Ares dan sebungkus rokok

47.8K 3.7K 153
                                    

Ares menatap Ruth lama dengan wajah datarnya yang superrr jutek.

Sebenarnya Ruth akan menendang muka datar itu kalau aja jelek,sayangnya Ares benar-benar ganteng.

Ruth tersadar,merasakan tatapan datar Ares dan tanda tanya yang besar tergambar di kening Bagas dan Dipo padanya.

Ruth berdehem sok kalem dan anggun.

"Hai gue Ruth,temen barunya Ares.Kemarin kenal di jalan!" sapanya ramah dan pede dengan senyum yang menawan.

Baru kali ini senyum itu terlihat anggun,biasanya lebih persis cengiran kuda.

"Gue Dipo.Bagas" kata Dipo menunjuk Bagas dengan dagunya yang tajam,Bagas memberi lambaian tangan.

Tunggu-tunggu...ini beneran kunyuk-kunyuk nya Ares? Beda banget coba?

Batin Ruth berteriak lebay melihat keramahan Dipo dan Bagas,sangat beda dengan Ares yang jutek abis.

"Ooh.."Ruth ber'o' panjang lalu mendudukkan diri di kursi depan Dipo dan menatap Bagas heran,mukanya yang cukup ganteng ketutup lebam-lebam biru.

"Itu muka kenapa Gas? Kok kayak karung samsak gitu?"tanya Ruth kepo.

Bagas meraba wajahnya.

"Kejedot tembok depan rumah" sahut Bagas asal,Ruth dan Dipo tertawa barengan.

Ternyata pelawak juga.

"Garing lo,ya kali tembok bisa ngejotos kaki tangan lo."

"Gue tebak,pasti abis berantem kan? Ngaku lo betiga!" kata Ruth menunjuk-nunjuk muka ketiga cowok di depannya ini.

"Berisik!" Ares melangkah ke dalam kamar mengambil gitarnya kesana,meninggalkan Ruth yang berwajah masam campur asin,Dipo dan Bagas tampak biasa aja.

"Eh Po,itu si Ares emang udah asalnya begitu ya? Cuek banget sama orang? Ato sama gue aja?" tanya Ruth yang benar-benar penasaran dengan sikap Ares yang sedingin batu es itu.

"Udah dari sononya Ruth,biasa emang.Lu di judesin ya? Sabarin aja ya,kita juga kadang di kacangin" kata Dipo menepuk pundak Ruth hangat dengan pasrah.

"Ya itu kan kadang-kadang doang,lah sama gue setiap saat tuh? Padahal niat gue baik kok"kata Ruth cemberut.

"Padahal gue udah suka.."

Bagas dan Dipo saling berpandangan.

"Dia suka sama lo juga kali" ujar Bagas sembarangan,membuat Ruth ingin menyocolkan telunjuknya di luka-luka Bagas.

Dasar tu anak,ngomongnya asal-asalan.

"Jangan ngaco lo!" sahut Ares yang langsung keluar dari kamarnya dengan gitar tua di tangan.

Ares ikutan gabung dengan ketiga orang di ruang tamu.Ruth tampak tersinggung dengan ucapan Ares barusan,tapi bodo amatlah.

Ruth tidak begitu peduli,Ares kan memang kasar.

"Lo gak butuh cewek?" celetuk Bagas.

"Lo kan gak pernah pacaran Res!"

"Jangan sampai kabar gay lo itu keluar res!" seru Dipo membuat Ruth menganga lebar.

"Gila lo!" sahut Ares judes.

"Lo gak butuh cewek Res??" tanya Dipo lagi,Bagas dan Ruth ikut menanti.

"Nggak"

"Astagfirullah Ares.. Tobat res tobat" Bagas mengusap-usap dadanya prihatin.

"Barti lo gak butuh istri? Gila lo?" celetuk Dipo yang tertawa kecil melihat reaksi Ruth barusan.

ANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang