unedited.
full narasi, sorry guys. i hope you not boring, hahaha x)
________________________
Aku renggangkan kedua lenganku yang terasa keram akibat terlalu banyak mengetik. Ya, seperti yang dijanjikan oleh Zayn sebelumnya, dia membantuku menyelesaikan tugas karena aku tidak berangkat kuliah hari ini.
Dia menghabiskan hampir setengah hari di apartemenku hanya untuk mengajariku dan menemaniku menyelesaikan tugas kuliah yang sangat banyak ini. Dia baru pergi saat seseorang menelponnya.
Sebenarnya, aku masih sangat penasaran dengan segala hal yang ia lakukan saat tidak bersamaku. Seperti tadi ketika menerima telepon, dia menjauh dariku –bermaksud agar aku tidak bisa mendengar apa yang dibicarakannya. Namun sayangnya, aku berhasil sedikit mendengar apa yang ia bicarakan. Zayn dan seseorang yang meneleponnya membicarakan map coklat yang tadi pagi disampaikan oleh petugas apartemen. Dan dari nada suaranya, Zayn terlihat marah. Lalu setelah itu, dia langsung pamit dengan terburu-buru.
Sangat mengherankan bukan?
Ia juga sama sekali tidak menjawab pertanyaanku –mengenai apa yang membuatnya terburu-buru –dan hanya berkata jika aku tidak perlu tau. Aku kira setelah perubahannya tadi malam, dia akan menjadi lebih terbuka atau apa. Tapi nyatanya dia tetaplah sama, Zayn sama sekali tidak mau membagikan apa yang diketahuinya padaku.
Memang, hal tersebut bukanlah urusanku. Tapi siapa tau aku bisa sedikit memberinya solusi atau bantuan jika saja dia mau mengatakan apa yang menjadi masalahnya sekarang. Dan setelah dia berkata bahwa aku sama sekali tidak perlu berurusan dengan masalahnya, jujur saja, aku merasa sedikit kecewa. Aku merasa jika aku sangat tidak penting, sangat tidak dibutuhkan olehnya.
Entah sejak kapan perasaan seperti itu terpikir di benakku. Aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Bahkan, dulu aku sama sekali tidak ingin mengetahui apapun mengenai dia. Tapi sekarang….
Entahlah. Semuanya berubah. Aku pun tidak tau dan tidak mau tau apa penyebabnya.
Menghela nafas, kututup layar laptopku dengan sedikit kasar. Sepertinya aku sudah terlalu jenuh mengerjakan tugas essay ini –terlebih saat Zayn pergi dua jam lalu –dan membutuhkan sedikit udara segar.
Kalau dalam situasi seperti ini, tempat yang pertama kali muncul di otakku adalah flat Liz. Namun, saat mengingat akhir pertemuan kami yang terbilang cukup buruk, aku segera mengurungkan niatku untuk kesana. Bukan karena dia yang tidak ada di flat-nya, namun karena hubunganku dengan dia yang sedang tidak baik. Hari ini, dia tidak mempunyai jadwal kuliah. Jadi aku yakin sekali jika sekarang, dia sedang berada di flatnya seharian ini tanpa pergi kemana pun.
Karena opsi pertama sudah jelas tidak mungkin bisa dijalankan, sepertinya aku harus memutar otak dan mencari cara lain untuk menyegarkan pikiranku sejenak.
Tapi, setelah beberapa menit duduk termenung untuk sekedar mencari ide, hal yang menarik sama sekali tidak terpikir olehku sekarang ini. Karena menang, dulu aku sangat jarang keluar saat ada waktu luang. Biasanya waktu-waktu seperti ini kugunakan untuk tidur, dan sialnya aku sama sekali tidak mengantuk sekarang.
Menyerah dengan apa yang kupikirkan, aku pun berdiri dengan sebuah laptop di tanganku. Kulangkahkan kakiku menjuju kamar, lalu meletakan laptopku di atas meja yang berisi deretan buku. Aku mengedarkan pandangan ke sekitar kamar, dan menyadari bahwa jendela kamarku masih tertutup. Padahal ini sudah siang.
Lantas, dengan segera lagi aku menghampiri jendela –hendak membukanya. Dan pada saat jendela terbuka, aku sempat menyipitkan mataku untuk melihat sesuatu yang ramai-ramai di bawah sana. Ternyata disisi apartemen ini ada sebuah taman yang sama sekali tidak kuketahui.

KAMU SEDANG MEMBACA
Protect You || Malik [au]
Fanfiction"Ini hanya tentangku yang kau benci. Tentangku yang terlalu takut kehilanganmu. Tentangku yang mencintaimu dan terlalu pengecut untuk mengatakan yang sebenarnya padamu. Tapi, kumohon, jangan lagi mencoba menjauh dariku. Aku hanya ingin kau di sini...