long chapter for you guys. sorry for typo(s) hahaha :) x
__________________________
“Dia lelaki yang baik.” Ucap Liz sambil tertawa ironi, aku hanya mengeryit saat melihat reaksinya yang seperti itu.
Mengapa Liz terlihat sangat tidak ingin mengungkit masa lalunya?
“Kau sudah mengenalnya. Tapi mengapa kau pura-pura tidak mengenalnya saat kalian bertemu?” tanyaku yang langsung membuat Liz menghentikan tawanya dan menatapku kaget.
Liz mengerjap beberapa kali. Aku tersenyum dalam hati, dia gugup. Aku rasa ada sesuatu yang dirahasiakannya dariku mengenai Zayn.
“Itu … baiklah. Ceritanya panjang, aku tidak akan sanggup menceritakan semuanya sekarang.” Elaknya ragu.
“Kalau begitu, ceritakan saja sebisamu.”
Aku menelan ludah, ekspresi Liz saat menyebut nama Zayn seperti seseorang yang … ah, tidak. Tidak mungkin jika hal itu terjadi. Setahuku, Zayn bukanlah orang yang mudah untuk disukai mengingat perilakunya yang tidak terlalu baik.
Lagipula, mengapa aku merasa aneh dengan hal ini? Memangnya bagaimana jika kenyataannya Liz dulu memang menyukai Zayn? Ada apa denganku? Aku merasa ada sesuatu yang membuatku sedikit sulit bernafas saat aku berpikir mengenai Liz yang menyukai Zayn, mengenai mereka yang pernah menjalin….
Sialan. Aku harus segera menghentikan pemikiran konyolku ini sebelum semuanya bertambah buruk.
Ternyata apa yang dikatakan Liz mengenaiku benar Aku sangat senang menduga-duga hal yang belum pasti. Aku terlalu senang menyimpulkan sesuatu begitu saja. Dan hal itu sama sekali tidak membantuku untuk menghilangkan perasaan aneh ini.
Liz menyadarkanku dari lamunan. Aku kembali memfokuskan diriku padanya saat dia kembali berbicara.
“Dulu dia adalah teman dekatku. Sahabat. Bisa kau bayangkan?” upanya seakan-akan berbicara kepada dirinya sendiri. Dia terlihat sedang mengingat-ingat sebuah kenangan.
Kenangan Indah.
Oh, Shut up.
“Kau benar-benar tidak akan bisa membayangkan bagaimana diriku saat High School, Clarrie. Dulu aku sangatlah pendiam, tidak suka bergaul, lebih senang menyendiri bersama buku-buku tebalku,” Liz tersenyum kecil. “Maka dari itu, aku sama sekali tidak kesal saat kau mengejeku sebagai kutu buku. Karena dari dulu aku memang sudah seperti itu.”
“Oh, jadi ini yang selama ini membuatmu tegar ketika kuledek?” Aku mengangkat alis, Liz hanya mengangkat bahunya tidak peduli. “Kurasa aku harus mencari bahan ledekan baru untukmu, seperti-“
“Clarrie, sebenarnya kau ingin membiarkan aku berbicara atau tidak sih?” gumam Liz kesal.
Aku hanya tersenyum lebar padanya, mencoba bersikap menjadi Clarisse yang menyebalkan seperti biasa. Padahal, sebenarnya aku meringis dalam hati. Kalian tahu? Aku hanya sedang menutupi rasa khawatirku mengenai isi ceritanya dengan cara membuat lelucon buruk. Aku khawatir jika hal yang kuduga benar. Aku kurang siap dengan semua ini.
Ah, sebenarnya apa yang terjadi kepadaku?
It’s just Zayn.
Liz berdecak kecil, dia pun melanjutkan perkataannya yang terpotong olehku.
“Aku masih berada dalam keadaan seperti itu sampai ketika aku mendengar keributan di sekolah, padahal hari itu masih sangat pagi. Sebagai murid baru yang tergolong nerd,” Liz menghentikan kalimatnya, merasa tidak nyaman akan pilihan katanya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Protect You || Malik [au]
Fanfiction"Ini hanya tentangku yang kau benci. Tentangku yang terlalu takut kehilanganmu. Tentangku yang mencintaimu dan terlalu pengecut untuk mengatakan yang sebenarnya padamu. Tapi, kumohon, jangan lagi mencoba menjauh dariku. Aku hanya ingin kau di sini...