Apakah Ini Mimpi

730 51 0
                                    

      Tak terasa waktu terus berjalan. Hari ini akan menjadi hari yang bahagia untuk sekolahku, aku pun juga. Aku berharap semoga lancar hingga selesai nanti. Ya hari ini kita akan tampil.

      Susunan acaranya yaitu kirab gubernur dan walikota diiringi oleh drum band Cendrawasih, drum band Cankalokananta. Ya spesial banget nih kedatangan AKMIL.
   " Zoya lihat yuk, pingin aku sekalian cuci mata" ajak lala dan Juwita.
   " Enggak ah males, aku mau persiapan pakai tampil aja".
   " Aduh masih lama kok, juga nanti balik kesini lagi" rengek Juwita.

  " Pengumuman bagi semua anak-anak kalian diperbolehkan menonton drum band dari Akpol dan Akmil, tapi ingat sesudah nonton balik lagi kesini khusus pemeran utama boleh lihat saja dengan mengenakan jaket dan tidak boleh mengikuti jalan" bu Farida.
   " Baik bu" jawab semua anak.

   " Yah berarti didepan situ ya, tapi gak papa dah orang mereka aktraksi disitu".

     Aku pun menyaksikan penampilan dari Akpol, aku juga ketemu sama kak Mahendra dia bilang hanya sebagai pendamping karna dia kan udah tingkat empat yang sebetar lagi akan lulus sebagai perwira. Penanpilan selanjutnya dari drum band Akmil, aku memerhatikan satu persatu siapa tau ketemu orang yang menyelamatkan aku serta bang Genta. Tapi aku tak tau apa ada bang Genta diantara mereka karna dia tak pernah memberikan foto.

     Seseorang pembawa drum sner di baris depan dengan membawa tulisan" Can" terus memandangku, aku pun langsung pergi ke tenda walau aktraksi dari Akmil belum selesai.

     Pentas seni pun dimulai disini aku berperan sebagai salah satu pendekar silat. Antusia dari semua Warga kota semarang sangat membuatku bersemangat untuk memberi penampilan yang terbaik.

     Di selatan kota semarang, 20 oktober 1945 merupakan perjalanan yang sangat panjang.
   " Hai siapa engaku, orang putih".
  " Ik ben brigadegeneraal Bethell ( aku brigadir Bethell)"

     Mereka semua disambut dengan baik dan terhormat. Tapi tiba-tiba.... Mereka kesini hanya ingin membebaskan tawanan yang jelas-jelas akan menimbulkan kekacauan. Pertempuran pun dimuali.... ambarawa menjadi kacau tak seperti dulu. Sosok nan tangguh perkasa itulah dia...

  " Aku kolonel. Sudirman akan bertempur demi bangsa ini....".
 
     Semua menjadi satu demi kemerdekaan Indonesia. Aku akan memimpin dengan taktik sumpit urang. Mari kita sama-sama bersatu usir para penjajah dari negeri ini.

      Alhamdulilah drama kolosal ini selesai. Keharuan serta kebanggaan bagi kami bisa memerankan dengan baik. Mungkin kami sempat tak percaya bisa menanpilkan dengan sangat baik. Berkat kerja sama drama ini mendapatkan penghargaan dari bapak Gubernur.

     Penapilan dari sekolah kami pun telah usai, tapi semua siswa masih berada disini.
   " Pak nanti aja ya pulangnya masih pingin lihat konser" seru siswa.
   " Lihat konser atau lihat taruna" goda pak kepala sekolah.
  Ya kepala sekolah ku ini orangnya sangat dekat dengan siswa, kadang aja dia mau diajak curhat.

  Aku duduk di lorong jalan bersama teman-teman dan guru-guru. Suasana ini seperti layaknya piknik, karna semuanya pada gelar tikar dan membawa rantang nasi... hahahaha.

    Canda tawa kami lontarkan. Walaupun disitu ada guru-guru, pada ngomongi taruna Akpol dan Akmil. Jangan salah, kepala sekolahku dan guru lainnya ikut juga nimbrung, Aku hanya menunduk dan melukis ditanah karna bosan dengan obrolan mereka yang tidak henti-hentinya membahas taruna, tapi....
   " Permisi semuanya" seorang misterius.

   " waaaahhhh baru di omongin padahal..." seru semua yang ada disitu. Suara ricuh para kaum hawa pun mulai terdengar di telingaku.

   " Maaf pak, apa benar ini dari SMA N X     Semarang".

    " Oh ya benar, saya Kepala Sekolanya. Ada apa ya Komandan".

Aku masih tetap menghadap ke bawah tak menanggapi sekitar.

    " Maaf pak jangan panggil komandan, saya masih taruna".

     " Ya allah sungguh indah ciptaaan mu ini" bisik temanku.

     " Oh ya ada yang bisa saya bantu, kalau boleh tau masnya siapa namanya dan dari mana".

     " Perkenalkan saya Semadatar Genta Dirgantara Ramadhan dari Akademi Militer ingin mencari siswi bernama Zoya Faruqqi kelas 11 pak".

     " Apa...  Zoya...." teriak Lala.
  Aku pun langsung menatap kearahnya. Wajah yang begitu asing dalam benakku. Semua orang yang ada disana hanya melihatku dengan tatapan aneh. Tubuh yang gagah, tinggi serta berkulit sawo matang yang tak begitu hitam.

    " Ya kak saya, ada apa ya, kakak ini siapa?" tanyaku dengan bingung.

    " Apa kamu tidak kenal saya" tanyanya dengan mengangkat satu alis.

    " Maaf kak gak kenal".
  
   Ia pun menyodorkan tangannya sambil memperkenalkan namanya. Mungkin ini awal pertama kita bertemu walaupun sebenarnya kita sudah kenal lewat Fecebook. Nama saya Genta Dirgantara Ramadhan, orang yang tak pernah melihatkan rupa aslinya, orang yang mungkin membuatmu harus menunggu ketika saya ada tugas, orang yang kamu kenal dari masih jadi Koptar, orang yang menghilang selama 5 bulan tanpa ada kabar.

    Aku pun membulatkan mata dengan tak percaya bahwa dihadapanku ialah bang Genta yang selama ini seperti orang misterius bagiku. Kami pun langsung mengobrol dengan asik tanpa melihat sekeliling yang tengah asik membicarakan ku dan Bang Genta.

    " Permisi pak, mohon izin mau bawa Zoya keliling mumpung saya disini saya pingin tau kota Semarang pak" Izin Bang Genta.

    " Oh silahkan mas, tapi jangan sampai lecet ya mas. Kalau bisa dibalikin dengan utuh" canda kepala sekolah.
 
     " Siap, insyaallah pak saya akan jaga. Jangankan Negara pak dia aja saya akan jaga samapai darah penghabisan" dengan senyum.

     Perkataannya membuat para guru ibu-ibu dan siswi lainnya menjerit histeris dan pak kepala sekolah hanya bisa mengangguk, aku hanya bisa geleng-geleng kepala saja dan terdiam kaku. Aku pun berjalan-jalan melihat bazzar, pertunjukan, dll. Kami sempat membeli beberapa makanan khas Semarang, sepanjang jalan bang Genta tak ada hentinya menawariku dengan beberapa jajanan. Sepanjang kita berdua jalan bang Genta tak banyak berbicara dia hanya berbicara jika meliht kedai makanan yang menurut dia enak makanannya. Hampir 30 menit aku mengelilingi tempat Karnaval tersebut banyak sekali orang mengira aku ini pasangannya bang Genta. Aku juga sempat dikenalkan oleh beberapa temannya bang Genta.

    " Bang aku boleh nanyak gak?".

    " Boleh, mau tanya apa?".

    " Bang Genta kok tau wajahku sih kan aku, gak pernah kasih foto".

    " Ya dek carinya pakai hati soalnya" dengan tersenyum.
   
     Matahari mulai menyengat di kulit. Keringat tak hentinya menetes, aku dan Bang Genta berjalan menuju tempat teman-teman ku berkumpul. Tak kusadari topi bergambar lambang Akmil ada diatasku. Para kaum hawa yang melihat ku menjerit begitu histeris karna adegan Bang Genta yang memakaikan ku topi tak hanya itu ia mengelap bagian pipiku yang berkeringat dengan sapu tangannya.

    " Dek, saya pergi dulu ya. Makasi ya udah mau nemenin saya, sore ini saya balik ke Akmil" .

    " Loh bang kok cepet banget".

    " Ya dek, kan saya sekolah disana".

    " Hehehehe ya bang, aku juga tau. Tapi kok cepet kan baru ketemu".

     " Ya kalau ada kesempatan lagi pasti saya akan kesini lagi".

     " Ya bang, berengkatnya naik apa bang?".
  
     " Naik bus Akmil dek, emang kenapa?".
  
     " Gak papa bang, mau nya sih nganter".
  
     " Ya udah kamu ke Akpol aja nanti".
 
    " Ya udah nanti aku ke Akpol".

    Bang Genta pun berpamitan dengan guru dan kepala sekolahku. Mereka semua pada menggodai bang Genta. Sabar ya bang mereka emang begitu dalam batinku.

Assalamualaikum....
     Hai teman-teman bagai mana ceritanya....
   Jangan lupa ya comment,vote, and follow ya

    
  

Tak Sempat Memiliki (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang