Sorry for typo(s)
_____________________________
Z A Y N
Aku langsung melepas jas hitam yang sedang kupakai lalu mengendorkan dasi dan juga menggulung kemeja putihku sampai siku begitu memasuki rumah. William sempat menawariku untuk ikut masuk ke dalam, namun aku menolaknya dan lebih memilih untuk duduk di sofa ruang depan. Saat ini aku sedang berada di rumah. Rumah keluargaku yang sekarang ditinggali oleh Safaa dan William.
Sebenarnya, aku memang sama sekali tidak berniat untuk ke sini lagi. Tapi William menginginkanku untuk membicarakan perkara Charlie di rumahnya bukannya di kantor seperti biasa. Dua bulan terakhir ini aku sedang mencoba membuka semua kedok kecurangan pria tua itu di samping membantu William membangun perusahaannya yang katanya sudah diambang kebangkrutan.
Jangan berpikir bahwa aku melakukan semua ini dengan suka rela. Dua bulan terasa berjalan sangat lambat. Setiap hari aku merasa sangat tersiksa karena belum juga mendapat info tentangnya. Informan yang kuhubungi mengaku belum bisa menemukan detail alamat rumah Clarisse. Ia hanya berkata bahwa Clarisse berada di New York.
Aku sempat ke sana bulan lalu karena sudah tidak tahan dengan pencariannya yang sangat tidak efektif. Tapi ketika sampai di sana semua usahaku sia-sia. Identitasnya sulit dilacak karena ia yang katanya sedang magang dan akan melanjutkan kerja di sebuah perusahaan. Perusahaan yang menerapkan sistem ketat sehingga sama sekali tidak mau membocorkan sekecil apa pun informasi mengenai karyawannya. Mereka juga lebih senang menggunakan nama samaran ketika produknya beredar di pasaran.
"Ini dia daftar nama dan alamat orang yang pernah menjadi korban penipuan Charlie."
William muncul dari dalam ruangan dengan membawa dua buah map coklat. Ia mengulurkan salah satunya padaku dan menyuruhku untuk melihat-lihat nama yang tertera di dalam sana. Aku membacanya sekilas lalu segera menoleh lagi ke arahnya.
"Dari lima puluh lima daftar nama pemilik perusahaan ini, mengapa ada beberapa yang ditandai dengan warna hijau?" tanyaku ketika melihat kejanggalan yang ada.
"Mereka adalah yang paling lama dikalahkan. Lihat, di sini menyebutkan seluruh orang serta nama perusahaan yang pernah ataupun akan bekerja sama dengannya. Namamu juga ada di sini, ditandai dengan warna merah. Itu berarti kau orang yang sedang ia rencanakan untuk ikut dalam proyek yang sedang ia bangun," jelas William sambil memperlihatkan isi dari satu map lain yang tadi ia bawa.
Aku mengangguk cepat, "Kalau begitu aku akan memulainya dulu dengan menyetujui kontraknya. Lalu akan kuhubungi semua nama yang ada untuk mengumpulkan bukti kuat agar bisa memasukannya ke dalam sel. Kondisi perusahaannya akan melemah dan tidak lama kemudian bangkrut. Terdengar mudah."
"Kau tidak bisa menyepelekannya," tegur William padaku. "Aku tahu kau sudah ingin semua ini cepat selesai. Tapi kau harus ingat, Zayn, hanya untuk mengungkapkan semua kedoknya itu membutuhkan paling tidak waktu satu tahun. Kau tidak bisa terburu-buru atau justru malah gagal."
"Untuk apa berlama-lama kalau aku bisa menyelesaikannya dengan cepat?"
"Kau takkan bisa melakukannya," sentaknya keras. "Harusnya kau bersikap professional. Aku tahu kau sedang memikirkan gadis itu sehingga tidak fokus dengan apa yang harus kau kerjakan."
"Profesional?!" suaraku meninggi tanpa berusaha untuk mencegahnya. "Harusnya kau bersyukur karena aku masih mau membantumu, William. Bukan justru memaksaku untuk selalu menuruti kehendakmu. Memangnya kau pikir aku senang dengan apa yang kulakukan sekarang?"
Ia terdiam, aku mendengus dan kembali berbicara. "Orang yang sudah susah payah selalu kujaga pergi begitu saja. Aku harusnya bisa segera menemuinya sekarang. Menjalankan rencana untuk menjatuhkan Charlie dari jauh sehingga pria itu tidak menyadarinya. Tapi, di sini kau justru menahanku dan memintaku untuk membantumu juga. Membuatku tidak bisa melakukan apa pun selain menunggu agen sialan itu untuk kembali menghubungiku. Lalu ketika aku sudah menuruti kemauanmu dan sengaja mengalah, kau malah kembali memaksaku untuk mengikuti kehendakmu. Apakah itu caranya berterimakasih?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect You || Malik [au]
Fanfic"Ini hanya tentangku yang kau benci. Tentangku yang terlalu takut kehilanganmu. Tentangku yang mencintaimu dan terlalu pengecut untuk mengatakan yang sebenarnya padamu. Tapi, kumohon, jangan lagi mencoba menjauh dariku. Aku hanya ingin kau di sini...