Ada kejutan, udah siap untuk shock?
Baiklah, selamat membaca!
___
Harum roti panggang buatan Mama Kim seakan menusuk kedua lubang hidung Ayah, pria paruh baya itu baru saja pulang berolahraga sore dan sekarang sedang duduk mengipasi peluhnya.
“Pa, tadi ada telpon dari Ares” ujar Mama sembari membawa senampan roti dengan selai.
“Oh iya? Apa dia bilang?” Ayah menggeser tubuh dan menjumput sehelai roti.
“Dia suruh telpon lagi sih, coba Papa telpon sekarang siapa tau nunggu” Mama menuangkan susu ke dalam dua gelas di depannya.
“Kebiasaan ini anak udah sore baru bangun” komentar Ayah lantas meraih gagang telpon yang ada di atas meja.
“Disana kan baru pagi Pa, gimana sih” celetuk Mama yang juga mengolesi rotinya dengan selai stroberi.
Kedua orang tua ini memang penggemar berat roti panggang plus susu hangat, jadi kapan pun mau pagi, siang, sore atau malam, keduanya tidak absen makan roti.
“Iya ya” jawab ayah sekenanya, menekan nomer acak disana lalu menempelkan telpon tersebut ke telinganya seraya menyesap susu hangat.
Nada tunggu berbunyi panjang, dan beberapa detik berikutnya telpon ayah diangkat.
“Halo Res?” sapa ayah sambil mengunyah makanannya.
“Iya” sahut Ares dari seberang sana, suaranya seperti orang yang baru bangun tidur.
“Ada apa Res? Tumben nelpon”
“Ini alamat kantor yang ayah kirim kemarin hilang, yang di hp juga udah kehapus. Bisa dikirim ulang?”
“Ayah sebut aja ya, kamu tulis di buku. Ayah gak ada pulsa, sekali sms ke Eropa itu mahal”
“Ya udah, sebutin aja”
“Dengar baik-baik nih, kantor pusat Bouygues 32 Avenue Hoche di 8th arrondissement. Kota Paris, Prancis. Ini kamu udah di Paris belum? Jangan bilang nyasar ke Italia lagi”
Ares mendengus kecil. “Udah sampai semalam”
“Tidur dimana?” selidik ayah dengan suara menginterogasi, diikuti mama yang sepertinya juga penasaran dengan jawaban Ares.
“Di kamar” jawab Ares sekenanya.
“Kamar siapa tuh??” celetuk mama menimbrung di samping ayah.
Ares terdengar berdecak malas. “Kamar Ruth”
“Eh??? Res jangan macem-macem ya, bisnis kita sama ayahnya belum sah loh”
“Udah ya, aku mandi dulu”
“Res tunggu dulu, Res jangan tidur satu kamar dulu Res..”
Tuut!
“Astaga anak mu Pa” lirih Mama prihatin.
Sementara Ayah hanya senyam-senyum sendiri sambil meletakkan gagang telponnya.
“Kok malah senyum sih?” komentar Mama sewot.
“Biar aja, dia udah besar, kasian kalau ditahan” jawab Ayah bangga.
“Apanya yang ditahan?!”
“Kangennya astaga, pikiran mama negatif terus”
“Halah alesan aja, ya udah beliin Mama tas baru”
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...