Chapter 17

8.1K 895 18
                                        

“Dia juga telat” ucapku kesal pada Harry. Dia memandangku remeh, “Kau dan Zayn beda, Morgan”

Aku hanya berdecih pelan lalu berjalan melewati Harry, masa bodoh dia meneriaki namaku sekencang mungkin atau apa. Aku tidak peduli. Memangnya jika aku terlambat kenapa? Memang semua aturan disini di buat olehnya? Memangnya siapa dia? Dia bukan tuhan.

Seperti biasa, jika keadaannya sedang seperti ini aku pasti akan menghampiri orang ternormal yang ada di sini. Yeah, siapa lagi jika bukan Rose dan juga Niall.

Mereka ada dua orang yang sangat baik yang pernah ku temui di sini, pertamanya aku mengira mereka berpacaran. Aku juga pernah memergoki mereka berdua sedang berciuman… tapi keduan mengelak jika aku mengatakan bahwa mereka berpacaran.

‘Kami hanya saling memanfaatkan satu sama lain’ itulah kalimat yang terucap di kedua bibir mereka jika aku bertanya mengenai status hubungannya. Tapi, mana ada orang yang mau memanfaatkan satu sama lain? Mana ada orang yang mau berciuman dengan orang yang tidak di sukainya?

Well, mungkin saja ada. Dan orang itu adalah mereka, Niall dan Rose.

“Hei” ucapku menyapa mereka berdua yang sedang asik mengobrol dengan  segelas wine. Mendengarku, meraka menoleh dan menganga kaget. Heran dengan reaksinya, aku pun mendekati meraka. Ku ambil kursi kosong dan aku duduk tepat di hadapan meraka berdua.

“Ada apa?" aku mengangkat sebelah alis. Niall terkekeh, dia lalu menyesap sedikit wine yang sedang di pegangnya. “Kami tidak menyangka kau akan mengubah penampilanmu seperti ini Clarr”

“Seharusnya kau berpakaian seperti ini sejak dulu Clarrie. Kakimu sungguh indah, kenapa kau selalu menyembunyikannya di balik jeans panjangmu itu?" tambah Rose sedikit menuntut.

Aku hanya mengedikan bahu tidak peduli. Siapa sangka penampilan rumahanku malah membuat meraka kaget? Asal mereka tau, aku sebenarnya lebih suka tertutup dari pada seperti ini. Aku heran, bagaimana bisa mereka yang selalu menggunakan pakaian minim tapi tidak merasa kedingin dengan cuaca seperti ini?

Disini jika malam pasti dingin.

“Aku hanya tidak sengaja memakai ini. Seperti yang kalian tau, aku tidak suka party. Dan seperti biasa, Harry memaksaku untuk kemari” Mereka berdua mengangguk. “Ngomong-ngomong ada acara apa sampai-sampai Harry memaksaku kemari?”

Menghela nafas, mereka berdua menatap satu sama lain. Seakan berbicara lewat kontak mata. Lalu tiba-tiba saja menggeleng. Aneh, ada apa ini? Mereka menyembunyikan sesuatu dariku?

“Jadi?” ucapku tidak sabaran.

“CLARISSE  KEMARI” teriak seseorang dengan suara berat. Aku yakin, itu adalah suara Harry, dan dia baru saja menyela pembicaraanku dengan Rose ataupun Niall. Dasar, lelaki tidak tau diri. Ada apa lagi dengannya? Apakah aku akan di suruh untuk melakukan balap yang menyebabkan perutku keram kembali? Hell No! Aku tidak sudi.

“Sebaiknya kau ke sana Clarr” ucap Niall setelah melihatku yang masih bergeming di tempat. Aku berdecak, “Yang benar saja, apakah kita harus selalu menuruti kemauannya?”

“Lebih baik begitu” Rose lalu bangkit di sertai dengan Niall di belakangnya. “Ayo” ujarnya padaku, dia menarik tanganku untuk bangkit. Mau tidak mau aku harus menurutinya.

Kami bertiga berjalan menuju tempat Harry duduk. Disa sudah banyak orang lain, seperti Louis, Liam, Max, dan yang lainnya. Ku kira tadi hanya ada Zayn dan juga Harry, kenapa mereka semua berkumpul seperti ini?

Melihatku datang, Harry tersenyum miring. Aku hanya memutar bola mataku jengah. Astaga, ada apa dengan pria ini? Kenapa dia menjadi sangat menyebalkan?!

Kami bertiga pun duduk. Rose di samping Niall, dan aku di samping Rose. Harrry di depanku bersama dengan Louis dan juga Liam. Sedangkan Zayn, dia duduk sendii di pojokan dengan sebuah rokok di antara jemarinya. Aku heran, kenapa rokoknya tidak habis-habis? Apakah-

Uhm, maaf sepertinya itu tidak penting.

Tenggelam dalam pikiranku sendiri, aku sampai tidak tau jika dari tadi Louis menatapku dengan tatapan aneh.

“Kakimu bagus juga Clarr” ucapnya sambil tersenyum miring.

Sekarang aku tau arti tatapannya itu. Dasar lelaki kurang ajar, disini mana ada orang yang bisa menjaga perilaku dan omongannya? Tidak ada. Yeah, maksudku tidak ada selain Niall.

Aku mengacuhkan ucapannya, membuat Harry tertawa. “Well, Calrisse. Aku bahkan baru sadar jika kau memakai pakaian lain” ucapnya yang dan di sertai tawa dari yang lain. Terkecuali Rose dan Niall.

Tidak, bukan hanya Niall dan Rose yang tidak tertawa. Tapi, Zayn juga tidak. Dia tidak ikut tertawa. Dia malah sedang menatapku datar. Entah apa yang di pikirkannya.

“Bukan urusanmu Styles, sekarang langsung saja. Ada apa ini sampai kau rela memberikan kehormatanmu untuk mengundangku?” tanyaku sarkatis, berusaha mengabaikan ucapan sindiran dari Harry tadi.

Mendengar pertanyaanku, ku lihat rahangnya langsung mengeras. Hah, bagus. Aku berhasil membuatnya marah. Sebentar lagi pasti dia pasti akan membentakku atau menjawab perkataanku dengan nada dinginnya itu. Aku sudah tau Styles.

“Kau besok harus mengikuti balap di pinggir tebing, Morgan” ucapnya dingin. Nah, benar bukan apa yang ku bilang? Dia akan berkata dengan nada bicara seperti itu. Tapi tidak dengan ucapannya! Apa yang dikatakannya tadi?!

Balap di pinggir tebing? Yang benar saja! Aku pernah melakukan itu dan hampir mati saat itu juga. Beruntung saat itu aku hanya mengalami patah tulang.

“Tidak” tandasku keras, aku sudah memikirkan ini. Dan aku teringat dengan Bels, aku tidak akan melakukan perintah konyol lagi dari Harry. Ini kali terakhirnya, dan aku tidak ingin mengalami akibat yang lebih buruk.

Harry terdiam beberapa detik, aku lalu melihat dia yang sedikit mengerling ke arah Zayn yang ku lihat sedang membeku di tempat. Sekilas, aku melihat rahangnya yang mengeras.

What the Hell! Ada apa ini?

“Seperti yang ku duga” Harry tertawa. Dan anehnya, dia kembali mengerling kepada Zayn. Dia juga memberinya senyum miring. Aku menatapnya bingung.

“Apa?” tanyaku polos, membuat Harry tertawa. Sungguh aku sangat menyesal saat itu juga. Bagaimana bisa aku berbicara dengan nada polos di tengah-tengah orang seperti mereka?

“Kau harus ikut permainan kami malam ini jika kau tidak mau mengikuti balap itu besok” ucapnya dengan nada penuh kemenangan.

Aku terkejut, tapi segera kututupi keterkejutanku itu. Aku tidak boleh terlihat seperti gadis pengecut yang takut, paling tidak aku bisa bersikap ‘sok’ kuat disini.

“Permainan?” ucapku meremehkan. “Sebutkan saja, aku pasti akan ikut”

Harry langsung tersenyum puas saat mendengar perkataanku.  “Semua kemari,” ucapnya yang membuat mereka semua mendekat mengerumuni sebuah meja. “Kita mendapat pemain baru, seperti biasa, kita akan bermain Dare or Dare” ucapnya yang langsung disertai tepukan meriah.

Aku menaikan alis, “Hanya Dare or Dare?” tanyaku remeh. Harry tersenyum miring, dia lagi-lagi mengerling pada Zayn yang wajahnya sudah sangat dingin sekarang. Ekspresinya tidak dapat di tebak.

“Ini bukan Dare or Dare biasa sayang” ucap Harry yang langsung membuat bulu kudukku berdiri. Well, Sepertinya aku akan menghadapi sedikit masalah besar.

_____________________________

Ngaco lagi? Yeah begitulah saya, so jangan protes terhadap chap aneh ini ya. Hehehe ._.V Kan yang penting update :3

Btw, tinggalin jejak... thanks~~~

20 Agustus 2014

Protect You || Malik [au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang