Chapter 2

17.1K 1.2K 15
                                        

Emma Watson as Clarisse an Morgan at mulmed.

__________________________
Seperti yang telah kurencanakan kemarin, hari ini aku akan ke kampus untuk membayar administrasi kuliahku yang belum lengkap. Belum lunas, maksudku. Dengan uang hasil tadi malam, urusan bayar membayar kuliah sangatlah kecil bagiku.

Kalian tau, seberapa penghasilanku jika menang? Paling sedikit adalah $1000 dan paling banyak tidak akan terhitung, itu semua tergantung sponsor ataupun hasil taruhan. Entahlah, aku juga tidak tau, yang pasti aku tidak di rugikan apapun mengenai balap liar tersebut. Yeah, kecuali jika aku terkapar lagi di rumah sakit.

Omong-omong mengenai uang, aku jadi teringat tentang apartemen. Kalian ingat bukan niatku untuk membeli sebuah apartement? Nah, aku ternyata lupa lagi soal itu. Aku belum memberitahu Liz.

Kucuci tanganku secepat mungkin, hari ini aku memang sedang kebagian jatah bersih-bersih. Dari mencuci piring sampai apapun itu, yang pasti masih berada di flat sederhana milik Liz.. Kulahkahkan kakiku menuju kamar Liz, kami hanya berdua sekarang. Bels sudah berangkat sekolah terlebih dahulu.

"Liz, aku mau membicarakan sesuatu." Liz yang sedang bersiap-siap untuk pergi pun menoleh, alisnya terangkat menunggu ucapanku yang selanjutnya.

"Begini, seperti yang kau tahu. Aku sudah lama mengumpulkan uang untuk membeli apartemen. Dan, yeah aku rasa uangku sudah cukup. Jadi, kemungkinan besar aku akan pindah besok. Aku juga sudah mendapatkannya." ucapku panjang lebar.

Liz termangu sesaat, dia seperti sedang memikirkan sesuatu. Sedetik kemudian, Liz menyuruhku untuk duduk di kasurnya. Dia berdehem, "Memangnya hutang keluargamu sudah terlunasi?" tanyanya mantap.

Aku mengerjap, seperti yang telah kuperkirakan. Liz pasti bertanya tentang hal ini. Dia adalah tipe orang yang blak-blakan, ucapannya langsung ke inti tanpa bertele-tele. Kadang, dia juga bisa menyakiti perasaan orang lain dengan ucapannya yang terlalu frontal.

Tapi aku lebih suka dengan Liz yang sepeti ini. Daripada dia yang sok misterius ataupun dia yang selalu berbohong padaku demi menjaga perasaanku.

Aku tersenyum dan menatapnya senang, "Sudah. Uang hasil minggu lalu langsung kuserahkan kepada anak buah Jonathan. Kau tau 'kan minggu lalu aku sangat kekurangan uang? Nah itu karena semua uang yang kupunya langsung kuserahkan padanya, aku sudah tidak ingin merepotkanmu."

Liz menghela nafas lelah, dia menatapku lama, "Clarisse, aku sama sekali tidak pernah merasa direpotkan olehmu. Aku malah bersyukur jika kau dan Bels berada di sini, jadi aku tidak kesepian,"  dia lalu memalingkan wajahnya, "Dan mungkin jika kau akan pindah, aku jadi merasa kesepian lagi." lanjutnya lirih.

Aku menepuk bahunya, Liz selalu khawatir tentang ini. Aku sudah tau dari dulu walaupun Liz baru memberitahuku sekarang.

Kami memang tidak berteman sejak kecil, aku bertemu dengannya sekitar tiga tahun lalu. Tapi, aku juga tahu tentang kehidupannya. Begitu pula dengan keluarganya. Kondisi ekonomi keluarga Liz memang berkecukupan. Tapi tidak bisa di bilang lebih. Jadi, Liz memilih untuk tinggal di flat sederhana seperti ini.

"Aku akan mengajakmu tinggal," jawabku mantap. Perlu beberapa detik bagi Liz untuk mencerna ucapanku.

"Kau bercanda?" tanyanya tidak yakin. Aku tersenyum sambil menggeleng. Liz langsung memelukku saat dia melihatku menggeleng.

"Aku tidak akan merepotkanmu 'kan?" Dia melepas pelukannya dan memandangku cemas.

"Tidak, tapi kau harus mau bergilir membersikan apartemen nantinya," gumamku yang lantas membuatnya berdecak.

"Kalau urusan itu tidak usah kau bahas, Clarr."

Mendengarnya, aku hanya bisa tertawa lalu bangkit dari duduk. Kulihat jam tanganku yang sudah menunjukan pukul 10 pagi, lalu berdesis pelan. Aku sepertinya terlambat lagi.

Protect You || Malik [au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang