Chapter 25

10.9K 884 32
                                    

p.s

Buat yang ga bisa baca chapter 24 dan pengen baca, kalian bisa hapus dulu ff ini dari library terus follow gue, baru masukin lagi ff ini ke library. Kalo masih ga muncul, coba keluarin akun kalian dulu terus masuk lagi.

Sorry jadi ribet gini, tapi dulu gue buat chapter ini waktu banyak banget silent readersnya. kesel kan? nah makannya chapter 24 gue private. kalo yg masih mau baca silahkan gunakan cara di atas, kalo nggak minat juga gapapa. soalnya 'private' itu ga bisa diilangin, udah gue coba tetep ga bisa:)

__________________________

“Aku tidak menyangka jika reaksi Mrs. Grey akan seperti itu. Bagaimana bisa dia sangat ramah padamu?” ujarku sambil memijit kening yang entah mengapa menjadi sedikit pusing setelah bertemu Ms Grey.

Jadi, tadi aku sudah menemui Mrs. Grey seperti yang ku rencanakan. Awalnya aku mengira jika dia akan menyalahkan apa yang ku buat atau jika tidak, dia pasti akan mengejekku karena hanya menyetorkan satu essay saja.

Aku memasuki ruangan Mrs. Grey sendirian, saat itu Zayn tiba-tiba hilang entah kemana –aku tidak peduli. Dan saat aku menyerahkan essay tersebut dan sedikit menjelaskannya, Mrs. Grey hanya menganggukan kepala. Dia tidak berkomentar apapun, sampai akhirnya dia bertanya apakah aku hanya akan menyetorkan satu buah essay, barulah dia mulai mengejekku. Sangat memuakan bukan?

Tapi saat Zayn menyusulku masuk kedalam ruangan Mrs. Grey, semuanya berubah. Mrs. Grey memandang Zayn dengan takjub, dia lalu tiba-tiba ramah pada lelaki itu sedangkan aku sama sekali tidak di pedulikannya. Barulah saat Zayn sedikit menyinggung pembicaraan tentangku,  Mrs. Grey mulai menganggap aku ada di ruangannya.

“Semua orang ramah padaku” jawabnya menyebalkan. Aku mendengus, ku kira setelah pembicaraannya tadi dengan Mrs. Grey dia juga akan berlaku ramah padaku. Tapi dia masih saja menyebalkan.

“Pasang seatbelt-mu” ucapnya lagi sambil memandangku sekilas sebelum menyalakan mobil. Berdecak, aku tetap menuruti perintahnya. Aku heran dengan orang ini, baru saja dia berkata ramah pada orang lain. Tapi dia berubah dingin lagi padaku dalam hitungan detik.

“Apakah sama sekali tidak terpikir olehmu untuk berbuat ramah padaku Zayn? Kau terlihat ramah sekali kepada Mrs. Grey tadi” Aku menolehkan ke arahnya, mencoba melihat reaksinya. Namun dia tidak menampakan reaksi apapun, dia terlihat datar. Menyebalkan.

“Mrs. Grey lebih tua darimu. Jadi, kaulah yang harus bersikap ramah padanya” tuturnya menasehatiku. Aku mengeryit, dia baru saja menasehatiku? Apakah aku tidak salah dengar?

“Dia menyebalkan” gerutuku kesal.

“Kau lebih menyebalkan jika terus bersikap seperti itu” ucapnya lagi. Terdiam beberapa saat –sekedar untuk mencerna ucapannya – aku pun langsung terkaget. Dia mengataiku lebih menyebalkan dari Mrs. Grey? Apakah aku seburuk itu? Bahkan kata Liz yang notabennya adalah murid teladan, dia mengakui bahwa Mrs. Grey menyebalkan. Jadi, seburuk apakah aku?

“Kau tidak ramah padaku” tuntutku mencoba mengalihkan pembicaraan.

Aku melihat sudut bibir Zayn yang sedikit terangkat. “Begitu? Kau merasa aku tidak ramah padamu?” tanyanya balik.

Dengan tidak sabaran aku langsung mengangguk. Benar sekali bukan jika dia sangatlah tidak ramah padaku? Dia bahkan selalu memerintahku tidak peduli dengan reaksiku.

“Jika kau ingin orang lain meramahimu, kau harus ramah pada orang lain terlebih dulu”

Lagi-lagi aku tercengang. Bagaiamana bisa seorang seperti dia mendadak berubah menjadi bijak? Atau mungkin aku yang terlalu bodoh jika bersamanya?

Protect You || Malik [au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang