Tak terasa waktu terus berlalu mungkin saat ini keadaan kurang baik, udah jarang sekali aku bertemu Zoya setiap datang ke rumah sakit selalu menolak. Apa dia menghindar?
Zoya kamu dimana...
Apa aku salah menghindar darinya tapi semakin menjauh rasa ini semakin sakit. Aku tak tau apa ini salah, keadaan kita yang memaksa.
Aku tersadar semakin jauh aku dengan mu semakin rindu melihat mu, ya Allah apa ini yang kau namakan cinta?
" Mbak sebesar apapun menjauh pasti rasa rindu semakin besar, hampir tiap hari loh mas itu kemari dan hampir tiap hari saya berbohong ".
" Maaf mas yudha dan mbak cristina tapi saya gak bisa menemui dia untuk sementara waktu, tolong saya ".
" Mbak rasa cinta itu gak bisa dipikir oleh logika tapi hanya hati yang bisa membaca dan merasakan ".
" Benar kata mas Yudha, mbak Zoya itu orang baik pasti dapat yang baik juga ".
Bingung apa yang harus aku lakukan, terdiam sejanak.
" Mbak, mas saya pulang duluan ya ".
Sambil menunggu angkot tiba-tiba tanganku digenggam seseorang dengan reflek aku melawan.
Pukulan mengenai wajahnya...
" Bang Genta...".
Pukulanku mengenai ujung bibirnya. Aku mulai panik.
" Abang gak kenapa-kenapa kan ? " Sambil mengobati luka.
" Dek maaf, maaf buat kamu kecewa ".
" Abang gak salah, adek yang minta maaf ".
Menundukkan kepala tanpa melihatnya.
" Aku yang salah bang terlalu egois tanpa mengerti abang, benar kata abang aku tak pernah mengerti tentang abang dan maaf beberapa waktu ini aku selalu menghindar bukan aku marah tapi hanya ingin sendiri dan memahami keadaan ini ".
" Dek cuma kamu wanita yang bisa memahami abang " ucapnya.
Suatu saat aku pasti akan mengatakan semuanya dan mungkin ini waktunya. Kini aku sudah siap, mencintai memanglah urusan hati prihal dipilih atau tidak benar itu urusan nanti.
Kadang masalah hati bila hanya dipendam itu sulit tak semua orang mengerti isi hati yang sedang kita pendam.
" Zoya, izinkan abang mengenalmu lebih dekat dan menjadi imam mu nanti" ku ucapkan dengan lantang.
Membulatkan mata dan bingung akan menjawab apa, apa ini yang aku mau?.
" Abang tidak akan memaksa jawaban mu sekarang silahkan kau adukan ini pada Allah. Terima kasih sudah membuat abang mengatakan semuanya, rasa yang terpendam selama kita berteman sekarang sudah tersapaikan kepada wanita yang selalu abang sebut namanya dalam setiap doa".
Terlihat dia bingung seribu bahasa.
" Kenapa abang memilih Zoya ? " tanya nya.
" Zoya, jangan kau tanyakan ini kepada abang jika zoya ingin tau jawabannya tanyakan semua kepada Allah yang maha pemilik hati ".
Akhirnya aku memahami semua ini. Benar cinta adalah persahabatan susah dibedakan. Setiap sujudnya dia selalu memohon didekatkan denganku, mungkin ini waktunya dalam doaku akan ku sebut namanya, nama laki-laki pertama yang akan ku sebut dalam doaku.
Hati ini memang masih bertanya dan mencari-cari tapi cukup, aku akan serahkan semua kepada tuhan bila dia jodohku dekatkanlah dan selalu tunjukkan bahwa dia memang laki-laki yang telah tuhan takdirkan sebagai imam ku nanti.
Assalamualaikum...
Gimana ceritanya, terima kasih selalu setia membaca. Selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Sempat Memiliki (SELESAI)
RomanceCerita tentang seorang gadis SMA kelas 1 yang bertemu oleh seorang calon perwira angkatan darat tingkat 2 lewat jejaring sosial. Maaf kan aku ya bang... aku bisa menganggapmu sebagai teman dan seorang kakak. Apakah mereka akan bersatu.... Genre :...