Line

35.8K 3.5K 416
                                    

Satu jam setelah Dipo dan Bagas berkutat dengan ayahnya Ares yang barusan nelpon itu,orang yang ditunggu pun akhirnya datang juga.

Kali ini dengan muka datarnya yang agak berkurang.Ares menutup pintu dengan gerak biasa,meletakkan tasnya ke atas meja dan mendudukkan diri di dekat Bagas dan Dipo yang lagi berpandang bingung.

Ares suwer,gak pernah mengalami dimana dia melihat kedua bangke ini bermuka bego.

"Kenapa lo ?"ujarnya mengejutkan Bagas dan Dipo.Mereka tersentak.

"Kagak.Lagi sama-sama ngayal ketemu Miyabi"celetuk Bagas dengan otak mesumnya,mungkin Dipo udah ketularan dia jadi lebih liar begini.

"Miyabi pantat lu"sahut Dipo menoyor kepalanya kesal.Ares ketawa seperti biasa.

"Res"panggil Dipo ragu,
sedangkan muka Bagas sekarang udah kayak orang pertama kali nonton bioskop dan filmnya horror.

Bagas keliatan khawatir sambil menggigit jarinya konyol.

"Hm"Ares membuka bajunya sambil berdiri,melangkah menuju jendela seperti biasanya.

"Tadi ada yang nelpon ke hp lo"sambung Bagas lagi seolah berhadapan dengan mayat hidup dia.Ares mengangguk tenang,matanya masih memandang keluar jendela yang dingin.

"Ruth?"tanya Ares lagi masih melihat keluar dengan tangan di dada.

"Bapak lo"timpal Dipo.Bagas melirik Dipo,seolah berkata'Mampus lo Po'.

"Dia bilang..."ucapan Bagas terhenti karna sekarang Ares menoleh ke arahnya.

Nah,sekarang lo yang mampus Gas.

Ares menatap kedua sohibnya ini dengan tatapan datar tanpa ekspresi.

Ia melangkah mendekat.

"Apa katanya"ujar Ares dingin,sedingin malam yang di musim salju.

"Dia nanyain dimana rumah lo sekarang,trus dia bilang dia bakal balik ke Indonesia malam ini"kata Dipo udah agak tenang,Bagas yang gak tau apa-apa pun ikutan ngangguk.

"Trus lo kasi tau?"Ares mendudukkan diri di dekat Bagas.

"Ya engga lah,gue masih mau idup kali"kata Dipo kalem.

"Sekarang pertanyaannya buat lo,jelasin ke kita tentang orang tua lo"timpal Bagas dengan nyali yang sangat kuat,mungkin tadi dia barusan minum obat kuat kali dari telur dan madu.

Ares memalingkan muka,rasanya malas membahas tentang hal yang sama sekali gak penting begini,seolah ini cuma persoalan anak SD yang ikutan tawuran anak SMA.

"Res,lo gak perlu cerita kalo emang lo gak punya waktu sekarang"ujar Dipo menepuk pundak Ares yang sekarang menumpu kedua sikunya di atas lutut,kepalanya merunduk sembunyi tertutup oleh rambut berantakannya.Ares terlihat lelah mendengar kabar ini.

"Gue gak pernah punya waktu untuk ngurusin hal-hal gak penting" Ares bangkit berdiri,melangkah ke kamarnya dan bisa terdengar jelas di telinga kedua manusia di depan ini,suara hempasan tubuh Ares ke atas kasur.

Seperti suara barang berat yang gak sengaja jatuh ke sungai.

Dipo dan Bagas saling berpandangan.Gak ada yang bisa mengerti Ares.
Dia sangat misterius.
---

Tok tok tok...

"Permisi Non"terdengar suara pelayan yang mungkin yang biasa orang rumah panggil Mbok Jul.

Pelayan itu sambil mengetuk pintu kamar Ruth.Sekarang udah jam 6 sore,dan Ruth belum sadar kalau sekarang udah jam 6 lewat 1,2,detik sampai dia terbangun.Ketukan pintu itu terdengar lagi.

ANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang