"Kayak gini kan..."Ia melangkah mendekat
Ares mencium telapak tangannya sendiri,lalu menempelkan telapak tangannya itu ke kening Ruth dengan sedikit keras sampai berbunyi.Plok!
Ruth yang menganga itu shock.
Apa Ares memang sebego ini juga?
Ruth kira bakal dicium beneran.Ish.
***
Ini yang ketujuh kalinya Ruth memeriksa penampilannya di meja rias,padahal janjian sama Ares jam 7 dia udah dandan dari jam 5.Cinta memang sekejam itu.
Ruth menatap dirinya di cermin,masih teringat dengan adegan telapak tangan Ares yang menempel di keningnya tadi.Ares nyebelin banget sih!!!!
AARRGGHH!!!
Ia memakai baju panjang polos berbahan katun berwarna coklat tua,bawahannya pakai celana jeans putih panjang,dilengkapi tas kecil warna hitam.
Sebenarnya tadi Ruth udah gonta-ganti baju sebanyak hampir lima kali,karna selera Ares gak bisa ditebak jadi gadis itu mikirnya Ares mungkin suka yang polos begini,Ares sepertinya memang gak suka yang ribet-ribet.
Tiba-tiba hpnya berdering,Ruth segera meraih hpnya.Ares!
"Halo!!"panggilnya riang.
"Gue di depan"kata Ares seperti biasa.
"Ok tunggu bentar,sepuluh menit!"Ruth menutup telponnya dan segera berlari keluar kamar.
Ia menuruni tangga secepat kilat,kayak anak-anak yang akan dibagi sekotak manisan.Ruth melihat di ruang tamu keluarga masih sepi,karna kebetulan ayah sama bunda belum pulang dari tadi pagi,entahlah kemana Ruth juga gak tau.
Ada Mbak Tina lewat sambil menjinjing sapu melihat Ruth yang buru-buru.
"Mau kemana Non?"tanyanya membuat Ruth menghentikan langkahnya yang cepat.
"Mau...anu mbak..ee...jalan sama..temen.Iya hehe."kata Ruth salah tingkah.
"Oh ya sudah,nanti kalo Nyonya sama-"
"Kalo ayah bunda datang jangan bilang!"potong Ruth secepatnya.
"Plisss..ya mbak jangan ya..kali ini aja..yayayaya?"lanjutnya memelas sebisa mungkin.
"Oh..oke"kata Mbak Tina membentuk hormat dengan jarinya.Ruth menghela nafas lega.
Sesampai di depan gerbang Ruth kembali merapikan rambut,mencium bau keteknya yang siapa tau tiba-tiba bulket karna nervous ketemu Ares.
Pintu gerbang terbuka otomatis,memunculkan sosok Ares yang jangkung disana.
Ruth terpana melihatnya,padahal penampilan Ares persis seperti biasanya,hanya dengan kaus oblong berwarna maroon dan bawahannya jeans hitam,serta jaket kulit yang selalu menutupi lengannya.
Ares menatap Ruth yang sekarang tiba-tiba melangkah dengan malu-malu,Ares yang melihat keanehan itu mengerutkan dahi.Perempuan memang se-sok-imut ini?
"Hai!"kata Ruth riang sambil memamerkan senyuman maut paling ampuh miliknya lalu memeluk lengan Ares yang masih awet di dalam saku jaket dengan gaya pergi sok imut.
"Tau gak??"
"Nggak"
"Tadi kening gue merah tau.."
"Kenapa lo"kata Ares yang bingung menyaksikan kekonyolan Ruth.
"Yuk kita cabut!"seru Ruth gak menghiraukan keillfilan Ares dan menariknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...