Langit masih belum ada tanda-tanda akan gelap, malah golden hour biasanya memang muncul jam segini di permukaan kota.
Tak bosan-bosannya kisah ini menceritakan aktivitas Ares dan Ruth yang sekarang agak sering berduaan. Mohon maklumi karena pasangan baru.
Mobil yang keduanya gunakan itu belum berhenti setelah melaju dari tempat mereka diklakson dan diusir oleh tukang parkir yang.. Oh percayalah tadi itu sangat memalukan.
Untungnya belum kesorean, masih pukul empat sore dan Ruth sangat bersyukur akan hal itu karna ia bisa berduaan sama Ares sekarang.
“Res” panggilnya masih mengusap-usap kalung pemberian Ares.
“Hm” jawab cowok itu, matanya fokus melihat jalan di depan.
“Ini mobil siapa? Kok Ares bawa mobil?"
"OMG!!! Kok gue baru sadar?! Bego banget!!” serunya mengutuk diri.
Yang baru sadar bahwa mereka sedang di dalam mobil sekarang.
“Mobil Dipo” jawab Ares berbohong.
Entah mengapa ia tak ingin Ruth tahu tentangnya saat itu.
Ruth akhirnya magut-magut mengerti, ia mencoba menatap Ares terus melihat siapa tahu Ares kesambet karena hari ini cowok itu tampak beda, ia tampak lebih sweet dari biasanya.
“Res” katanya lagi, berhati-hati.
“Apa lagi” sahut Ares mulai malas.
“Gue belum tau banyak tentang Ares”
“Trus”
“Ya ceritain semua, semua tentang hidup Ares"
"Tentang gimana Ares kuliah, tinggal sendiri, tentang keluarga…”
“Hah gak pake yang itu” potong Ares secepatnya.
“Ares gak percaya ya sama gue?” tanya Ruth kecewa.
“Percaya” jawab Ares singkat.
“Trus kenapa gak mau cerita?” desak Ruth.
“Belum saatnya lo tau” balas Ares sekenanya.
Ruth hanya menahan rasa kecewanya, namun bagaimana pun ia harus menghargai privasi Ares.
Apalagi manusia itu memang susah ditebak.
“Lo gak gerah ya pake seragam terus?” komentar Ares.
Heran melihat Ruth yang nampak santai-santai saja mengenakan baju putih abu-abunya, mana roknya sedikit seksi lagi.
“Nggak, emang kenapa?” balasnya bertanya.
Ekor mata Ares tak sengaja melirik paha mulus Ruth, secepatnya ia mengalihkan penglihatannya.
Untung iman Ares sekuat baja.
Saat di lampu merah, Ares mengambil sesuatu dari kursi belakang mobil, sebuah sweater.
Lalu ia meletakkan sweater itu begitu saja menutupi rok abu-abu Ruth. Gadis itu kaget.
“Pake tuh” ujarnya acuh tak acuh, lalu kembali menancapkan gas.
“Apa yang harus ditutupin?” tanyanya masih bingung.
“Pikir sendiri” jawab Ares berdehem sok cuek.
Ruth pun terlihat sadar.
“Kenapa? Seksi ya?” godanya sambil mecolek lengan Ares.
Cowok itu masih fokus ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...