Maaf kalau ada yang typo. Boleh kamu koreksi.
____
Hari berganti hari dan rasanya terasa sangat lah cepat, apalagi bagi para pelajar amatiran seperti Ruth yang belakangan ini frustasi dalam menghadapi ujian sekolah.
Padahal baru dua hari dirinya mengikuti ujian tersebut, dua hari serasa dua minggu.
Dan dalam edisi ujian begini, Ruth tidak diperbolehkan mengusik laptop apalagi sampai menonton drakor segala.
Laptop nya sudah disita ayah, kecuali ponsel karna ia beralasan ponsel bisa membantunya belajar. Iya, belajar stalking para idol k-pop ;)
Dua hari ini juga Ares sama sekali tidak menghubungi nya, membalas pesannya, menelponnya, apa lagi mengunjungi sekolah seperti yang pernah Ares lakukan waktu itu.
Ruth juga tidak habis pikir bagaimana bisa si bunglon dingin itu tidak memberi semangat sedikit pun padanya.
Seharusnya kan orang kalau ujian itu di semangati, di beri kekuatan, dukungan, bukannya menghilang tak ada kabarnya begini.
Meski pun Ruth memang memaklumi hal itu, karena sangat mustahil Ares mau menyia-nyiakan waktunya hanya sekedar memberi semangat, sungguh hal yang sangat konyol menurut Ares.
Sudah pasti pria itu berpikir demikian.
Ini adalah hari ketiganya mengikuti ujian sekolah, semua pelajar yang kelas dua belas juga merasakan sensasi hari ketiga yang mereka lalui bersama ini.
Helen yang anak IPA pun tak bisa menyembunyikan kefrustasiannya dalam menghadapi hari demi harinya.
"Jawaban tinggalkan di atas meja ya, lembar soal di kumpul" suara pengawas.
Terdengar lantang mengintruksi murid-murid di dalam kelas.
Bersamaan dengan bunyi bel, Ruth yang tampak sudah yakin dengan jawabannya itu pun melangkah ke depan lalu meletakkan lembar soal sambil mengancingi tasnya.
Ia tidak sekelas dengan Mila, karena kelas dibagi dua jadi Mila di kelas sebelah dan bergabung dengan kelas lain.
"Pamit pak" ujarnya sembari bersalim dengan pengawas.
Gadis itu pun melangkah santai menuju kelas sebelah, menunggu Mila yang sepertinya sudah menyalimi pengawas di kelas mereka.
Sobatnya itu pun keluar dari kelas.
"Fyuhhh... Gila, soalnya bikin otak gue ngedance" komentar Mila.
"Lu yang pinter aja komen, gimana nasib gue yang otak udang ini" balas Ruth malas.
"Pinter pinter your head! Kalo MTK mah emang gampang, ekonomi ini yang parah"
"Sama aja itu ogeb! Lu masih nganggap MTK gampang, lah untuk gue gada yang gampang"
Mila pun terkekeh mendengar penuturan si otak udang di sampingnya ini sambil terus melanjutkan langkah menuju parkiran sambil berbincang.
"Gue nebeng yak" ujar Ruth menyengir selebar mungkin.
"Nggak nggak! Gak bisa hari ini, gak bisa banget tolong" tolak Mila heboh.
"Loh kenapa? Ada bisnis rahasia apa yang gak lo.."
"Bukan bisnis goblok" potong Mila menoyor kepalanya.
"Trus apa dong?" tanya Ruth lagi.
Wajah Mila pun berubah menjadi malu-malu.
"Jangan bilang..." Ruth tidak meneruskan kalimatnya.
Ia pun menatap Mila tak percaya.
"Lo jadian ama Dipo?!" seru Ruth histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Roman pour Adolescents[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...