Dipo yang dari tadi sudah menghabiskan beberapa batang rokok tampak heran melihat Ares yang cuma sibuk dengan gitar milik Bagas.
Tanpa berniat merokok.
Bagas yang sudah hanyut dalam game di hpnya pun terlihat heran.Mereka saling berpandangan.
Dua pertanyaan yang sama:Ares gak merokok?
Emang sedikit janggal kalau lihat Ares gak megang rokok sama sekali seperti ini,biasanya Dipo baru dua batang Ares udah empat.
Dipo yang masih penasaran itu mendekatinya duduk di atas kursi sambil membuang puntung rokoknya yang udah habis.
"Kalo lagi bokek bilang aja Mas"Dipo menaruh sebungkus rokoknya tadi ke atas pangkuan Ares sembarang hingga bungkusan itu jatuh ke lantai.
"Gue bisa beli sendiri kalau gue mau" ujar Ares memungut kembali bungkusan itu dari lantai,meletakkannya ke atas meja dan kembali sibuk dengan gitar baru milik Bagas.
"Lo emang gak niat ato apa Res?" timpal Bagas dari pojok,masih sibuk dengan hp nya.
"Gak usah banyak tanya" ujarnya.
Mungkin ini sebuah keajaiban bagi Ruth kalau aja dia tau,dan lebih menjadi kejutan bagi Dipo dan Bagas.Yang sama-sama maniak rokok seperti Ares.
"Karna Ruth ni pasti?" goda Bagas yang mendekatkan diri dengan Dipo dan Ares..
Ares memilih untuk diam saja,malas menanggapi godaan Bagas.
Ares berusaha mengusir bayangan Ruth di kepalanya tapi tidak akan bisa.Sulit untuk membuangnya wajah gadis berisik itu untuk saat ini.
"Btw,kemarin Ruth minta nomer gue Res,katanya buat nanyain kabar lo" ujar Dipo melangkah ke dapur lalu sibuk dengan segala peralatan dapur di sana.
"Bangsat nih Ares,udah duluan aja!" timpal Bagas berniat melempar hpnya ke muka Ares.Tapi gak jadi,hp Bagas baru kredit beberapa bulan lalu.
"Lo gila banget kalo sampai nyia-nyiain cewek secantik Ruth! Bener-bener gila!" lanjutnya geram yang mungkin juga geram ke game nya yang kalah muluk.
"Tenang Gas,lo bisa ambil kalo Ares nolak!" timpal Dipo sengaja dari dapur sambil masak atau apalah itu sembari melirik Ares dari kejauhan,melihat reaksi Ares gimana.
Dan Ares sih biasa aja,masih tenang dan memfokuskan diri ke gitar itu dalam diam.Ares memang irit ngomong.
It's my life...it's now or never...
Dipo segera meraih hpnya yang berbunyi nyaring itu dari dapur,mana deringnya ngerock lagi.Selera lelaki emang.
"Halo?" kata Dipo bingung karena barusan yang masuk nomor baru.
"Halo Po,lagi ngapain lo?Ares ada?" suara cewek terdengar dari seberang sini.
Dipo udah bisa nebak barusan itu suara siapa.Gak butuh waktu lama untuk tau siapa itu.
"Gue lagi masak nih.Ares ada ni Ruth,gak ada kerjaan dia"
"Kenapa?Kangen?" kata Dipo sambil melirik Ares yang sama sekali gak terpengaruh dengan suasana di sekelilingnya,dari tadi fokus ke gitar aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...