Warning⚠
___
Dering ponsel Kina bergetar untuk yang ketiga kalinya, gadis bersurai panjang yang saat itu sedang mencatok rambutnya terpaksa meraih ponsel itu dari atas meja.
Dua missed call dari Helen.
Ia mengernyitkan dahi bingung, bukan karena apa tapi karena tumben saja si Helen mengonteknya, apalagi sampai menelponnya begini.
Meski keduanya memang memiliki hubungan dekat layaknya kakak dan adik, namun Helen cukup jarang menghubungi Kina, mereka lebih sering berkomunikasi langsung jika Gerald mengajak Kina main ke rumahnya.
Drrttt....
Ponsel yang ia genggam bergetar lagi, memunculkan nama Helen disana memanggilnya.
Kina pun menghela nafas, lalu menerima telpon itu.
"Halo kak?" suara Helen yang terdengar berbeda muncul.
"Iya len, kamu kenapa kok lain gitu suaranya?" balas Kina mendudukkan diri di atas kasur, berfokus pada ponsel di telinganya.
"Kak gawat kak, gawatt!!" suara Helen mulai berubah cemas dan panik.
Kina semakin dibuat berdebar. "Iya len kenapa sih ada apa??" desaknya.
"Kak Kina harus ketemu sama Kak Gerald secepatnya!"
"Hah? Kenapa gitu?"
"Iya kak, sebelum dia ngelakuin hal yang enggak-enggak!"
"Tunggu-tunggu, ini kamu gak lagi becanda kan?"
"Nggak kak sumpah demi Tuhan!"
"Ya udah kamu cerita dulu apa yang sebenarnya terjadi" tenang Kina.
Helen terdengar menghembuskan nafas berat. "Tadi aku barusan dengan Kak Gerald telponan gitu sama temennya"
"Hm, trus??" Kina menunggu.
"Aku nguping pembicaraan mereka, dan katanya... Kak Gerald bakal nyerang Kak Ares!"
Mata Kina melebar sebesarnya, nafasnya mulai menderu tak nyaman mendengar perkataan Helen.
"Kapan?? Dimana?? Siapa aja??" desak Kina berdiri tak tenang.
"Aku gak tau kak, yang jelas kakak harus cepat ngomong sama Kak Gerald supaya dia gak ngelakuin hal gila gini" ujar Helen.
"Aduhh tu anak. Ya udah, kamu coba ngomong sama Gerald, tenangin dia siapa tau aja dia mau denger. Atau kamu laporin ke Tante sama Om"
"Mama sama papa lagi di luar kota kak, dan kalau pun aku nelpon sekarang mereka pasti gak bakal balik, baru semalam berangkat. Aduh gimana kak??" cemas Helen.
"Ok, ntar aku coba bilangin ke Ares dulu, kamu coba tenangin Gerald, bilangin dia kalau aku bakal nemuin dia besok" ujar Kina lagi berusaha tenang.
"Ya udah kak, ntar aku coba ngomong"
"Iya len, hati-hati ya, kakak kamu tempramen" peringat Kina.
"Iya kak, makasih ya. Aku tutup dulu"
Tuut.
Sambungan telpon pun terputus oleh Helen, menyisakan Kina dengan kecemasannya saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...