Aku mengeratkan jaket yang kupakai saat angin malam menerpa kulitku. Saat ini, aku sedang berada di dalam mobil Zayn menuju ke flat Harry. Atap mobil yang didesain terbuka membuatku kedinginan.
Menghembuskan nafas, aku menoleh pada Zayn yang sedang fokus menyetir. “Bisakah kau menutup itu?” ujarku sambil menunjuk atap mobil yang terbuka.
Zayn melihat sekilas ke arahku sebelum kembali memfokuskan pandangan ke depan. “Kau kedinginan?” tanyanya.
Aku mengangguk, “Seperti yang kau lihat” jawabku kesal.
Zayn tergelak. “Aku kira kau lebih suka udara dingin. Buktinya kau lebih memilih untuk keluar malam menggunakan motor dibandingkan tidur di rumah dengan nyaman.” balasnya sarkatis sebelum akhirnya menutup atap mobil juga.
Mau tidak mau aku mendengus namun juga mendesah lega karena angin yang menerpa kulitku sudah berkurang. Memang benar apa yang dikatakan Zayn. Aku lebih memilih untuk keluar malam menggunakan motor daripada bergelung hangat di rumah layaknya gadis lain seusiaku. Namun, hal itu juga tidak berarti aku menyukai udara dingin!
“Kau yakin Harry hanya mengadakan party?” tanyaku mengubah topik pembicaraan.
Zayn mengangguk, “Tentu saja. Memangnya kenapa?”
“Aku khawatir jika ternyata dia juga mengadakan balap liar malam ini.” gumamku.
Zayn membelokan mobil saat kami melewati tikungan. Dia menatapku kesal. “Jika kau khawatir, harusnya kau tidak perlu pergi malam ini Clarisse. Aku sudah mengatakannya padamu berulang kali.”
“Aku hanya penasaran tentang apa yang terjadi kemarin. Apakah kau tau sesuatu?” tanyaku mencoba memancing. Sebenarnya aku sudah mengetahui hal itu dari cerita Rose, tapi mendengar hal itu langsung dari mulut Zayn sepertinya lebih memuaskan. Maksudku, dia terlibat sesuatu di malam aku tidak datang. Dan pastinya dia akan jauh lebih tahu dibandingkan dengan Rose.
“Ya.” Gumamnya dingin.
Aku mengeluh dalam hati, jika sudah seperti ini Zayn pasti tidak mau mengatakan apapun padaku. “Apakah kau mau menceritakannya?” ujarku sedikit berharap.
“Tidak.”
Nah, benar bukan apa yang kupikirkan? Dia tidak akan pernah mau mengatakannya padaku. Apalagi jika hal itu berkaitan dengan dirinya dan juga masalahnya. Padahal itulah yang ingin kuketahui. Sebenarnya seberapa banyak hal yang dia sembunyikan?
“Baiklah,” aku mengambil nafas. “Kalau begitu, apakah kau mengenal seseorang yang bernama Luke?” tanyaku pelan, takut jika hal ini akan mengejutkannya.
“Kau tau Luke darimana?” tanyanya balik dengan sorot mata tajam.
Tiba-tiba saja aku merasa tenggorokanku kering. Ck, sial ternyata Zayn tidak terkejut tapi dia sepertinya akan marah padaku. Ini lebih buruk daripada reaksi terkejutnya saat sedang menyetir. Aku lebih memilih untuk tersentak karena dia yang mengerem secara mendadak daripada melihatnya marah.
“Rose. Dia memberitahuku.” Jawabku gugup.
Zayn menghela nafas sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya dariku. Aku bertanya-tanya dalam hati, mengapa dia langsung diam dan tidak memarahiku atapun menyentakku seperti biasanya? Lagipula aku juga kurang tau siapa itu Luke.
“Memangnya dia siapa?” tanyaku lagi selang beberapa menit.
“Dia siapa maksudmu?”
Aku memutar bola mata, “Luke. Dia memangnya siapa?” ulangku lagi.
Zayn tidak langsung menjawab pertanyaanku, bahkan aku mengira dia tidak akan menjawab pertanyaanku jika dia tidak segera berbicara. “Siapa dia bukanlah hal penting untukmu. Jika nanti kau bertemu dengannya, segera menjauh. Jangan dekat-dekat dengan lelaki itu”
![](https://img.wattpad.com/cover/19988280-288-k658219.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect You || Malik [au]
Fanfiction"Ini hanya tentangku yang kau benci. Tentangku yang terlalu takut kehilanganmu. Tentangku yang mencintaimu dan terlalu pengecut untuk mengatakan yang sebenarnya padamu. Tapi, kumohon, jangan lagi mencoba menjauh dariku. Aku hanya ingin kau di sini...