Ruth mengucap syukur habis-habisan karena besok adalah hari terakhir ujian sekolah, dan semua perjuangannya lembur gara-gara membagi waktu untuk belajar dan nonton drakor pun selesai.
Begitulah, waktu berlalu begitu cepat hingga satu hari terasa hanya satu jam.
Hal itu normal-normal saja bagi orang-orang yang memiliki banyak kegiatan per harinya, sehingga dari pagi ke sore tak akan terasa lama.
Dalam semingguan belakangan ini Ruth tak pernah tidur cepat, paling cepat ya jam dua belas malam.
Dari jam tujuh belajar sampai jam delapan doang, selanjutnya ya nonton The King yang sekarang sedang booming-boomingnya di dunia para pecinta drakor.
Ia juga bingung mengapa akhir-akhir ini ayah tidak terlalu mempedulikan aktivitas apa saja yang ia lakukan sehari-hari, tidak seperti biasanya saat pulang sekolah harus diinterogasi dulu.
Tapi Ruth tidak ambil pusing soal itu, mungkin saja ayah sudah sadar dengan sikap over-protektifnya selama ini, dan menyadari bahwa anaknya itu sudah besar, tak perlu diatur-atur lagi.
Walaupun besok hari terakhir ujian, Ruth malah merasa dilema karena tiga hal.
Yang pertama, jika ujian sekolah sudah selesai otomatis minggu depannya lagi akan ujian nasional.
Yang kedua, jika ujian nasional yang hanya beberapa hari itu selesai maka Ruth harus siap pergi kuliah.
Yang terakhir, jika sudah pergi kuliah ia akan lama tidak bertemu Ares.
Itu lah masalah yang membuatnya bingung seperti orang sakit jiwa saat ini, dari tadi duduk di koridor sekolah sambil menggigit pulpennya.
Membuat Mila yang baru saja keluar dari kelasnya terheran-heran menyaksikan dirinya yang melamun tak jelas itu.
"Jeng? Kenape lu?" tanyanya mengerutkan dahi.
"Hah? Gapapa" jawab Ruth lesu.
"Udah selesai gue, yuk cabut" ajak Mila.
Ruth menuruti saja dengan langkah letoy, dan mereka pun berjalan keluar area sekolah karena ujian hari ini telah selesai.
Setelah sampai di parkiran, keduanya pun memasuki mobil seperti biasa.
Suasana parkiran juga tak ramai seperti biasa karena masa ujian begini hanya siswa kelas tiga yang ke sekolah.
Mila pun menjalankan mobilnya dengan normal, sementara Ruth di sampingnya ini hanya terdiam seperti tak ada semangat dari tadi.
"Jeng lu kenapa sih? Cerita coba" tegur Mila yang risih itu.
"Gapapa" jawabnya dengan pandangan kosong.
"Kalo cewek jawab gapapa itu artinya ada apa-apa. Ayo jawab" desak Mila lagi.
Ruth menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan berat.
"Gue galau karna bentar lagi selesai ujian" ujar Ruth akhirnya.
"Loh bagus dong, emang lo mau belajar mulu?" tanya Mila balik.
"Bukan itu. Gue galau karna kalo selesai ujian gue bakal langsung ke luar negeri dan pisah dari Ares" balas Ruth.
Mila pun terlihat magut-magut mengerti.
"Kita kan libur lagi abis ujian dan gak langsung masuk kuliah, kenapa lu cepet banget berangkatnya?" tanya Mila kebingungan.
"Itu dia masalahnya, lo tau lah ayah gimana, aneh sendiri orangnya" kata Ruth malas.
"Emangnya lo bakal kuliah sama siapa sih? Sendirian?"
"Ya gak lah, mana berani gue hidup di negara orang sendirian, paling juga ditemenin mbak siapa aja yang ada di rumah"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ares. Preman kampus. Dingin, sedingin musim salju di Antartika. Skeptis dan kasar, tidak peduli pada siapapun. Ruth. Anak SMA. Cerah, secerah musim panas di Jepang. Hiperaktif dan konyol, naksir berat dengan Ares. Ini tenta...