Long chapter for you guys. Hope you'll enjoy with this chapter. Sorry for late update, hahaha :)
___________________________
Sesampainya di apartemen, aku mendapati Bels yang sedang tertidur. Padahal sekarang masih sore, tapi dia malah tidur. Saat ingin membangunkannya, aku merasa tidak tega sehingga akhirnya ku urungkan niatanku itu. Aku memutuskan untuk membiarkannya tertidur saja dan membuatkan makanan untuk makan malamnya.
Menuju dapur, aku berpikir sejenak mengenai masakan apa yang akan ku masak. Paling tidak aku harus membuat sesuatu yang tahan lama, karena Bels belum pasti sudah bangun saat aku selesai memasak. Jadi, jika nanti dia bangun terlambat dan ingin makan, dia masih bisa memanaskan makanan yang kubuatkan.
Membuka kulkas, aku akhirnya tau apa yang akan kumasak. Sepertinya Sup Ayam bisa menjadi pilihan. Bels dan aku tidak terlalu menyukai sayuran, tapi aku dan dia menyukai daging. So, daripada tidak pernah mengkonsumsi sayur lebih baik aku memadukan keduanya. Aku pikir Bels juga tidak membenci Sup Ayam.
Setelah berkutat dengan semua bahan makanan dan juga cara memasaknya, akhirnya aku selesai membuat sup tersebut. Kucium aroma dari sup buatanku, ternyata sangat harum. Saat kucicipi pun rasanya cukup enak. Aku tidak menyangka bisa memasak seperti ini. Karena biasanya saat belum disini, aku selalu mengandalkan Liz untuk memasak.
Ah, Liz. lagi-lagi aku teringat dengannya dan juga kami yang sedang bertengkar. Aku harap dia tidak marah besar kepadaku.
Aku mengambil sup secukupnya untuk kumakan, sisanya tetap kutempatkan pada wadah di atas kompor. Hal itu bertujuan agar Bels lebih mudah untuk memanaskannya nanti.
Entahlah, seharusnya aku mandi lebih dulu darimada makan seperti ini. Namun kondisi perutku sangat tidak mendukung, mereka sudah berdemo untuk di isi karena seharian ini aku hanya makan pagi. Itu pun dengan sebuah omelet buatan Bels.
Kulihat jam dinding sekilas, ternyata sudah pukul setengah tujuh malam. Aku kira, aku baru saja pulang pukul setengah enam lalu memasak. Tapi waktu berjalan begitu cepat sampai aku tidak menyadari jika satu jam sudah berlalu.
Mengingat tentang pesan yang dikirmkan oleh Niall dan juga Rose, aku pun bergegas ke kamar. Sebelum itu aku terlebih dahulu melihat kamar Bels, dia ternyata masih tidur. Jadi aku memutuskan untuk langsung ke kamar milikku untuk membersihkan diri sekaligus bersiap-siap untuk pergi ke flat Harry.
Waktuku untuk mandi tidaklah lama. Aku hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Bukankan itu cukup cepat? Tolong katakana ya. Aku akan sangat terhibur jika kalian mau mengatakannya.
Tidak mau kejadian saat iaku mabuk terjadi lagi, aku memutuskan untuk memakai jeans panjang sekarang. Sedangkan untuk baju, aku hanya memakai t-shirt pendek yang kututpi dengan jaket. Luka lenganku belum sepenuhnya sembuh, jadi lebih baik seperti ini daripada aku ditanyai macam-macam oleh mereka yang nanti akan kutemui.
Saat menatap cermin, aku sedikit mengeryit. Luka lebamku memang sudah memudar, tapi bukan itu yang membuatku mengeryit. Rambutku, aku memperhatikan rambutku. Aku tidak menyangka jika rambutku sudah mulai memanjang. Padahal aku sudah memotongnya belum lama ini. Dan sekarang panjangnya sudah hampir mencapai pundak.
Kuambil sebuah gunting yang tergeletak di atas meja. Sepertinya aku harus memotongnya lagi. Aku mengarahkan gunting itu ke rambutku. Tapi saat aku kembali menatap cermin, enah mengapa aku merasa jika rambut ini tidak perlu kupotong.
Dengan ragu-ragu aku menjauhkan gunting itu dari rambut dan kembali meletakannya di atas meja. Aku mengerjap sebelum akhirnya memutuskan untuik mengambil sebuah sisir dan menyisirkannya di rambutku. Setelah selesai, aku kembali menatap cermin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Protect You || Malik [au]
Fanfiction"Ini hanya tentangku yang kau benci. Tentangku yang terlalu takut kehilanganmu. Tentangku yang mencintaimu dan terlalu pengecut untuk mengatakan yang sebenarnya padamu. Tapi, kumohon, jangan lagi mencoba menjauh dariku. Aku hanya ingin kau di sini...