus sinis.
“Lo tuh yang harus diajarin tata krama!"
"Ganjen banget pegang-pegang cowok orang!” balas Ruth.
Berusaha tidak menarik rambut cewek gatal di depannya ini.
“Ares belum kasi tau lo ya? Bibirnya memar itu kan karna nyelamatin gue” ujar Kina santai.
Ruth yang sedikit tertegun itu menoleh menatap Ares yang sedang duduk, seolah meminta penjelasan.
Namun Ares tak menggubris tatapannya, lelaki itu malah membuang muka.
Kina yang menyaksikan hal itu semakin tertawa kemenangan dengan sinis.
“Ohh.. Ternyata Ares gak bilang kalau malam itu…”
“Heh kuntilanak! Jangan ngadi-ngadi lo!” potong Mila yang ikutan emosi.
“Kalau gak percaya tanya aja” balas Kina menjentikan jarinya tenang.
Ia menatap kedua gadis di depannya ini dengan tersenyum manis namun isi senyumnya itu benar-benar berbisa.
Kina pun melangkah lalu berhenti sejenak tepat di samping Ruth.
“Gue gak bermaksud jadi pho, tapi.. Ares kayaknya udah terpikat” bisiknya dan berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...