Selamat membaca!
___
🎵Play Song : You and I – One Direction🎵
Satu hari sebelumnya…
“Res!!”
“Ares!!”
“Res bangun udah siang!!”
“Res turun dulu!!”
Panggilan ayah terdengar menggelegar memecah keheningan rumah, tentu saja ini rumah ayah karena sejak semalam ayah memintanya untuk sering-sering tidur disini daripada sendiri terus di Imam Bonjol, kasihan kan udah diputusin malah galau terus-menerus dalam kamar.
Sekarang sudah jam dua belas siang, dan Ares masih belum bangun sejak jam enam sore kemarin, jangan tanya mengapa karena Ares memang seorang yang suka tidur.
Kalau ada kompetisi tidur mungkin Ares akan maju paling depan, bangunnya satu hari sehabis lomba.
“Res bangun udah tahun baru nih!!” timpal Tante Kim ikut berteriak.
Ares yang sebenarnya sudah bangun itu hanya menghela nafas sambil bersandar.
Lantas bangkit dari kasur nya sembari mengenakan baju karena seperti kebiasaan laki-laki pada umumnya kalau tidur jarang memakai baju, masih pakai celana juga untungnya.
Ia menuruni tangga sambil setengah menguap dan menyugar rambutnya ke belakang, memang benar-benar hot dan gantengnya bikin ibu-ibu naksir brondong.
Untung saja tidak ada gadis remaja yang tinggal satu rumah dengan mereka, kalau tidak Ares akan diteror setiap malam oleh gadis-gadis itu.
“Ada apa” ujarnya sesampai di ruang tengah, dimana disana ayah dan Mama Kim sudah duduk dengan beberapa cangkir teh.
“Duduk dulu dong, minum dulu” sahut ayah menepuk sofa di sebelahnya yang kosong.
Ares pun melangkah tenang dan mendudukkan diri disana. “Ada apa” ulangnya lagi.
“Ini minum tehnya dulu Nak” mama pun menyuguhkannya secangkir teh.
Ares menyesap tehnya dengan tenang, sementara ayah dan mama sepertinya sedang berbincang tentang sesuatu, Ares pun tidak tahu tentang apa karena keduanya seolah berbincang lewat bisikan.
“Kenapa Yah?” tanya Ares akhirnya, meletakkan gelas tehnya.
Ayah berdehem kalem. “Ayah ada kerjaan di luar negeri, price nya lumayan buat uang jajan kalau kamu mau, buat beli motor juga bisa kalau kamu mau. Mudah kok kerjaannya, paling beberapa hari lah”
“Kenapa harus aku?”
“Ya siapa lagi kan kalau bukan kamu, lagi pula ayah lagi gak bisa terbang kesana-sini karna tekanan ayah akhir-akhir ini naik”
“Kenapa ayah gak bilang aja dulu sama perusahaan, kalau udah sembuh kan baru bisa pergi”
“Namanya juga mendesak Res, mana bisa dilewatin lagi”
Ares menghela nafas tampak berpikir keras. “Dimana?” tanyanya sembari menyesap teh.
Mama dan ayah saling berpandangan lantas tersenyum manis. “Prancis”
“Uhuk!” Aress yang sedang menyesap tehnya itu pun langsung tersedak shock.
“Res?? Kamu gak apa-apa???” ayah ikut menepuk punggungnya dengan heboh.
“Loh Res?? Kok kesedak sih?? Liat mama coba, ini berapa?? Ini berapa Res??” Mama Kim menarik wajahnya agar fokus sambil membentuk dua jari telunjuk dan tengahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...