Nampak tidak mempedulikanku yang terkaget, Zayn berdiri dari duduk dia membalikan badan dan berjalan menuju pintu keluar apartemenku.
“Ikut aku” perintahnya saat berjalan. Aku masih ternganga di tempat. Bagaimana bisa lelaki itu masuk se-enaknya ke dalam apartemenku? Dia bahkan tidak tau password-nya. Atau jangan-jangan dia sudah mengetahuinya?!
“Cepat” sentaknya benar-benar membuatku menuruti perintahnya sebelum sempat membantahnya. Entah ini naluri atau refleks saja, aku pun tidak tau.
Seperti biasa, dia ternyata membawaku untuk ke parkiran. Namun kali ini bukan mobil, kali ini motor. Hell! Apa-apaan dia? Aku bahkan sedang memakai rok.
“Kau menyuruhku untuk mengikutimu dan menaiki motor? Kau tidak melihatku yang memakai rok hah? Lagipula aku ini akan ke kampus. Aku tidak mau berurusan denganmu hari ini” teriakku kesal di belakangnya.
Bukannya menjawab, Zayn malah terus berjalan menuju motornya. Apakah barusan dia tidak mendengar teriakan kesalku? Dan mengapa pagiku hari ini sangat-sangat buruk?
Tapi, tanpa ku sadari Zayn ternyata memasukan kunci motornya pada bagian jok. Oke, ku ulangi. Dia memasukan kunci pada bagian jok, bukan pada tempat yang semestinya. Dia membuka jok itu seperti mengambil sesuatu entah apa, aku pun tidak tau.
“Kita tidak akan memakai motor” ucapnya datar, dan berjalan lagi melaluiku begitu saja. Aku heran dengannya, mengapa bisa ada seseorang yang begitu mengesalkan seperti dirinya? Ku kira dia yang menyuruhku untuk mengikutinya. Tapi dari tingkahnya dia bersikap seolah-olah aku tidak ada, dia berjalan di depan seolah-olah dia tidak pernah menyuruhku mengikutinya. Dasar manusia menjengkelkan.
Sesampainya di mobil sportnya, dia langsung masuk tanpa menungguku masuk. Jadi, yang kulakukan sekarang adalah tetap berdiri di luar mobilnya. Menunggu dia jalan, masa bodoh. Siapa jga yang mau ikut dengannya.
Ku lihat dia yang masih memegang setir tanpa menyalakan mesin, oke aku tau di sepertinya akan marah. Lebih baik aku pergi saja, moodku sedang tidak baik hari ini.
Saat aku mulai melangkah, suara khasnya memanggilku.
“Clarisse” Aku mendesah kesal, mau tidak mau aku berbalik menuju mobilnya.
“Apa?” balasku dari luar mobil. Zayn menatapku datar, “Masuk” perintahnya.
Demi apapun, jika saja aku tidak ikut permainan bodoh yang dilakukan oleh Harry, aku sudah sangat ingin pergi sekarang. Aku sudah berjanji pada Liz untuk menjauhi lelaki ini. Dan hari pertama aku berhasil, namun sepertinya tidak untuk hari ini dan juga hari-hari berikutnya. Zayn sudah mulai mengusikku kembali. Ini membuatku makin sulit untuk menjauhinya.
“Aku akan ke kampus. Kau tidak boleh merusak rencanaku hari ini” ucapku setelah masuk ke dalam mobil. Zayn tampak mengindahkan ucapanku, dia menyetel gas begitu saja. Dan dia masih tetap diam ketika mobil sudah mulai berjalan. Sebenarnya, apa mau lelaki ini?
Karena malas bertanya lebih lanjut, aku lebih memilih untuk diam. Toh jika aku bertanya dia juga tidak akan menjawabnya. Kurasa telinganya sedikit mengalami gangguan sehingga tidak dapat mendengar pertanyaan ataupun perkataanku.
Aku memilih untuk membuka ponselku saat ini, sepertinya aku harus mengirimi Liz sebuah pesan. Jujur saja, semenjak Liz mengatakan tentang Zayn kepadaku, dia jadi tidak pernah menghubungiku lagi. Aku pun lupa mengiriminya pesan karena mengerjakan tugas essay yang cukup menyita waktuku.
“Apa yang Liz katakan padamu?”tanya Zayn tiba-tiba yang langsung mengejutkanku. Baru saja aku memikirkan hal itu, aku jadi merasa jika dia bisa membaca pikiranku. Dan lagi-lagi aku merasa sangat transparan jika berada di dekatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Protect You || Malik [au]
Fanfic"Ini hanya tentangku yang kau benci. Tentangku yang terlalu takut kehilanganmu. Tentangku yang mencintaimu dan terlalu pengecut untuk mengatakan yang sebenarnya padamu. Tapi, kumohon, jangan lagi mencoba menjauh dariku. Aku hanya ingin kau di sini...