Chapter 41

7.8K 780 29
                                        

sorry for the typo(s)

______________________________

Zayn’s POV

Ketika melihat Clarisse yang sudah mulai terlelap aku pun kembali menundukan wajahku padanya. Kupandangi wajahnya dari dekat. Gadis ini, gadis yang membuatku berubah, gadis yang membuatku membuka mata lebar-lebar mengenai dunia, gadis yang awalnya hanya kujaga, gadis yang membuatku selalu merasa bersalah, gadis yang selalu berada dalam pikiranku dan membuatku frustasi.

Namun, dia juga gadis … yang kucintai.

Aku tidak menyangka bisa jatuh cinta pada gadis seperti dia. Awalnya, dia hanya kuperhatikan dari jauh. Itu pun karena suatu alasan. Karena suatu kesalahan.

Dan seperti yang dikatakan oleh Harry, dia gadis biasa. Dia sama sekali tidak istimewa dibandingkan dengan gadis lain.

Harry benar. Dia tidak istimewa, dia biasa. Kelebihannya bahkan hanya bisa mengendarai mobil dan motor secara cepat. Hanya itu.

Tapi yang terpenting untukku adalah dia Clarrise. Walaupun menurut orang lain dia sama sekali tidak istimewa, dia tetaplah Clarrise. Dia tetaplah gadis yang kucintai.

Aku memandangi setiap detail wajahnya. Aku sangat tidak menyangka bisa membawa gadis ini dalam rengkuhanku, hanya sebatas itu namun sudah sangat membuatku senang. Aku tahu, dia pasti tambah membenciku karena kejadian tadi. Aku sudah sangat ingin meminta maaf padanya, namun ego mengalahkan segalanya. Kata yang kukatakan tidak sesuai dengan apa yang kupikirkan.

Aku ingin meminta maaf akan segala hal buruk yang kuperbuat padanya, atas kelakuanku yang sering membentaknya, atas perilakuku yang membuatnya menangis. Namun, yang terucap justru hanya sebuah kata maaf yang sama sekali tidak berarti.

Dia tidak tau betapa inginnya aku berbuat baik secara terang-terangan padanya. Menunjukan betapa besar perasaanku padanya, betapa sakitnya saat melihat dia bersama lelaki lain, seperti saat dia berciuman dengan Harry maupun Luke.

Namun nyatanya aku sama sekali tidak berani melakukan dan mengakui itu semua. Aku hanya melakukannya melalui hal yang tersirat yang pastinya tidak akan diketahui oleh Clarrise. Bilang aku pengecut, seperti yang dikatakan Harry padaku jika dia sedang marah. Silahkan sebut aku seperti itu karena memang kenyataannya iya.

Walaupun sekarang dia sudah bersamaku, bukan berarti dia juga memiliki perasaan yang sama seperti yang kurasakan padanya. Walaupun dia juga merasakan yang sama, bukan berarti dia tidak akan kembali membenciku lagi suatu saat.

Itulah hal yang selama ini kutakutkan. Aku takut jika aku menunjukan dan mengungkapkan semua perasaanku padanya, malah membuatnya semakin membenciku suatu hari nanti. Sudah cukup dengan dia yang sering memnyebutku brengsek atau apa. Tapi tidak dengan dia yang benar-benar menjauhiku.

Tidak. Aku belum siap dan mungkin tidak akan pernah siap.

Maka lebih baik terus seperti ini, sampai aku mempunyai cukup keyakinan untuk mengungkapkan semuanya. Termasuk tentang perasaan dan juga semua rasa bersalahku padanya. Meskipun nantinya dia akan membenciku tapi aku tidak akan pernah bisa menjauhinya. Aku akan tetap mencintainya sampai dia benar-benar bisa menerimaku dengan semua kesalahan dan juga masalah yang kuhadapi.

Aku mencintainya. Sampai kapan pun.

“I love you,” ungkapku lirih, lalu menempelkan bibirku lama pada keningnya sebelum kembali mendongakan kepala dan mempererat rengkuhanku pada tubuhnya.

Kuharap, aku bisa selalu melakukan hal ini padanya.

**

Clarisse’s POV

Protect You || Malik [au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang