Tekan bintang di pojok & komen didoain pahalanya nambah❤
Selamat membaca!!
*
Jarum jam sudah mengarah ke angka 12.05 siang.
Matahari tampak tak kenal ampun memberikan pancaran panasnya ke bumi, hingga semua benda terlihat mengkilau menyilaukan. Damn.
Ruth yang sudah merasa tampil sempurna itu kembali menatap dirinya di cermin untuk yang…Mungkin yang kelima kalinya.
Baju yang ia pilih untuk dipakainya tadi terlihat berserakan dimana-mana, diatas kassur, atas meja, atas lemar, bahkan di depan toilet.
Ia kini mengenakan white mini dress bertali satu, namun dia merasa harus pakai baju kaus untuk dalaman agar bahunya tak terekspos begitu saja.
Jadi, Ruth memadukannya dengan dalaman kaus warna pink. Keduanya nampak serasi karena warnanya benar-benar girly dan cerah.
Ruth terinspirasi dengan pakaian yang Jisoo kenakan di Blackpink House. Kalau penasaran silakan tonton Blackpink House eps.3.
Dirinya sangat bersemangat akan pergi jalan-jalan dengan Ares,omg!!
Walaupun agak sulit di bayangkan bahwa kedua makhluk itu berjalan di tengah teriknya matahari begini.
Setelah siap, Ruth keluar kamar lalu bergegas menuruni tangga dengan kaki telanjangnya sekitar lima detik.
Satu menit kemudian setelah memasang sepatu,gadis itu melanjutkan langkahnya keluar rumah, lalu keluar gerbang.
Ia menelpon taksi untuk menjemputnya di depan kompleks masuk karena taksi tak bisa sembarangan masuk kesini.
Ia kemudian melangkah sambil melompat-lompat kecil menuju depan kompleks sambil menunggu taksi.
Ruth kembali bercermin di ponselnya, ia menghapus sedikit blush yang membuat pipinya tampak sangat merona itu.
Ia mengurai rambutnya yang tadi di catoknya agar bervolume.
*
Ruth memeriksa alamat yang Ares kirimkan ke dia tadi pagi dengan teliti sambil mengamati tempat nya berhenti saat ini.
Sepertinya sudah benar, tinggal berjalan sedikit lagi.
Gadis itu turun dari taksi dan membayar sang supir,lalu taksi pergi meninggalkannya di bawah terik matahari yang tepat diatas kepalanya.
“Ares dimana ya??” tanyanya mengamati sekitarnya yang agak ramai orang, karena sekarang dirinya sedang berada di depan mini market di tepian jalan.
“Gue telpon aja deh” gumamnya lalu menekan nomer Ares di ponselnya.
Terdengar nada tunggu yang panjang disana namun tak diangkat.
Ruth terus mencobanya hingga empat kali sambil terus menghindari sinar matahari dengan tangannya.
Ia menelpon Ares lagi untuk yang kesekian kalinya, dan dua detik berikutnya diangkat.
“Ares!! Ares dimana sih??"
"Ares gak ngirimin alamat palsu kan??” ujarnya curiga.
“Gue disini” jawab Ares yang suaranya terdengar begitu nyata.
“Hah?? Kok gue gak liat???” tanya Ruth menyipitkan mata di depannya.
“Putar balik” ujar Ares lalu memutuskan sambungan telpon.
Ruth mengernyitkan mata lalu membalikkan tubuh dan detik berikutnya ia benar-benar hampir stroke karna saat itu tubuh Ares yang tinggi berada dekat sekali di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...