"Apa??!!" pekik Mila heboh sambil melebarkan mulut dan mata nya, sehingga beberapa orang menoleh ke arahnya dengan heran.
"Sssttt!!" balas Ruth dengan kesal sembari membungkam mulut Mila dengan telapak tangannya.
Mila segera menepis tangan Ruth dari mulutnya cepat.
"Apa lo bilang?? J-j-j... Hhhh.. j-j-j.."
"Jadian" potong Ruth malas menatap Mila yang seakan susah menyebut kata itu.
"Lu serius jeng? Jadian sama makhluk jutek itu???"
"Lu kayak gada cowok lain aja sih?" komentarnya sewot.
Mengingat bagaimana Ares yang waktu itu mengabaikannya.
"Ya namanya juga cinta" ujar Ruth kembali membayangkan wajah tampan Ares.
"Lu kayaknya di pelet deh" kata Mila menyipitkan mata.
"Heh udah deh, emang kurangnya Ares tu apa sih dimata lu? Gak ngerestuin banget"
"Lu nanya kurangnya? Banyak!"
"Apa coba sebutin?"
"Kurang senyum, kurang ekspresi, kurang bacotan, kurang ramah, kurang..."
"Stop stop! Semua itu bener sih, tapi ganteng kan??"
"Ya.. Ganteng sih tapi kan tetep aja, sifatnya gada yang bagus!"
"Ada kok, cuma dia gak nunjukkin aja ke orang-orang"
"Dia kan baiknya ke gue doang"
"Hhhh serah lah, gak ngurus gue. Pacaran aja sono!" ujar Mila pasrah.
"Emang mau pacaran. Gue duluan ya, bye jomblo!" seru Ruth melambaikan tangan dengan santai meninggalkan Mila yang bengong di parkiran.
Ruth melangkah cepat menuju mobil putih yang saat itu sudah menunggunya di depan gerbang.
"Hai pak! Yuk berangkat!" serunya saat sudah sampai.
"Baik non" jawab Pak Bobo segera membuka pintu mobil belakang.
"Pak, ntar singgah ke suatu tempat dulu ya" ujar Ruth mendudukkan diri dengan nyaman.
"Kemana non?" tanya Pak Bobo sambil melajukan mobil meninggalkan area sekolah.
"Ada deh" sahut gadis itu tersenyum sumringah.
Semoga saja Ares ada di rumah, sehingga dia bisa mengunjungi Ares saat waktu senggang sore hari begini.
Tak ada masalah di sekolah hari ini, mereka hanya mempelajari empat mata pelajaran pokok untuk ujian nasional nanti.
Helen dan teman-temannya juga sepertinya tampak fokus mengikuti mata pelajaran itu.
Entah lah, Ruth tak mau tahu urusan Helen dan siapa pun.
Tak terasa minggu depan kelas tiga sudah akan melaksanakan Try Out, dan sebentar lagi ujian sekolah omegat. Time flies so fast.
"Disini aja pak" ujar gadis itu setelah menyusuri jalan ingatannya selama kurang lebih dua puluh menit.
Pak Bobo tampak bingung mengapa mereka berhenti di depan halte bus.
"Yakin disini non?" tanyanya ragu.
Ruth mengangguk mantap, ia segera keluar dari mobil.
"Bapak duluan pulang aja" ujarnya.
"Loh? Nanti kalau nyonya nanya saya harus jawab apa non?"
"Hm.. Bilang aja Ajeng lagi main ke rumah Mila gitu"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...