Chapter 42

7.4K 835 44
                                        

unedited.

sorry for typo(s)

__________________________________

Sungguh, saat ini aku sama sekali tidak tau harus bereaksi seperti apa. Tertawa atau malah bersyukur. Aku sangat ingin tertawa saat mengetahui orang yang mengetuk pintu itu adalah petugas apartemen. Karena mengingat perdebatan kecilku dengan Zayn, maka akan terlihat sangat konyol saat melihat kenyataan bahwa orang itu hanyalah seorang petugas apartemen yang menyampaikan sebuah map pada Zayn.

Tapi disisi lain, aku juga ingin bersyukur karena orang itu bukanlah Bels –seperti yang ku khawatirkan sebelumnya. Jadi, yang bisa kulakukan sekarang adalah menahan tawaku agar tidak pecah saat ini juga.

“Ini tidak lucu Clarisse.” Gumam Zayn saat aku sudah tidak bisa menahan tawa lagi.

Aku menggeleng, “Tidak, ini memang tidak lucu. Ini konyol Zayn, kau tau? Kita berdebat hanya karena orang itu. Dan ternyata orang itu hanyalah seorang petugas apartemen,” ucapku disela tawa. “Dan satu lagi, kali ini kau salah. Kau bukanlah orang yang selalu benar mengenai diriku.”

Zayn menghela nafas, dia duduk di sofa sambil mengamati map coklat yang sedang dipegangnya. “Terserah apa katamu, Clarr.” Ucapnya lagi, membuatku bungkam dan menghentikan tawa.

Menyebalkan sekali dia, aku kira dia sudah agak sedikit berubah. Apakah dia sama sekali tidak berpikir jika kejadian tadi sangatlah konyol? Yeah, mungkin saja tidak, karena tadi adalah bukti bahwa Zayn memang tidak selalu benar. Dia melarangku untuk ikut membuka pintu karena mengira bahwa orang yang datang adalah orang yang tidak ingin kutemui, tapi kenyataannya salah. Dia salah kali ini.

Namun, itu masih satu kali dibandingkan dengan kesalahanku yang sudah menggunung.

“Kau menyebalkan,” gumamku saat melihat Zayn yang masih serius dengan map coklatnya.

Zayn tampak tidak peduli dengan omonganku barusan. Dia masih terusa mengamati map tanpa nama itu sebelum akhirnya memutuskan untuk membukanya. Ekspresinya sangat tidak terbaca saat mengetahui apa yang ada di dalam map tersebut.

Aku mengerutkan kening heran, “Apa isinya?” tanyaku sambil duduk mendekat agar bisa melihat apa yang ada di dalam map.

Saat mendengar suaraku, Zayn langsung menutup map itu dengan terburu-buru dan meletakannya di laci meja terdekat.

“Bukan apa-apa,” ucapnya cepat. “Kau mau sarapan?” tanyanya.

Aku mengerutkan kening, lalu mengedarkan pandangan untuk mencari jam dinding. Setelah melihatnya, ternyata sudah pukul setengah delapan. Aku terbelalak kaget. “Tidak, ini sudah siang Zayn. Astaga, mengapa kau tidak membangunkanku lebih pagi?”

Zayn mengangkat bahunya, “Aku tidak mau mengganggu tidur cantikmu.”

Aku mengerang kesal kerana perkataannya. Bagaimana bisa Zayn yang sekarang malah senang menggodaku? Ya Tuhan, hal seperti ini sama sekali tidak pernah terlintas di mimpi burukku sekali pun.

Aku berdiri dari duduk, lalu menatapnya kesal. “Kau tau, aku ada kuliah hari ini.” Gumamku datar.

“Lalu?” tanyanya tidak peduli.

“Aku terlambat. Ku ulangi, aku ter-lam-bat. Harusnya aku berangkat setengah tujuh karena jadwal pagi.” Tandasku sekali lagi.

Bukannya minta maaf atau apa, Zayn malah ikut bangkit, dia berjalan melaluiku begitu saja. “Itu salahmu sendiri. Siapa suruh untuk mabuk? Dasar gadis keras kepala.”

Aku tercengang karena kesal, lalu berjalan mengikutinya di belakang. “Apa? Jangan beraninya kau mengataiku tanpa tau alasan mengapa aku melakukan hal itu Zayn. Kau bahkan merusak rencanaku.”

Protect You || Malik [au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang