Chapter 48

7K 808 106
                                    

“Sebaiknya kau bersihkan dirimu terlebih dahulu lalu berganti baju,” Zayn berhenti berjalan saat kami sampai di depan pintu kamarku.

“Aku perlu membuat sesuatu di dapur agar kau tidak kedinginan.” Ujarnya yang dijawab anggukan mengerti olehku.

Setelah Zayn menghilang menuju dapur, aku pun menghembuskan nafas lalu membuka kenop pintu sebelum melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam. Kulepas jaket milik Zayn yang tersampir di bahuku lalu melepas semua pakaian yang kupakai dan meninggalkannya begitu saja di lantai.

Aku melangkahkan kaki menuju kamar mandi di kamarku. Dan tubuhku langsung bereaksi saat merasakan dinginnya lantai yang kupijak.

Mengabaikan rasa dingin yang kembali menjalari tubuh, aku langsung menyalakan shower dengan air hangat. Sebenarnya aku sangat ingin berendam, tapi memikirkan keberadaan Zayn yang juga satu atap denganku membuatku mengurungkan niat. Bukanlah hal bijaksana jika aku berendam tapi malah ketiduran, dan Zayn akan menemukanku disini.

Tidak. Itu sama sekali bukan ide baik.

Membersihkan badan secepat yang kubisa, aku pun selesai dan mersa lebih baikan. Aku mengambil sebuah handuk yang tersampir di gantungan lalu segera melilitkannya pada tubuhku. Aku juga mengambil handuk lain yang lebih kecil unuk mengeringkan rambutku yang basah.

Sebelum berpakaian, aku terlebih dulu memunguti baju basahku yang tergeletak mengenaskan di lantai kamar. Sungguh, aku tidak percaya kalau tadi aku mengenakan pakaian ini. Saking basahnya pakaian itu, bahkan aku bisa memerasnya jika aku mau. Dan tidak dapat dipungkiri kalau air yang mengucur akan banyak.

Meletakannya di tempat yang biasa kugunakan untuk meletakan pakaian kotor, aku pun berjalan menghampiri lemari. Kuambil baju yang kubutuhkan tanpa melihatnya. Dan saat menyadari kalau yang terambil adalah sebuah sweater panjang dan juga celana legins, aku tidak ambil pusing dan langsung memakainya.

Aku sedikit terkaget saat mendengar suara pintu yang terbuka. Kutolehkan kepalaku untuk melihat siapa orang yang berani-beraninya masuk ke kamarku tanpa mengetuk terlebih dulu.

Dan saat menyadari bahwa orang yang kumaksud adalah Zayn, mulutku langsung ternganga. Dan dengan secepat yang kubisa, aku segera kembali menolehkan kepalaku menghadap lemari dan menyelesaikan pekerjaanku yang belum selesai.

Aku belum sepenuhnya memakai baju sehingga aku yakin kalau Zayn pasti melihat punggung telanjangku.

Sialan. Aku harus memberitahunya untuk mengetuk pintu terlebih dulu nanti. Untung saja tadi aku sudah setengah lengkap berpakaian. Kalau tidak?

Oh, tolong tidak usah dibayangkan.

“Bisakah kau mengetuk pintu terlebih dulu?” tanyaku saat dia mendekat.

“Makanlah, aku tau kau masih kedinginan.” Ucapnya mengabaikan perkataanku. Dia menunjukiku semangkuk sup hangat dan juga segelas teh hangat.

Dia meletakannya di meja dekat tempat tidurku, aku mendekatinya dan duduk di pinggir tempat tidur. Masih tidak mengerti mengapa dia terlihat peduli kepadaku.

“Mengapa kau melakukan semua ini? Maksudku, mengapa kau menye –membantuku?” Zayn tersenyum kecil, dia lalu ikut duduk di sampingku.

“Aku tidak bisa memberitahumu sekarang. Sebaiknya kau makan dulu sup itu sebelum dingin,” Aku baru saja ingin memprotes mengapa dia selalu tidak mau memberiku jawaban atas semua pertanyaanku. Tapi sayangnya dia melanjutkan perkataannya saat aku baru sempat membuka mulut.

“Makan sendiri atau kusuapi?” ucapnya yang langsung membuatku menutup mulut.

Aku sedikit menggerutu karena  ucapannya dan mau tidak mau mengambil sup yang berada di atas meja. Kuhirup aroma sup yang menguar di udara.

Protect You || Malik [au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang