Pict zayn ada di mulmed. Sebelum liat, plis jgn protes kalo fotonya sama chapter ini sama sekali berhubungan. bayangin aja zaynnya kek itu, wqwq :3
_________________________
Aku hampir saja terjungkal ketika Zayn mengerem mobil secara tiba-tiba. Tanpa memedulikanku, dia langsung keluar mobil dengan cepat membuatku mengikutinya.
“Dimana ini? Bels di sini?” tanyaku ngeri.
Seperti waktu itu, lagi-lagi aku tidak tau dimana aku berada. Disini suasananya memang sangat mengerikan. Dengan cahaya remang-remang –yang membuatku sama sekali tidak dapat melihat wajah Zayn –dan juga suasana yang sangat sepi. Aku yakin jika di kanan kiriku adalah sebuah hutan lebat. Yang jelas, aku pasti jauh dari kota. Bahkan di perjalanan, aku merasa jika Zayn menggunakan jalan setapak yang sama sekali tidak mulus.
Bagaimana mungkin dia tau jika Bels ada di sini?
“Kau tidak perlu tau dimana ini. Yang jelas Bels ada di sini” jawabnya seraya menerawang kedepan, seperti menimbang nimbang apa yang ada di dalam kegelapan.
“Kau sebaiknya tetap disini, aku akan mendapatkannya” putusnya setelah beberapa saat terdiam.
Mendengar ucapannya, refleks aku pun langsung memegang lengannya –mencegahnya agar tidak pergi lebih dulu. Betapa mengejutkannya saat melihat Zayn yang langsung menghentikan langkah saat aku memegang lengannya.
“Kau akan mencarinya dimana?” tanyaku.
Dia menoleh padaku. “Di rumah, di depan sana,” jawabnya sambil menunjuk ke arah kegelapan. Aku mengangguk mengerti.
“Lepaskan tanganmu” ujarnya, dia melirik ke arah lengannya yang sedang aku pegang.
Tersentak, aku pun melepaskan lengannya dengan gugup. Well, ini tidak terlalu baik.
“Aku ikut” teriakku saat menyadari Zayn sudah mulai berjalan lagi.
Dia terdiam lalu menoleh padaku, menatapku jengah. “Lebih baik kau disini” katanya yang lantas membuatku menggeleng cepat.
“Tidak. Aku takut –uhm, kau tau kan, disini gelap. Lagipula di sisi jalan juga ada hutan, aku takut jika nanti ada hewan buas atau semacamnya”
Butuh waktu tiga menit sebelum Zayn memutuskan untuk membolehkanku ikut dengannya. Aku tidak tau jika dia adalah pemikir yang kritis.
Awalnya aku mengira dia berbohong tentang rumah yang di tunjuknya dalam kegelapan. Tapi ternyata omongannya benar, setelah berjalan beberapa meter kini aku mendapati sebuah rumah yang tidak terlalu besar. Interiornya kono, rumah itu juga tidak terawat. Yang jelas pemandangan ini membuatku bergidik ngeri. Terlebih saat aku melihat cahaya remang yang tiba-tiba hidup di dalamnya.
“Apakah di dalam ada orang?” bisiku lirih. Saking ngerinya aku bahkan tidak sadar jika tanganku sudah memegang lengan Zayn sejak tadi.
“Tentu saja. Kau kira siapa yang membawa Bella jika tidak ada orang disini?” ucapnya datar. Namun aku bersyukur, dia tidak protes dengan keadaanku yang sedang memeluk lengannya.
Ugh, ini sedikit memalukan. Tapi sungguh, aku sangat ngeri sekarang. Bayangan pembunuhan di setiap film yang ku lihat mulai bermunculan di benakku. Hal tersebut sangat tidak membantu dan malah membuatku semakin takut.
“Aku khawatir dengan Bels” ucapku parau.
“Tenanglah, Bella akan baik-baik saja. Asal kita tepat waktu” ucapnya yang entah mengapa bisa membuatku lebih tenang.
Mengikuti Zayn yang berjalan ke arah pintu, dia pun membuka pintu itu perlahan sebelum mengamati setiap sudut yang ada di rumah itu. Kursi dan meja yang tidak beraturan serta lantai kotor membuatku yakin jika rumah ini benar-benar tidak terawat. Rumah ini pasti sudah lama tidak berpenghuni.

KAMU SEDANG MEMBACA
Protect You || Malik [au]
Fiksi Penggemar"Ini hanya tentangku yang kau benci. Tentangku yang terlalu takut kehilanganmu. Tentangku yang mencintaimu dan terlalu pengecut untuk mengatakan yang sebenarnya padamu. Tapi, kumohon, jangan lagi mencoba menjauh dariku. Aku hanya ingin kau di sini...