Warning⚠
17++Sudah satu jam lamanya Dipo dan Bagas keluyuran tak jelas semalaman ini, sekarang kedua lelaki itu dengan terpaksa mendorong motor yang tiba-tiba mogok kehabisan bensin.
"Gara-gara anak dajjal nih" komentar Bagas sewot.
Mengerahkan seluruh tenaga dalamnya untuk mendorong motor agar lebih cepat sampai ke tempat jual bensin.
"Gara-gara lu juga" lanjutnya lagi melirik tajam ke Dipo.
"Yaelah dorong doang, lebay amat sih" balas Dipo risih.
"Si Ares itu malu-malu kalo ada kita, kalo berdua mah mungkin udah agresif" lanjut Dipo jenaka.
"Eh, bener juga. Kira-kira mereka berdua lagi ngapain ya sekarang?" balas Bagas.
Yang disambut tawa membahana dari Dipo.
Keduanya pun sama-sama terbahak membayangkan apa yang sedang Ares dan Ruth lakukan di rumah saat ini, sendirian berdua tanpa gangguan.
"Mogok ya mas?" celetuk sebuah suara dari mobil yang melaju perlahan di samping mereka.
"Menurut lo?" balas Bagas malas.
Dipo menginjak kaki Bagas menegurnya.
"Iya mas, habis bensin" jawab Dipo berusaha ramah.
Pengemudi mobil itu pun turun, seorang cowok putih yang tubuhnya tampak terawat rapi.
"Biar saya bantu beliin bensin" ujarnya.
Lalu berlari mencari warung di sekitar situ.
Sementara Dipo dan Bagas memasang wajah bengong dan saling pandang tak mengerti.
Beberapa saat kemudian cowok itu datang dengan sebotol bensin di tangannya.
"Thanks ya!" kata Dipo menyambut botol itu.
"Nama lo siapa?" tanya Bagas akhirnya.
"Nicole, panggil aja Nik" jawab lelaki yang bernama Nik itu.
Bagas dan Dipo pun magut-magut sambil mengisi bensin.
"Mau malam mingguan ya?" goda Bagas lagi.
"Ah nggak lah, gue malah ditinggal tadi" jawab Nik tersenyum kecut.
"Cewek jaman sekarang emang gitu, gak bisa puas" timpal Dipo.
"Bener. Udah ada yang 3T masih juga kekurangan" lanjut Bagas.
Nik mengerutkan dahi tak mengerti.
"3T ?" tanyanya bingung.
"Iya 3T : Tampan-Tinggi-Tajir. Yang kayak lo gini" sahut Bagas santai.
Dipo dan Nik pun tertawa setengah mati mendengarnya.
"Ya udah gue cabut dulu" ujar Nik akhirnya.
"Oke. Makasih atas bantuan lo" kata Dipo menyengir.
"Santai lah. Oh iya, nama kalian siapa?" tanya Nik sambil memasuki mobil.
"Gue Bagas, Dipo" tunjuk Bagas.
"Ohh, semoga bisa ketemu lagi tahun depan" ujar Nik tersenyum ramah.
"Emang lo bukan orang sini?" tanya Bagas penasaran.
"Gue kuliah di Prancis, jadi gak tinggal disini" jawab Nik lagi.
"Ya udah gue duluan ya" ujarnya lagi.
Di sambut anggukan dari Dipo dan Bagas.
Mobil Nik pun melaju meninggalkan keduanya yang masih takjub.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
أدب المراهقين[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...