"Ares mudah banget kena tipu” gumam Kina menyeringai licik.
Mengingat kembali bahwa Gerald sama sekali tidak pernah berjanji apapun kepadanya, dan benar-benar tidak ada hubungannya dengan permintaan Kina ke Ares untuk menemaninya hadir.
Itu semua hanya akal-akalan Kina saja supaya Gerald cemburu lalu menyerah dan mengubur semua perasaannya, sekaligus anggap saja sebagai bonus Kina bisa berduaan dengan Ares.
“Kamu itu cuma punya aku Res, aku gak bakal bisa punya perasaan ke orang lain selain kamu"
"Dan aku gak akan biarin siapapun ngerebut kamu dari aku” ujarnya lagi dengan percaya diri.
Setelah bercermin dan meminta para pelayannya untuk menata riasannya, Kina keluar dari ruang rias lalu menuju ruang tamu.
Disana sudah ada mami yang sedang duduk menonton televisi.
“Eh anak mama mau kemana cantik banget??” tuturnya takjub menyaksikan penampilan Kina yang super cantik.
Ia mengenakan dress toska selutut tanpa lengan, di padu dengan heels hitam.
“Ke acara ulang tahun Rald” jawabnya yang terus memandang ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh lewat sepuluh menit.
“Trus siapa emang yang jemput?” tanya mami lagi.
“Ares” sahut Kina tersenyum mantap.
Dan membuat maminya menganga tak percaya.
“A-ares?? Anaknya Kim yang jutek itu?? Gak mungkin…” ujarnya masih tidak yakin.
Kina hanya mendengus lalu tersenyum kecil, ia sangat memaklumi ketidakpercayaan mami saat itu, karena tak ada yang dapat percaya jika seorang yang dingin seperti Ares mau meluangkan waktu pergi bersama.
Tepat jam tujuh lewat lima belas menit, suara klakson mobil terdengar diluar.
Kina semakin tersenyum sumringah, ia benar-benar senang karena akhirnya bisa jalan dengan Ares.
“Mi, aku berangkat ya. Dah!” serunya melangkah meninggalkan ruang tamu.
“Have fun sayang!!” balas mami yang masih fokus dengan drakor di depannya.
Akhir-akhir ini drakor memang sudah membuat semua orang buta, terkhusus untuk ibu-ibu rumahan.
Kina mendapati mobil hitam berkilau yang sudah menunggunya di depan gerbang, ia pun masuk dan memandang takjub lelaki di sampingnya itu.
Disana ada Ares yang saat ini mengenakan kemeja putih polos, rambutnya berantakan tak disisir rapi, tatapannya hanya fokus ke depan tanpa menghiraukan Kina yang sudah masuk dan sedari tadi tak berhenti memandangnya.
“Res..” ucapan Kina tergantung begitu saja karena Ares langsung melajukan mobilnya.
Mereka memasuki jalan raya dalam diam, jangan harap Ares akan memulai percakapan duluan, hal itu tidak akan pernah terjadi.
Kina berdehem hati-hati.
“You look good tonight” ujarnya kepada Ares.
Lelaki itu hanya menyetir tanpa berniat bicara.
“Makasih ya res, kamu udah…”
“Ini bukan demi lo, gue ngelakuin ini karna terpaksa” potong Ares dingin.
Membuat Kina menundukkan kepala bersedih.
“Aku tau res, ini juga udah berarti banget kok buat aku” ujar Kina tersenyum kecut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...