Who cares? Me!

42.6K 3.5K 78
                                    

"Woi woi!! Barusan ada tawuran antar kampus!!" seru seorang teman sekelas Ruth dengan muka super heboh,membuat semua orang di kelas mengerumuninya termasuk Mila.

"Kampus mana sih?Banyak yang luka gak?Ketangkap polisi?Ada yang lempar batu sembunyi tangan?" sambar Mila berantusias dengan keras sampai yang lain pada menutup telinga.

"Ngomong gak pake kuah juga kali"celetuk yang lain sambil membersihkan muka.

"Untungnya kagak,mereka kabur semua,katanya sih penyebabnya gara-gara masalah pribadi" lanjutnya dengan kening berkerut seperti Detektif Kampret.

"Tau amat lo,emang lo liat sendiri?"tanya yang lain gak yakin.

"Kagak sih"katanya nyengir.

Mila berancang-ancang menoyor kepalanya.

"Huuu.."seru mereka sebal lalu bubaran dari kerumunan itu.

Mila kembali ke mejanya dengan Ruth,cewek itu lagi baca buku.Komik.

"Udah puas kepoin anak kuliahan?"kata Ruth sewot.

"Gue gak kepo ya,cuma mau tau doang" kalih Mila ikutan baca komik Ruth.

"Apa bedanya bego"Ruth menoyor kepala Mila sampai hampir terjungkang ke belakang.Mila meringis kecil.

"Ntar lo ikut gue ke toko hewan ya,gue mau beli marmut"ujar Mila duduk di atas meja menggoyangkan kakinya pelan.

Ruth menghentikan bacaannya,mengingat bahwa hari ini dia akan berkunjung ke rumah Ares.

Ya,walaupun tidak sepengetahuan Ares.

"Duhh sori ya Mil,gue harus pulang cepat"

"Yah...padahal sekalian mau traktir makan sih rencananya..."

"Eh bangke,elo kali yang minta traktir"

***

Ruth menatap jam di tangannya.

Pukul 16.15 sore.

Kelas tiga memang pulang agak lama karena masih ada pelajaran tambahan.

Saat ini Ruth lagi lari tunggang langgang ke lorong dimana rumah Ares berada.Sebenarnya tak bisa di sebut rumah juga sih,lebih persis mirip kontrakan gitu.

Pikiran Ruth masih gak enak,apalagi tadi barusan dengar kasus tawuran.Ruth takut Ares ikutan yang begituan.

Akhirnya Ruth tiba di depan sebuah tangga pendek yang depannya ada pintu usang berkenop karat.

Ruth menaiki tangga itu dengan ragu,membuka kenop itu dengan susah karena agak berkarat dan masuk kedalam.

Suasana remang yang ia dapatkan,isi rumah sama parahnya dengan waktu itu,mungkin lebih parah.

Buku-buku,CD dan pakaian berhamburan seperti pasir di lantai.

Dan Ruth mendapati sosok Ares yang terbaring dengan menutup mata di atas kursi kayu panjang di pojok sana

Dengan baju kaus oblong dan celana belelnya,rambutnya berantakan, di wajahnya ada lebam biru samar.

Ruth terperanjat panik.

"Astaga Ares..!!" serunya makin panik sambil mendekat.

Ares terbangun.

"Ck,keluar!" seru Ares malas mendengar suara Ruth yang berisik.

"Dugaan gue benar.Lo pasti ikut tawuran itu kan?Ngaku lo?" kata Ruth kesal tanpa peduli perkataan Ares barusan.

Ia meletakkan tasnya atas meja dan mendekati wajah Ares.

ANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang